Pencahayaan Ventilasi TINJAUAN PUSTAKA

1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan. 2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah. 3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah. Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana yang tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Berikut ini adalah komponen-komponen rumah yang ikut berpengaruh dalam penyebaran penyakit TB :

a. Pencahayaan

Minimal cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan ±60 lux dan tidak menyilaukan. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan mampu membunuh kuman-kuman patogen. Rumah yang sehat memiliki pencahayaan yang cukup, tidak kurang dan tidak pula lebih, khususnya cahaya alam berupa cahaya matahari yang berisi antara lain ultraviolet. Cahaya yang banyak akan menyilaukan mata sedangkan jumlah cahaya yang sedikit akan mengakibatkan mudahnya kuman untuk hidup dan berkembang biak. Penularan TB terjadi karena exsposure Universitas Sumatera Utara penderita TB terhadap anggota keluarga ataupun masyarakat melalui udara dalam bentuk droplet penderita, selain itu kuman tersebut dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab, tetapi akan mati bila terkena matahari langsung. Kebutuhan cahaya alami yaitu sinar matahari sangat ditentukan oleh letak dan lebar jendela. Pencahayaan alami selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat mengurangi kelembaban, dan dapat membunuh kuman penyakit akibat pengaruh sianr ultraviolet. Semua cahaya pada dasarnya memetikan, tergantung jenis dan lama cahaya tersebut. Sinar matahari langsung dapat membunuh bakteri TB Paru dalam 5 menit Crofton, 2002.

b. Ventilasi

Ventilasi memungkinkan udara dapat berganti secara lancar. Luas lubang ventilasi tetap yang diperlukan minimal 10 luas lantai. Udara yang masuk sebaiknya udara yang bersih dan bukan udara yang mengandung debuberbau. Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi antara lain Notoadmojo, 2007: 1. Menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar, sehingga keseimbangan oksigen bagi penghuni tetap terjaga. 2. Membebaskan udara dari bakteri terutama bakteri patogen. 3. Menjaga rumah dalam kelembaban yang optimal. Luas ventilasi alamiah permanen minimal 10 dari luas lantai, apabila ditambah dengan lubang ventilasi insidentil seperti jendela dan pintu sebesar 10 maka luas ventilasi minimal 20 dari luas lantai. Depkes, 1999. Kualitas udara didalam rumah berkaitan dengan masalah ventilasi dan kegiatan penghuni didalamnya. Bertambahnya jumlah penduduk dalam pemukiman diperkotaan, Universitas Sumatera Utara menyebabkan kepadatan bangunan dan sulit membuat ventilasi dan bahkan ada rumah yang tidak mempunyai jendela, tidak ada lubang angin dan tidak pernah ada sinar matahari masuk, keadaan udara didalam rumah terasa pengap. Perjalanan kuman TB Paru setelah dibatukkan akan terhirup oleh orang disekitarnya sampai ke paru-paru, sehingga dengan adanya ventilasi yang baik akan menjamin pertukaran udara, sehingga konsentrasi droplet dapat dikurangi. Konsentrasi droplet pervolume udara dan lamanya waktu menghirup udara tersebut memungkinkan seseorang akan terinfeksi kuman TB Paru Depkes, 2002.

c. Kepadatan hunian dalam rumah

Dokumen yang terkait

Tindakan Bidan Dalam Pencegahan Hipotermi Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

0 24 61

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Terhadap Pencegahan Infeksi Nosokomial di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

0 35 78

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Tentang Rawat Gabung Di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

0 54 50

LANGUAGE SHIFT OF MANDAILINGNESE IN BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN.

0 6 24

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

3 11 15

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 2 16

BILINGUALISME KEDWIBAHASAAN pada masyarakat 1

0 0 5

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Pekerjaan Dengan Kejadian TB Paru di Kelurahan Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2015

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Pengertian Tuberkulosis - Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Pekerjaan dengan Kejadian Tuberkuloso Paru di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2015

0 0 22

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 14