Peran serta Fungsi Pimpinan

6. Peran serta Fungsi Pimpinan

Peran pimpinan terdiri dari : a. Peran Antarpersonal Semua pimpinan diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan bersifat simbolis. Peran ini mencakup perekrutan, pelatihan, pemberian motivasi, dan pendisiplinan pegawai. Pada Fakultas Ekonomi S1 Akuntansi, peran antarpersonal terlihat dari pimpinan yang melaksanakan kegiatan seremonial seperti mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh gubernur dan pejabat-pejabat Negara ataupun dosen-dosen dari dalam maupun luar negeri. Pimpinan juga mempunyai tanggung jawab atas penggajian pegawai dan latihan kerja seperti memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan keterampilan kerja. Selain itu, pimpinan juga harus memotivasi dan meningkatkan semangat kerja pegawai. b. Peran Informasional Dalam peran ini, pimpinan bertindak sebagai penyalur untuk meneruskan informasi kepada pegawainya. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, pimpinan mempunyai kontak jaringan yang sangat luas, sehingga memperoleh informasi-informasi dari berbagai sumber. Pimpinan melaksanakan peran ini dengan cara memberikan informasi terkini kepada pegawai mengenai pendidikan serta memberikan gambaran dan arahan kepada pegawai mengenai hal hal yang sebaiknya dilakukan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pimpinan fakultas ekonomi bertindak sebagai Universitas Sumatera Utara penerus informasi kepada bawahannya dalam rangka perbaikan kinerja fakultas. Informasi tersebut diperoleh pimpinan dari seminar-seminar ataupun pertemuan-pertemuan yang diadakan baik secara nasional maupun internasional. c. Peran Pengambilan Keputusan Dalam peran ini, pimpinan melakukan tindakan korektif untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, pimpinan melakukan peran ini dengan cara mengawasi dan memantau seluruh unit kerja fakultas dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada unit Bagian kerja pada Fakultas. Pimpinan Fakultas Ekonomi mengambil berbagai keputusan yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang terjadi di lingkungan fakultas. Dalam pengambilan keputusan, seorang pimpinan harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil secara tepat. Fungsi Pimpinan Siagian,2003 terdiri dari: a. Pimpinan sebagai penentu arah Arah yang dimaksud terdapat dalam strategi dan taktik yang disusun serta dijalankan oleh organisasi. Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai perumus dan penentu strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Pimpinan sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai wakil dan juru bicara organisasi dengan pihak luar. Kebijakan dan kegiatan organisasi perlu Universitas Sumatera Utara dijelaskan kepada pihak luar dengan maksud agar pihak tersebut mempunyai pengertian yang tepat tentang kehidupan organisasional. Pengertian yang tepat diharapkan bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan serta memberikan kepercayaan kepada organisasi. c. Pimpinan sebagai Komunikator yang Efektif Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam organisasi dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Interaksi yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama pejabat pimpinan, dan antara sesama pegawai dapat terjalin dengan baik karena adanya komunikasi yang efektif. Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat berperan sebagai komunikator yang efektif. Hal ini diperlukan agar tidak timbul perselisihan, perbedaan paham bahkan konflik antara pihak-pihak yang saling berhubungan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka sebagai seorang pimpinan harus dapat menggunakan saluran komunikasi yang tepat apakah saluran yang bersifat formal atau yang bersifat informal. d. Pimpinan sebagai mediator Dalam kehidupan organisasional, selalu ada situasi konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun di dalam organisasi. Konflik terbagi menjadi dua yaitu konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya pencapaian tujuan dan meningkatkan prestasi kerja. Tetapi konflik ini juga harus diatasi sebab apabila tidak dapat berubah akan menjadi konflik disfungsional. Konflik disfungsional merupakan konflik yang menjadi penghalang bagi peningkatan Universitas Sumatera Utara prestasi kerja dan tidak mendukung tercapainya tujuan. Empat faktor penyebab timbulnya situasi konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu: 1. Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tidak efektif 2. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain 3. Ketidaksalingpercayaan antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi 4. Kelompok pimpinan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam organisasi baik konflik fungsional maupun disfungsional. Cara yang dilakukan pimpinan dalam mengatasi konflik adalah : a. Kompetisi Kompetisi diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi. Cara ini digunakan untuk mengatasi konflik fungsional. Dengan adanya kompetisi ini, maka diharapkan timbulnya persaingan yang sehat antara individu dalam satu kelompok kerja dan dapat mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja, produktivitas, dan inovasi. b. Kompromi Pimpinan dapat mengatasi konflik dengan cara kompromi. Pimpinan mendiskusikan hal- hal yang menjadi penyebab konflik serta cara mengatasinya, dan dalam cara kompromi ini diperlukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan pegawai. Universitas Sumatera Utara c. Pimpinan sebagai penggerak dan motivator Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua orang yang dipimpinnya memiliki semangat yang tinggi. Jiwa, pikiran, dan semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang. Para pegawai yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan juga apatis terhadap nasib dan masa depannya, berubah menjadi percaya diri, optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasib mereka dapat berubah menjadi lebih baik. Dalam menggerakkan dan memotivasi pegawai, seorang pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi pegawai, pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas.

7. Kepribadian pimpinan