Penerbitan Surat Paksa Fungsi Surat Paksa Tata Cara Penagihan Dengan Surat Paksa

d Dapat dilanjutkan dengan tindakan dan penyanderaanpencegahan.

d. Penerbitan Surat Paksa

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, diterbitkan apabila : a Penanggung Pajak tidak melunasi Utang Pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis. b Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus. c Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Surat paksa berkepala “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan grosse akte yaitu putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat Paksa sekurang-kurangnya harus memuat : a Nama Wajib Pajak dan Nama Penanggung Pajak. b Dasar Penagihan c Besarnya Utang Pajak

e. Fungsi Surat Paksa

Universitas Sumatera Utara Adapun Fungsi Surat Paksa adalah sebagai sarana atau alat pembayaran kepada penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya dalam jangka waktu 2 x 24 jam. Sebagai tindak lanjut untuk mencairkan tunggakan pajak atas tidak dihiraukannya penerbitan Surat Paksa maka aparatur pajak akan melaksanakan penyitaan.

f. Tata Cara Penagihan Dengan Surat Paksa

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. a Surat Paksa diberitahukan oleh Juru Sita pajak dengan penyerahan Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak. b Pemberitahuan Surat Paksa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dituangkan dalam Berita Acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Juru Sita Pajak, nama yang menerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa. Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada : a Penanggung Pajak ditempat tinggal, tempat usaha, atau tempat lain yang memungkinkan b Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja ditempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai. Universitas Sumatera Utara c Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta peninggalannya, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi; atau d Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi. Surat Paksa terhadap baadan diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada : a Pengurus, Kepala Perwakilan, Kepala Cabang, Penanggung Jawab, Pemilik Modal baik ditempat kedudukan badan yang bersangkutan, ditempat tinggal mereka maupun di tempat lain; atau b Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan apabila Juru Sita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud dalam huruf a. E. Pelaksanaan Penyitaan Menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Dalam pelaksanaan pemungutan pajak, walaupun fiskus telah melakukan tindakan penagihan sampai menerbitkan dan menyampaikan Surat Paksa terhadap Wajib PajakPenanggung pajak, tetapi masih banyak Wajib PajakPenanggung Pajak yang tidak melunasi utang pajaknya. Oleh karena itu, fiskus melaksanakan tindakan penyitaan terhadap Wajib PajakPenanggung Pajak yang tidak membayar utang pajaknya. Mulai dari Wajib Pajak tidak taat dan patuh, lalu fiskus mencatat Surat Universitas Sumatera Utara Teguran dan Surat Paksa tapi Wajib Pajak tetap tidak melaksanakan ada kewenangannya fiskus untuk melalukan penyitaan. Penyitaan dilaksanakan apabila utang pajak tidak dilunasi dalam waktu 2 x 24 jam sejak Surat Paksa disampaikan kepada Wajib PajakPenanggung Pajak. Apabila Wajib PajakPenanggung Pajak tetap tidak melunasi utang pajaknya, maka fiskus akan menjual barang yang telah disita tersebut dengan cara dilelang, dengan maksud hasil dari pelelangan tersebut akan digunakan untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak Wajib PajakPenanggung Pajak. Tindakan Penyitaan tidak mengakibatkan penundaan kewajiban dalam pembayaranpelunasan utang pajak Wajib PajakPenanggung Pajak. Adapun tujuan dari penyitaan adalah memperoleh jaminan pelunasan utang pajak Wajib PajakPenanggung Pajak. Tindakan penyitaan tersebut sangat diperlukan Sebagai alat paksa yang dapat dilakukan oleh fiskus untuk memaksa Wajib PajakPenanggung Pajak agar melunasi utang pajaknya.

1. Barang-Barang Penanggung Pajak yang Dapat Disita