Mengatasi Masalah Dana Pendekatan Pada Pihak Pengembang dan PPAT

Sebagai informasi tambahan, upaya penyuluhan tidak saja dilakukan dengan berdialog secara tatap muka dengan masyarakat, kegiatan penyuluhan juga dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan dialog interaktif melalui media siaran televisi dan radio maupun dialog non interaktif melalui media cetak. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu upaya pemberian informasi tentang tata cara peningkatan status hak atas tanah dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik. Informasi yang diberikan tersebut meliputi tujuan, proses atau cara serta akibat hukumnya. Sehingga masyarakat lebih mengetahui perkembangan tentang pertanahan, khususnya mengenai peningkatan status hak atas tanah dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik di Kota Medan.

2. Mengatasi Masalah Dana

Salah satu hambatan dari proses pelaksanaan peningkatan status hak atas tanah dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik adalah masalah dana, karena 2.2 bahwa masyarakat yang mengurus permohonan peningkatan status Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik masih merasa berat akan pengeluaran dana sebagai biaya yang harus mereka keluarkan 89 . Oleh sebab itu perlu kiranya Pemerintah Kota Medan mengambil kebijaksanaan dengan membantu lancarnya pengurusan peningkatan status hak atas tanah tersebut terutama bagi masyaraklat yang tergolong tidak mampu untuk 89 Wawancara dengan Ibu Damenta Munthe, Bagian Pertanahan Peningkatan Hak Perum Perumnas Martubung Medan, Tanggal 11 November 2009. Universitas Sumatera Utara mensubsidi biaya tersebut atau menanggung seluruh biaya bagi yang tidak mampu dari dana APBD Kota Medan. Dengan mengurangi biaya pengurusan, sedangkan biaya-biaya lain seperti biaya uang wajib tersebut tidak dapat dikurangi, karena sudah berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional.

3. Pendekatan Pada Pihak Pengembang dan PPAT

Upaya yang dapat dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan dalam mengatasi hambatan dalam peningkatan status tanah dari Hak Guna Bangunan Menjadi Hak Milik terhadap pihak pengembang di Kota Medan, adalah dengan memberikan batasan bahwa untuk setiap bidang yang dimohonkan luasnya tidak boleh lebih dari 2000 M 2 , dan setiap pemohon dibatasi pemilikan Hak Milik atas tanah untuk rumah tinggal tidak lebih dari 5 lima bidang dengan luas keseluruhan 5000 lima ribu M 2 . Apabila permohonan Hak Milik untuk rumah tinggal tidak memenuhi syarat untuk diproses, maka kepada pemohon akan diproses sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1972 Jo. Nomor 5 Tahun 1973. Selain itu, pihak Kantor Pertanahan Kota Medan juga melakukan pendekatan kepada pihak pihak pengembang sehubungan dengan kelengkapan syarat administrasi dari masyarakat sebagai pemohon agar segera dilengkapi, dalam hal ini syarat-syarat Universitas Sumatera Utara yang diperlukan dalam kepengurusan peningkatan status dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik. Begitu pula kepada PPAT, berkenaan dengan jangka waktu penyelesaian permohonan pendaftaran Hak Milik atas tanah untuk rumah tinggal yang selama ini dirasakan oleh masyarakat memerlukan waktu yang berfariasi, atau ada yang dalam pengurusannya melebihi dari waktu 2 dua minggu, maka untuk itu telah ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota, sesuai kondisi dan kemampuan kantor masing-masing dan agar hendaknya menepati jangka waktu tersebut, ketentuan bahwa untuk permohonan yang diajukan melalui Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah jangka waktu penyelesaiannya ditetapkan paling lama 2 dua minggu lebih lama dari pada yang diajukan oleh pemohon sendiri. Selain itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah cara bekerja yang lebih cepat dan lebih disiplin lagi agar tercapai target kerja yang telah ditentukan. Untuk itu pemahaman terhadap tugas-tugas di bidang pertanahan khususnya dalam peningkatan status tanah dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN