Koefisien Determinasi Koefisien Korelasi

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linier berganda dengan tiga variabel, yaitu satu variabel takbebas dependent variable dan dua variabel bebas independent variable. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu : Y i = b o + b 1 X 1i + b 2 X 2 i + b 3 X 3i + e i 2.5 Dimana : I = 1,2,…,n n = ukuran sampel e 1 = variabel kesalahan Untuk rumus diatas, dapat diselesaikannya dengan tiga variabel yang berbentuk: ∑Y i = nb + b 1 ∑X 1i + b 2 ∑X 2i + b 3 X 3i 2.6 ∑X 1i Y i = b ∑X 1i + b 1 ∑X 1i 2 + b 2 X 1i X 2i + b 3 X 1i X 3i 2.7 ∑X 2i Y i = b ∑X 2i + b 1 ∑X 1i X 2i + b 2 ∑X 2i 2 + b 3 X 2i X 3i 2.8 X 3i Y i =b X 3 i + b 1 X 1i X 3i + b 2 X 2i X 3i + b 3 X 3i 2 2.9 Dengan b 1 ,b 2 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk x 1 = X 1 - X 1 2 = X 2 - , x X 2 , x 3 = 3 - X X 3 dan y = Y- Y , persamaannya liniernya menjadi y = b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3

2.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R 2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi Universitas Sumatera Utara keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas X yang ada didalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama – sama. Maka R 2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu : R 2 =  2 i reg y JK 2.10 Dimana : JK reg = Jumlah Kuadrat Regresi      n Y Yi y i i 2 2 2 2.11 Harga R 2 yang diperoleh variansi yang dijelaskan masing – masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja yang bersifat nyata.

2.7 Koefisien Korelasi

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain. Untuk nengukur kuat tidaknya antara variabel bebas dan tak bebas, ditinjau dari besar kecilnya nilai koefisien korelasi r. makin besar nilai r maka makin kuat hubungannya dan jika r makin kecil berarti makin lemah hubungannya. Nilai koefisien korelasi adalah -1  r  1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka koefisien korelasi akan mendekati 0; sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati 1. Universitas Sumatera Utara Untuk lebih memudahkan mengetahui seberapa jauh derajat keeratan antara variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut : -1,00  r  - 0,80 berarti berkorelasi kuat secara negatif -0,79  r  -0,50 berarti berkorelasi sedang secara negatif -0.49  r  0,49 berarti berkorelasi lemah 0,50  r  0,79 berarti berkorelasi sedang secara positif 0,80  r  1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif Untuk hubungan lima variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Koefisien Korelasi antara X 1 dan Y r yx1 =               } }{ { 2 2 2 1 2 1 1 1 i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n 2.12 2. Koefisien Korelasi antara X 2 dan Y r yx2 =               } }{ { 2 2 2 2 2 2 2 2 i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n 2.13 3. Koefisien Korelasi antara X 3 dan Y r yx3 =               } }{ { 2 2 2 3 2 3 3 3 i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n 2.14 Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik di Indonesia