Nyeri Akut Nyeri Kronik

2.2.5. Jenis Nyeri Ada dua jenis nyeri yaitu :

1. Nyeri Akut

Nyeri akut ini biasanya terjadi tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Kerusakan yang disebabkan oleh nyeri akut tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik. Nyeri akut ini bisa terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan terjadi penyembuhan Suddarth, 2002. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu durasi dari 1 detik sampai dengan kurang dari enam bulan. Nyeri akut umumnya terjadi pada cedera, penyakit akut, atau pada pembedahan dengan awitan yang cepat dan tingkat keparahan yang bervariasi sedang sampai berat. Nyeri akut dapat dipandang sebagai nyeri yang terbatas dan bermanfaat untuk mengindikasikan adanya cedera atau penyakit pada tubuh. Nyeri jenis ini biasanya hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan menyembuh Suddarth, 2002.

2. Nyeri Kronik

Nyeri Kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya dan berlangsung enam bulan atau lebih Suddarth, 2002. Nyeri kronis umumnya timbul tidak teratur, intermiten, atau bahkan persisten. Karakteristik nyeri kronis adalah penyembuhannya tidak dapat Universitas Sumatera Utara diprediksi meskipun penyebabnya mudah ditentukan namun, pada beberapa kasus sulit ditemukan. Nyeri kronis dapat menyebabkan klien merasa putus asa dan frustasi. Klien yang mengalami kronis mungkin menarik diri dan mengisolasi diri. Nyeri ini menimbulkan kelelahan mental dan fisik Suddarth, 2002. 2.2.6. Efek Yang Membahayakan Dari Nyeri Nyeri akut tanpa melihat sifat, pola atau penyebab nyeri, nyeri yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang membahayakan diluar ketidak nyamanan yang disebabkannya. Selain merasakan ketidaknyamanan dan mengganggu nyeri akut yang tidak reda dapat mempengaruhi sistem pulmonal, kardiovaskuler dan gastrointestinal Guytun, 1997. Nyeri kronik, sama halnya dengan nyeri akut yang mempunyai efek negatif, nyeri kronik juga mempunyai nyeri yang merugikan. Nyeri kronik sering menyebabkan depresi dan ketidakmampuan. Nyeri yang terjadi sepanjang waktu yang lama sering mengakibatkan ketidakmampuan. Pasien mungkin tidak mampu untuk melakukan aktivitas dan melakukan interpersonal sebelum nyeri mulai terjadi. Ketidakmampuan ini dapat berkisar dari membatasi keikutsertaan dalam aktivitas fisik sampai tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadi seperti berpakaian atau makan, perawat harus mengerti efek dari nyeri kronik pada pasien dan keluarganya dan harus mempunyai pengetahuan tentang strategi perbedaan nyeri dengan sumber yang sesuai untuk penatalaksanaan nyeri Guytun, 1997. Universitas Sumatera Utara 2.2.8. Tindakan Untuk Mengatasi Nyeri. Berbagai tindakan dapat dilakukan bidan untuk mengatasi nyeri yaitu : 1 Membentuk hubungan saling percaya. 2 Menggunakan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri. 3 Melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri sebelum nyeri menjadi lebih parah. 4 Mempertimbangkan kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam upaya mengatasi. 5 Menentukan jenis teknik untuk mengatasi nyeri berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh klien. 6 Melakukan teknik-teknik oleh klien yang dianggap efektif. 7 Mendorong klien untuk mencoba melakukan kembali teknik mengatasi nyeri jika, terapi yang dilakukan sebelumnya tidak efektif. 8 Membuka wawasan dan pengetahuan terhadap cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri. 9 Melindungi klien. 10 Beri penjelasan kepada klien tentang nyeri yang timbul atau dirasakan klien. Tindakan untuk mengatasi nyeri dapat dibedakan menjadi dua yaitu : Tindakan pengobatan Farmakologi dan tindakan tanpa pengobatan atau Nonfarmakologis. Menurut stimulasi yang diberikan, nyeri dapat dikelompokkan dalam stimulasi tingka tinggi pada otak dan stimulasi tingkat rendah pada spinotalamikus stimulasi pada otak adalah tindakan yang memungkinkan otak bekerja untuk mengurangi nyeri, sedangkan stimulasi tingkat spinotalamikus adalah pemberian jumlah rangsangan pada tubuh untuk mempengaruhi sensasi nyeri sebelum sampai di otak Tamsuri, 2006. 2.3. Sectio Caesarea 2.3.1. Pengertian Operasi Sectio Caesarea Sectio Caesarea adalah persalinan untuk melahirkan janin dengan Universitas Sumatera Utara