1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan berbeda dengan badan usaha. Badan usaha berkaitan dengan organisasi yang kegiatannya bertujuan mencari laba, sedangkan perusahaan berkaitan
dengan tempathal kegiatan yang dilakukan oleh badan usaha tersebut. Perusahaan industri adalah perusahaan yang mengolah suatu bahan menjadi produk tertentu
produksi untuk dijual. Jadi industri barang konsumsi adalah industri yang terdiri dari perusahaan yang menghasilkan produkoutput berupa barang yang akan
dihabiskandikonsumsi oleh konsumennya. Sedangkan Industri dasar dan kimia adalah industri yang terdiri dari perusahaan yang menghasilkan bahan-bahan dasar
yang nantinya akan diolah lagi menjadi barang jadi Nafarin, 2004:51. Industri barang konsumsi dipilih karena memiliki konsumen yang tinggi yang
akan mendorong perkembangan industri ini. Dengan konsumen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari peningkatan harga sahamnya.
Investor menyukai perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi, karena perusahaan seperti ini akan menghasilkan return yang tinggi. Bahkan saat krisis
sekalipun industri ini mendapat peluang untuk terus berkembang, karena mampu memenuhi selera konsumen yang semakin beragam dan memiliki pasar yang begitu
luas. Industri barang konsumsi makanan dan minuman juga erat kaitannya dengan kebutuhan pokok manusia. Sementara industri dasar dan kimia juga memiliki
keterkaitan dengan industri barang konsumsi dan memiliki karakteristik konsumen yang cukup tinggi, terutama Pulp dan Kertas,Kayu dan Pengolahannya, juga Plastik
dan Kemasan www.kontan.id. Di dalam kedua industri ini terdapat market value,
profit margin, dan metode arus biaya persediaan yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Market value adalah nilai yang mencerminkan kondisi perusahaan dilihat dari kondisi ekuitas perusahaan di pasar yang tercermin dalam harga saham biasa dan
jumlah lembar saham yang dikeluarkan perusahaan. Market value suatu perusahaan menyajikan suatu nilai yang melekat pada perusahaan,dan mencerminkan nilai
pasarnya. Jika pertimbangan harga di pasar bursa market price merupakan suatu kesepakatan marginal, maka harga saham berhak dikatakan dapat mewakili market
value Lubis, 2008:125. Market value adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa yang ditentukan
oleh pelaku pasar. Market value ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Market value merupakan harga jual saham sebagai
konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham sehingga nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham. Market value yang tinggi di satu sisi akan
mencerminkan kenaikan laba bagi perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan dipakai untuk keputusan investasi dan
operasi. Untuk keputusan investasi, investor lebih menyukai perusahaan yang melaporkan laba yang lebih besar dengan asumsi besaran perusahaan sama dan
berada dalam satu industri. Ini bermakna bahwa perbedaan dalam laba mencerminkan perbedaan kinerja perusahaan yang sesungguhnya dan bukan semata-
mata karena perbedaan artifisial sebagai akibat pemilihan teknik-teknik akuntansi. Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek
yang langsung terhadap profit margin perusahaan yang akan direspon oleh investor. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan
profit margin perusahaan. Besar kecilnya profit margin juga akan mempengaruhi
perhitungan laba bersih perusahaan yang tercantum dalam laporan laba rugi. Respon investor biasanya berupa keinginan investor untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut yang pada akhirnya akan menaikkan harga saham perusahaan. Kenaikan harga saham perusahaan mencerminkan market value perusahaan, sehingga profit
margin berpengaruh terhadap market value perusahaan. Profit margin adalah rasio pendapatan terhadap penjualan yang diperoleh
dari selisih antara penjulan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu dan juga menilai kemampuan manajemen perusahaan untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung
digunakan dalam menghasilkan penjualan yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik Margin laba kotor gross profit
margin merupakan ukuran yang paling tepat untuk melihat profitabilitas. Perubahan kecil dalam rasio ini akan mengindikasikan pergerakan yang cukup besar dalam
profitabilitas. Dengan demikian profit margin yang tinggi sangat diinginkan karena mengindikasikan laba yang dihasilkan melebihi harga pokok penjualan Darmadji dan
Fakhruddin, 2004:85. Tingginya tingkat kompetisi yang terjadi di dalam sebuah industrilah yang
menyebabkan tinggi rendahnya profit margin. Semakin banyak perusahaan di dalam industri maka semakin sedikit pangsa pasar yang didapatkan. Sebaliknya semakin
sedikit perusahaan di dalam sebuah industri maka semakin banyak pangsa pasar yang didapatkan sehingga akan semakin besar profit margin yang dihasilkan. Selain itu,
jika perusahaan yang memiliki profit margin lebih tinggi dari perusahaan sejenis, mengindikasikan posisi perusahaan yang kuat dimata konsumen,sehingga hal ini akan
mendorong perusahaan untuk meningkatkan investasinya pada bagian yang dapat meningkatkan profit margin, seperti investasi pada persediaan perusahaan .
Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap profit margin perusahaan. Besar kecilnya
profit margin juga akan mempengaruhi perhitungan laba bersih perusahaan yang tercantum dalam laporan laba rugi. Berkenaan dengan laporan laba rugi perusahaan,
manajer melihat laba stabil sebagai aliran earning yang lebih stabil atau earning yang rendah akan mendorong penilaian yang lebih rendah bagi perusahaan. Metode
perhitungan persediaan yang seharusnya dilaporkan merupakan metode yang menghasilkan angka-angka laba yang mempunyai hubungan paling dekat dengan
harga-harga surat berharga yaitu metode yang paling konsisten dengan informasi yang dihasilkan dalam suatu harga-harga saham yang efisien .
Persediaan itu sendiri merupakan sejumlah bahan atau barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa barang jadi, bahan mentah, maupun barang dalam
proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan
proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan barang mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk menjamin kelancaran proses produksi, sedangkan barang jadi
harus selalu tersedia sebagai “buffer stock“ agar memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang timbul
.
Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang dagang, karena
begitu pentingnya persediaan, maka perusahaan harus merencanakan dan menerapkan suatu metode arus biaya persediaan. Kandungan informasi dalam laporan keuangan
perusahaan dipengaruhi oleh metode arus biaya persediaan yang diterapkan perusahaan. Metode arus biaya persediaan yang berbeda akan mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap kandungan informasi laporan keuangan. Metode arus biaya persediaan yang diizinkan dan sesuai dengan Undang-Undang adalah metode FIFO
dan metode rata-rata tertimbang www.e-Samuel.com, 15 Mei 2010
. Metode persediaan FIFO adalah metode dimana perlu ada pemisahan antara
produk dalam proses awal dengan produk yang dibuat pada periode sekarang. Diasumsikan bahwa produk awal merupakan produk yang masuk pertama kedalam
proses produksi dan diselesaikan lebih dulu sebelum mulai mengerjakan produk periode sekarang. Dengan demikian, produk yang ditransfer ke departemen berikutnya
terdiri atas produk awal barang dalam proses yang sudah selesai dan produk yang baru dikerjakan dan selesai pada periode berjalan. Jika terdapat persediaan barang dalam
proses akhir maka hampir dapat dipastikan bahwa produk tersebut merupakan bagian dari produk yang dikerjakan periode sekarang yang belum selesai. Asumsi arus
persediaan yang melandasi metode FIFO paling erat berkaitan dengan arus fisis yang sesungguhnya dari pos-pos persediaan di kebanyakan usaha. Pendekatan dengan
metode FIFO juga menghindarkan kerusakan,keusangan,dan hal lain yang seperti itu Hariadi, 2002:164.
Metode rata-rata tertimbang adalah metode perhitungan persediaan dimana harga pokok persediaan barang dalam proses awal ditambahkan dengan biaya yang
terjadi pada periode sekarang dan dibagi dengan unit equivalent untuk menghitung harga pokok produk per unit rata-rata. Dalam metode ini, unit equivalent produksi
departemen merupakan penjumlahan unit produk jadi dengan unit equivalent dalam persediaan barang dalam proses akhir Hariadi, 2002:163 .
Dari metode perhitungan persediaan yang ada FIFO atau rata-rata, perusahaan akan memilih metode yang akan memenuhi keinginan para investor dalam
kaitannya dengan market value perusahaan, yaitu metode yang berdampak pada
tingkat return yang diharapkan investor atau pemilik perusahaan. Tujuan utama perusahaan umumnya bukanlah memaksimumkan profit, akan tetapi
memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan maximization wealth of stockholders. Perusahaan akan memilih metode arus biaya persediaan yang akan
memaksimumkan kemakmuran pemilik. Berdasarkan studi pendahuluan pada laporan keuangan industri barang
konsumsi, dan industri dasar dan kimia, diketahui terdapat beberapa perusahaan yang memiliki profit margin yang tinggi namun menghasilkan market value yang masih
rendah, dan sebaliknya terdapat beberapa perusahaan yang memiliki profit margin rendah tetapi menghasilkan market value yang tinggi. Hal ini dapat diketahui dari
angka rasio yang berbanding terbalik antara profit margin dengan metode arus biaya persediaan.
Studi pendahuluan pada laporan keuangan tahun 2007-2009 yang tersedia dari 42 perusahaan pada kedua industri ini menunjukkan bahwa sebanyak 8 perusahaan
dengan variasi profit margin rendah dan sedang menghasilkan market value yang tinggi, dan sebanyak 5 perusahaan dengan profit margin yang tinggi menghasilkan
variasi market value rendah dan sedang.
Tabel 1.1 Perbandingan Profit Margin dan Market Value
Kode Perusahaan
Profit Margin Margin Value
2007 2008
2009 2007
2008 2009
ADES -0,002
-0,29 0,35
118486250 1136484375
683785041 DLTA
0,52 0,42
0,45 2452500
14633333 32558333
INDF 0,23
0,23 0,27
52852470542 50180146125 50180146125 MERK
0,58 0,56
0,58 84155833
10916666 41335833
MLBI 0,45
0,48 0,52
12293333 40549166
107960000 MYOR
0,22 0,19
0,23 489565083
116512333 651506208
SCPI 0,48
0,50 0,39
1173750 1402083
4293333 APLI
0,10 0,11
0,16 162014100
27624266 107524416
BTON 0,14
0,17 0,16
2554733 12411433
1948125 BUDI
0,15 0,14
0,14 9678924925
1971726317 182194691
IGAR 0,11
0,09 0,13
1068896342 250304716
117184733 LION
0,39 0,42
0,45 5134583
1059166 587500
SIPD 0,09
0,09 0,07
9769593300 599016358
3030744867
Sumber : www.idx.co.id,www.finance.yahoo.com diolah
Motivasi yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai analisis hubungan profit margin dan metode arus biaya persediaan dengan market
value adalah untuk melihat sejauh mana hubungan antara variabel profit margin dengan market value dan variabel metode arus biaya persediaan dengan variabel
market value.
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Profit Margin dan Metode Arus Biaya Persediaan dengan Market Value Studi
Kasus pada Industri Barang Konsumsi dan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI ”
B. Perumusan Masalah