6
3. Memberikan sumbangan pemikiran yang akan digunakan sebagai bahan
masukan bagi yang berminat melakukan penelitian yang sama mengenai masalah internal auditor.
D. Kerangka Konseptual Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor sangatlah penting dalam mengawasi
kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu, Internal Auditor harus dapat bekerja secara independen dan profesional, serta bebas untuk menentukan kebijakan yang
positif dalam hal melakukan pengawasan. Fungsi internal auditor haruslah dapat memberikan pandangan dan memberikan laporan yang obyektif. Secara konsep,
Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor harus dapat membantu menigkatkan efisiensi dan efektifitas serta kualitas kinerja perusahaan. Keduduka n dan fungsi Internal
Auditor secara konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
7
Gambar 1.1
Internal Auditor
Kedudukan Internal Auditor : 1.
Independen 2.
Profesional Fungsi Internal Auditor :
1. Memberikan Pandangan
2. Laporan yang Obyektif
Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda
Inti Hubungan Konsep Melihat bagaimana Kedudukan dan Fungsi Internal
Auditor dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta kualitas kinerja operasional perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
8
B A B II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Internal Auditing
Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit- unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya
laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting
dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan, bantuan dalam bidang akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan dan pemberian nasehat di bidang manajemen.
Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa terutama dalam bidang pemeriksaan auditing dan bantuan dalam bidang akuntansi.
Auditing didefenisikan oleh para ahli yang pada prinsipnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Auditing menurut Report of the Committee on Basic
Auditing Consepts of The American Accounting Assosiation Accounting Review ,
vol 47 adalah :
“ Suatu Proses Sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
9
1. Suatu proses sistematis berupa serangkaian prosedur yang logis, terstruktur dan
terorganisir. 2.
Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan
berprasangka. 3.
Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas.
4. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan di mana asersi dapat diidentifikasi
dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. 5.
Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan
6. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat
antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. 7.
Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan atau mengandalkan hasil-hasil temuan auditor, dalam hal ini pihak manajemen, para
pemegang saham, kantor pemerintah dan masyarakat luas. Kosasih 2000 ; 285 memberikan pengertian Intenal Auditing sebagai
berikut : “Internal Auditing adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi saluran
untuk meyakinkan manajemen dengan observasi langsung apakah pengendalian yang ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efeltif, apakh pembukuan dan
laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sebenarnya, teliti dan tepat, dan apakah setiap bagian unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan
rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.”
Universitas Sumatera Utara
10
Defenisi di atas menunjukkan bahwa internal auditor telah berkembang
menjadi alat manajemen yang befungsi untuk menilai efisiensi seluruh aktivitas perusahaan.
Defenisi lain menurut Holmes Burns 2000 : 152 mengenai Internal Auditing adalah :
“Internal Auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan
perusahaan guna memberikan saran dan masukan bagi manajemen perusahaan.” Defenisi ini secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan internal auditing adalah
membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan tugas pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi
jauh ke depan. Karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas, internal auditor harus benar-benar dalam sikap dan pemikiran-pemikirannya, di samping itu harus
mampu tanggap dengan ukuran-ukuran yang dipergunakannya dalam penilainnya. Dari beberapa defenisi di atas, kita dapat memahami bahwa tujuan daripada
internal auditor adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada
mereka analisis penilaian, rekomendasi dan komentar yang obyektif mengenai kegiatan yang diperiksa.
Pada tahun 1998, Dewan Direksi Internal Auditor IIA membentuk kelompok kerja yang merumuskan pedoman Guidance Task Force – GTF yang
ditugaskan untuk mempertimbangkan perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan
Universitas Sumatera Utara
11
terhadap standar dan pedoman lainnya. Salah satu elemen terpenting GTF adalah mengembangkan suatu defenisi baru untuk audit internal yang mampu menangkap
esensi modern dari profesi tersebut secara ringkas dan jelas. Dalam melaksanakan hal tersebut, GTF mempertimbangkan komentar dan
saran dari para anggota IIA, serta defenisi berbasis kompetensi yang muncul dari draf pendahuluan atau Competency Framework For Internal Auditor CFIA . CFIA
mendefenisikan audit internal sebagai suatu proses yang membantu perusahaan memperoleh keyakinan bahwa resiko-resiko yang mungkin dihadapi telah dipahami
dan dikelola dengan layak dalam konteks perubahan yang dinamis. Pada tahun 1999, GTF memberikan defenisi audit internal sebagai berikut :
“ Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi perubahan
nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan.” Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
menerapakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecakapan kontrol dan
pengelolaan organisasi. Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang
mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi. Profesionalisme dan
komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam praktek profesional yang dikembangkan oleh Institute of Internal Auditor.
Universitas Sumatera Utara
12
Tujuan audit internal dapat dicapai dengan : 1.
Meneliti apakah pelaksanaan system di bidang akuntansi, keuangan, dan operasi telah cukup dan memenuhi syarat.
2. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana, dan prosedur yang telah
ditentukan telah disepakati. 3.
Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi. 4.
Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan kepada masing-masing anggota manjemen.
Menurut Sawyer’s Internal Auditing, audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasional
kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : 1.
Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan. 2.
Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3.
Peraturan Eksternal serta kebijaksanaan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti.
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dnegan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam mejalankan tanggung jawabnya secara
efektif. Defenisi Internal auditing menurut Institute of Internal Auditor IIA
sebagaimana tertulis di Modern Auditing 2002 : 491 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
13
“ Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan
memperbaiki kinerja organisasi. “ Audit Internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untu mengevaluasi serta meningkatkan efektifitas proses manajemen resiko, pengendalian dan pengelolaan.
Audit internal di berbagai tempat dan negara melakukan pekerjaan mereka secara berkala, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior.
Agar internal auditor dapat memberikan suatu hasil kerja yang baik serta laporannya menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai
bagian yang ada dalam perusahaan, maka internal auditor harus mempunyai sikap yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap ini mutlak harus
dipegangnya dalam dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui informasi yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam
perusahaan secara actual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi pimpinan, karena dapat mengurangi risiko kesalahan di dalam mengambil keputusan.
B. Kedudukan Internal Auditor