Landasan Teori Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi

55 krisis pangan, serta rendahnya kualitas gizi dan kesehatan masyarakat akan marak terjadi. Kasus gizi buruk dan busung lapar yang banyak ditemukan di beberapa daera ditengarai sebagai dampak tidak langsung dari makin terbatasnya lahan pertanian. Anonimous, 2006

2.2 Landasan Teori

Setiap orang mempengaruhi lingkungan hidupnya. Makin besar jumlah orang semakin besar pula potensi dampaknya. Penelitian didalam dan di luar negeri menunjukkan bahwa hal ini terjadi juga pada masyarakat tradisional. Dengan pertumbuhan penduduknya mereka melakukan eksploitasi lebih pada sumber daya alamnya sehingga terjadi kerusakan. Soemarwoto, 2001 Kepemilikannya lahan rata-rata perkapita semakin menurun, jika penurunan ini diikuti juga dengan penurunan produktifitas lahan akibat degredasi maka umat manusia akan menemui kesulitan besar dalam memenuhi kebutuhan akan bahan pangan maupun lahan untuk tempat tinggal.Suripin, 2002 Lahan yang terbatas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan sedikitnya lahan yang tersedia bagi setiap orang petani landman ratio yang rendah. Akibat harga lahan tinggi, skala usaha kecil sehingga efesiensi usaha tani rendah. Akibat pertumbuhan penduduk tinggi dan lambatnya pengembangan lapangan kerja di sektor lain mengakibatkan rendahnya pendapatan di sektor pertanian dan timbulnya pengangguran terselubung disquised unemployment. Simanjuntak, 2004 Alih fungsi lahan sawah dapat menimbulkan dampak berupa kerugian, terutama hilangnya lahan produktif penghasil beras, di samping tidak dipungkiri membawa manfaat-manfaat secara ekonomi. Dengan demikian, sesungguhnya Universitas Sumatera Utara 56 tidak mudah untuk membuat perhitungan tentang manfaat dan kerugian akibat konversi lahan sawah ini, apalagi cukup banyak juga manfaat dan kerugian yang sifatnya intangible. Ashari, 2006 Proses alih fungsi lahan secara langsung maupun tidak langsung ditentukan oleh dua faktor besar, yaitu 1 sistem kelembagaan yang dikembangkan masyarakat dan 2 sistem non-kelembagaan yang berkembang secara alamiah dalam masyarakat, baik akibat proses pembangunan atau sebagai proses internal yang ada dalam masyarakat dalam kaitannya dengan memanfaatkan sumber daya lahan. Kristianto, 2003 Sumaryanto et al. 1994 menyatakan dampak negatif kerugian akibat konversi lahan terutama adalah pada sisi hilangnya peluang memproduksi hasil pertanian di lahan sawah yang terkonversi, yang besarnya berbanding lurus dengan luas lahannya. Jenis kerugian tersebut mencakup produksi pertanian dan nilainya, pendapatan usaha tani, dan kesempatan kerja pada usaha tani. Selain itu juga hilangnya peluang pendapatan dan kesempatan kerja pada kegiatan ekonomi yang tercipta secara langsung maupun tidak langsung dari kaitan ke depan forward linkage maupun ke belakang backward linkage dari kegiatan usaha tani tersebut, misalnya usaha traktor dan penggilingan padi. Ashari, 2006 Universitas Sumatera Utara 57

2.3 Kerangka Pemikiran