Unsur-Unsur Dalam Novel Novel

36 3 Tokoh antagonis adalah tokoh yang mempunyai perilaku berbanding terbalik dengan protagonis, biasanya pelaku sering memunculkan konflik dengan protagonis. 4 Tokoh tritagonis Adalah tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis. 5 Tokoh pembantu bertugas membantu pelaku utama dalam cerita. Tokoh pembantu bisa menjadi pahlawan atau penengah dalam suatu cerita. d. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal. 1 Alur linear adalah alur dengan susuna peristiwa berdasarkan kronologis kejadian dan berdasarkan urutan waktu. 2 Alur kausal adalah rangkaian peristiwa yang saling berkaitan dengan berdasarkan hubungan sebab-akibat. 3 Alur tematik adalah alur berdasarkan tema suatu cerita. e. Latar Latar adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu dan sosial atau suasana dalam cerita. Latar merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam sebuah cerita, karena latar atau setting dapat memengaruhi imajinasi pembaca. Latar atau setting cerita dibagi menjadi tiga, yaitu: 1 Latar tempat adalah tempat berlakunya sesuatu peristiwa dalam karya sastra. Latar tempat dalam karya sastra berfungsi sebagai media kepada para pelaku untuk menjalankan gerak kerja mereka. 37 Tanpa latar tempat yang sesuai, jalan cerita akan menjadi hambar dan tidak mampu menarik perhatian pembaca. 2 Latar waktu adalah waktu tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar waktu dapat berupa jam, hari, bulan, tahun bahkan zaman tertentu yang melatarbelakanginya. 3 Latar sosial atau suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan dan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama. Dengan mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama lalu terlarut dengan suasana cerita. f. Sudut Pandang Point Of View. Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh- tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai: 1 Sudut pandang orang pertama. first person point of view Dalam pengisahan cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama, dan menggunakan kata „aku‟ sebagai tokoh utama, narator adalah seseorang yang ikut terlibat langsumg dalam cerita. Ia adalah si „aku‟ tokoh yang berkisah, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakn, 38 serta sikapnya terhadap orang tokoh lain kepada pembaca. Tokoh „aku‟ ini bisa saja menjadi tokoh utama, yaitu „aku‟ memang yang menjadi pemeran utama. Dan tokoh „aku‟ bisa saja hanya menjadi pemeran tambahan, yang hanaya ada dipengantar dan penutup. 2 Sudut pandang orang ketiga. third person point of view Dalam cerita yang memergunakan sudut pandang orang ketiga, tokoh utamanya banyak menggunakan kata „dia‟, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. g. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi pemilihan kata yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan bagi setiap pengarang. Masing-masing pengarang mepunyai gaya bahasa yang khas.dan pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Yang kedua novel mengandung unsur ekstrinsik. Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain-lain diluar unsur intrinsik. Unsur eksentrik atau unsur yang berasal dari luar adalah 39 segala macam unsur yang berada di luar suatu novel yang memengaruhi novel tersebut. Dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya sang pengarang dalam menggarap ceritanya, tergantung pula pada kepandaiannya memadu segala unsur itu secara logis menjadi suatu kesatuan yang hidup dan segar, wajar dan ilmiah.

3. Novel Sebagai Media Dakwah

Pengertian media itu sendiri secara etimologi diambil dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat perantara dalam buku Asmuni Syukir mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat di jadikana alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu, dapat berupa material,orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. 33 Tulisan merupakan cara atau media informasi yang memiliki kelebihan diantara media-media dakwah lainnya seperti elektronik, berceramah, dan lain sebagainya. Berdakwah melalui media elektronik tentu hanya bisa dinikmati pada waktu tertentu saja, dan dalam kesempatan yang berbeda maka akan berbeda pula yang diterima dari mad‟u. Begitu pun dengan cara berceramah sama halnya seperti media elektronik. Sedangkan pada media dakwah tulisan atau bi Al- qalam, disaat yang berbeda mad‟u masih bisa menciptakan rasa, pesan, pengertian yang sama dari sumber tulisan yang pernah dibaca. Dakwah melalui tulisan adalah salah satu metode dakwah Rasulullah SAW. Hal ini pernah dilakukan dengan mengirim surat pada sejumlah 33 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya:Al-Ikhlas, 1983, h.104 40 pengurus Arab saat itu atau yang paling mungkin lagi karena pesan pertama Al- qur‟an adalah membaca, tentu perintah membaca ini erat kaitannya dengan perintah menulis. 34 Novel sebagai media tulis biasanya memasukkan nilai-nilai dakwah atau moral. Karena hal itu merupakan cara mengemas materi dakwah agar terlihat menarik, tidak monoton, dapat menambah wawasan, menghibur, dan dapat dinikmati kapan saja bahkan bisa dibaca ulang jika pembaca sedikit lupa. Novel yang islami dan bernilai dakwah bisa dilihat dari pribadi pengarangnya, latar belakang pengarangnya dan keinginan pengarang dalam berdakwah. Dalam novel terdapat banyak pesan-pesan dakwah yang disampaikan di setiap uraian kalimatnya. Novel sebagai media informasi tertulis, tidak terbatas ruang dan waktu sehingga pembaca memiliki waktu untuk memahami pesan-pesan dakwah dalam novel tersebut.dengan membaca novel islam, pembaca secara tidak langsung mendapatkan pesan-pesan dakwah dan pengetahuan islam yang terdapat dalam novel yang telah dibacanya. 34 Aep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan,Bandung:Mujahid,2004,h.5 41

BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

A. Biografi Tere Liye

Tere Liye berasal dari bahasa India dengan arti untuk-Mu. Yang dimaksud untuk-Mu adalah untuk sang penguasa kehidupan. Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Tandaraja, Palembang. Lahir dan besar di pedalaman Sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. Menempuh pendidikan di SDN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan sejak tahun 1986-1991, melanjutkan SMP nya di SMPN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan sejak tahun 1991-1994, meneruskan pendidikan SMAnya di Lampung dan bersekolah di SMAN 9 Bandar Lampung sejak tahun 1994-1997, dan melanjutkan pendidikannya dengan spesifikasi pendidikan jurusan Accounting ke perguruan tinggi Universitas Indonesia sejak tahun 1998-2002. Tere liye tidak seperti penulis lain yang biasanya mencantumkan data diri lengkap pada setiap bukunya. Sehingga ketika buku atau novel marak di pasaran biasanya langsung membuat sang penulis terkenal dan diundang ke berbagai acara. Tere liye bersikukuh tidak ingin dikenal pembaca. Tetapi dengan situasi yang mendesak dan berjalannya waktu yang dirasa sudah tidak mudah untuk menyembunyikan identitas aslinya, nama asli Tere Liye perlahan mulai diketahui ataupun dikenal. Tere Liye biasa dipanggil bang Darwis. Tere Liye atau biasa dikenal bang Darwis sudah mempunyai keluarga kecil beristrikan Riski Amelia dan mempunyai anak bernama Abdullah Pasai. Bang Darwis saat ini berprofesi sebagai dosen di salah satu Universitas di