Fisiologi Nyeri Patofisiologi Nyeri pada NPB

prokain, tidak ada sensasi nyeri, sehingga dapat diasumsikan bahwa iritasi ligamentum longitudinale posterior dengan meningkatnya tekanan intradiskal yang telah berdegenerasi adalah mekanisme penghasil nyeri Meliala, 2002.

2.2.6. Fisiologi Nyeri

Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita membahas mengenai proses rangsangan nyeri secara fisiologis. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh; rangsangan nyeri timbul bila ada jaringan rusak, dan hal ini menyebabkan individu bereaksi dengan cara menghindar terhadap stimulus nyeri Berbeda dengan nyeri yang menyertai cedera perifer, yang berfungsi sebagai mekanisme protektif normal untuk memberi peringatan mengenai kerusakan yang sudah atau akan terjadi pada tubuh, keadaan nyeri kronik abnormal diperkirakan disebabkan oleh kerusakan pada jalur-jalur nyeri, walaupun tidak terdapat cedera perifer atau rangsangan nyeri Sherwood, 2001. Lokalisasi nyeri baru dapat ditentukan bila nyeri disertai dengan rangsangan taktil. Impuls nyeri yang berada dari nosiseptor disalurkan ke SSP melalui salah satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan melalui serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin dengan kecepatan sampai 30 meterdetik jalur nyeri cepat. Impuls dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serabut C yang kecil dan tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meterdetik jalur nyeri lambat Guyton, 1997.

2.2.7 Patofisiologi Nyeri pada NPB

Berbagai jaringan peka nyeri terdapat di punggung bawah, yaitu periosteum, 13 bagian luar anulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia, dan otot. Reseptor nyeri tersebut sebenarnya berfungsi sebagai proteksi yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsungnya penyembuhan. Salah satu mekanisme pencegahan adalah dengan spasme otot yang nantinya dapat menyebabkan iskemi dan sekaligus menyebabkan titik picu Universitas Sumatera Utara nyeri. Pembungkus saraf juga kaya akan nosiseptor yang berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi terutama nyeri yang dalam dan sulit terlokalisasi. Pada penderita NPB terjadi hiperalgesia skunder hiperalgesia di sekitar lesi di jaringan yang sehat yang hanya dapat dibangkitkan dengan stimulasi mekanikal. Hiperalgesia adalah respon berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri yang diakibatkan sensitisasi dari nosiseptor. Terjadinya hiperalgesia skunder disebabkan adanya kemampuan neuron di kornu dorsal medula spinalis memodulasi transmisi impuls neuronal. Proses modulasi ini terjadi karena impuls yang terus menerus menstimulasi medula spinalis yang berasal dari daerah lesi sehingga neuron di kornu dorsalis menjadi lebih sensitif Meliala, 2002.

2.2.8. Diagnosis Klinis