Pengertian Pesan Dakwah Pesan Dakwah

25 dari Al- qur‟an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak dengan berbagai sumber ilmu yang diperoleh darinya. 20 Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Tentang Aqidah Secara etimologi, aqidah berasal dari kata Al-Aqdu yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan dengan kuat, juga berarti yakin dan mantap. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertian, yaitu pengertian secara umum dan pengertia secara khusus. Secara umum, aqidah yaitu “pemahaman yang benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada Allah, iman kepada Malaikat, Rasul, Kitab-kitab Allah, Hari Akhir, serta Qada dan Qadar. Secara khusus akidah bersifat keyakinan bathiniyah yang mencakup ruku iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi juga masalah- masalah yang dilarang oleh Islam”. 21 a. Iman Kepada Allah Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan. 20 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997, cet. Ke-1, hal.33-34 21 Indriansyah Islamiyah, Akhlak Islamiyah, Jakarta: Parameter, 1998, h.5 26 b. Iman Kepada Malaikat Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah. c. Iman Kepada Kitab Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam firman, ucapan-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah. d. Iman Kepada Rasul Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan syari‟ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang barubukan dari Taurat. 27 e. Iman Kepada Hari Akhir Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka. f. Iman Kepada Qada dan Qadar Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. 2. Tentang Akhlak Secara etimologi akhlak berarti budi pekerti, peringai, prilaku, atau tabiat. Secara umum ada beberapa definisi tentang akhlak: Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah perbuatan-perbuatan, baik ataupun buruknya tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 22 Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan menyatu, membentuk suatu 22 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim Bandung: Mizan, 1997, h. 39 28 kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia sebagai firtah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk. Pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Akhlak yang baik atau terpuji Al-Akhlaqul Mahmudah yaitu, perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya. b. Akhlak yang buruk atau tercela Al-Akhlaqul Madzmumah yaitu, perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhuk lainnya. 23 3. Tentang Syariah Syariah secara bahasa berarti jalan keluarnya air minum, secara istilah syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba- hamba-Nya, termasuk peraturan-peraturan dan hukum segala hal yang telah ditetapkan oleh Allah. Syariah sangat erat hubungannya denga akidah, kalau akidah adalah iman atau keyakinan maka syariah adalah hal yang perlu dilakukan sesudah keimanan, yakni amal shaleh atau perbuatan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam, seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia dari segala aspek.

3. Unsur-Unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah faktor atau muatan-muatan yang mendukung aktivitas dakwah itu sendiri, artinya satu kesatuan yang saling 23 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, Cet. Ke-4, h. 3 29 mendukung dan mempengaruhi antara unsur satu dengan yang lainya, antara lain : a. Subjek Dakwah Yang dimaksud dengan subjek dakwah adalah da‟i. Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan atau pun perbuatan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da‟i sering disebut kebanyakan orang dengan mubaligh orang yang meyampaikan ajaran Islam. b. Objek Dakwah Mad‟u atau objek dakwah adalah isim maf‟ul dari kata da‟a berarti orang yang diajak, atau yang dikenakan perbuatan dakwah mad‟u adalah objek sekaligus subjek dakwah. Mad‟u yaitu orang-orang yang menjadi sasaran dakwah atau penerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. 24 c. Materi dakwah Materi dakwah atau disebut juga dengan isi pesan dakwah yaitu segala sesuatu yang disampaikan oleh da‟I kepada mad‟u yang sesuai dengan Al- Qur‟an dan hadist. Secara global pada dasarnya materi dakwah Islam dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: 24 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 90 30 1. Masalah Keimanan Aqidah, adalah “pokok kepercayaan dalam agama Islam. Dalam Islam aqidah merupakan I‟tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah- masalah yang erat hubungannya dengan rukun Iman” 2. Masalah KeIslaman Syariah, adalah “seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antar manusia itu sendiri. ” 3. Masalah Budi Pekerti Akhlaqul Karimah, adalah “dalam aktivitas dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang.” 25 d. Metode Dakwah Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani, motodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. 26 Menurut H. Toto Tasmara, metode dakwah adalah cara-cara tertentu seorang da‟i komunikator kepada mad‟u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. 27 Bagaimana pun caranya. Ada beberapa dasar metode dalam melakukan dakwah yang lebih efisien, diantaranya adalah: 1 Metode Ceramah 25 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah,2009, h. 113. 26 Ibid, 96 27 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, h.47