Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Prosedur Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

75

B. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Prosedur Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Dalam melaksanakan penyitaan seringkali Jurusita Pajak mendapat hambatan dalam melaksanakan tugasnya. Adapun fakor penghambat yang dihadapi Jurusita Pajak dalam melaksanakan penyitaan dalam Teori adalah sebagai berikut : a. Wajib Pajak tidak jujur dalam menunjukkan identitasnya, sehingga Jurusita Pajak kesulitan dalam mendata untuk melakukan tindakan penyitaan terhadap barang-barang milik Wajib Pajak. b. Adanya CV, PT, Firma ataupun badan milik Wajib Pajak yang fiktif seperti alamat yang dipalsukan sehingga Jurusita Pajak kesulitan untuk menyampaikan Surat Teguran, Surat Paksa, dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. c. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk rumah. Pada waktu pelaksanaan penyitaan sering terjadi pada Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah atau tempat usaha Wajib PajakPenanggung Pajak. d. Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita. e. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran Wajib Pajak mengenai kewajiban perpajakannya. Universitas Sumatera Utara 76 Dilihat dari kendala-kendala yang sering ditemui berkaitan dengan Pelaksanaan Prosedur Penyitaan Barang Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, tidak ada Kendala atau faktor pengambat dalam melaksanakan Proses Penyitaan sepanjang Dalam Proses Penyitaan dilakukan sesuai dengan Undang-Undang yng berlaku, dan juga sesuai dengan Prosedur. C. Cara Penyelesaian Masalah Dalam Pelaksanaan Prosedur Penyitaan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan penyitaan tersebut, maka cara atau upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya serta peraturan di bidang perpajakan. Walaupun sistem perpajakan di Indonesia menganut sistem Self Assessment System namun tingkat kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya masih rendah, hal ini juga dikarenakan kurangnya pengetahuan di bidang perpajakan. Untuk itu perlu ditingkatkan Pembina terhadap Wajib Pajak yang insentif. b. Dalam hal penyuluhan kepada Wajib Pajak hendaknya KPP Pratama Lubuk Pakam tidak hanya menjelaskan tentang bagaimana menghitung, membayar dan melaporkan pajaknya tetapi menjelaskan bagaimana Universitas Sumatera Utara 77 sanksi-sanksi yang diterima Wajib Pajak apabila tidak melakukan kewajiban perpajakannya dengan baik. c. Menjelaskan kepada Wajib Pajak selama Wajib Pajak membayar pajak dan utang pajaknya tepat waktu atau sebelum jatuh tempo tidak akan dilakukan tindakan-tindakan penagihan dan penyitaan. d. Diharapkan kepada Fiskus agar dapat bekerja sama yang baik dengan instansi terkait, sehingga pelaksanaan pengawasan, penagihan, atau bahkan penyitaan dapat dilaksanakan dengan efektif. e. Kepada Wajib Pajak yang memalsukan identitasnya, Fiskus harus lebih intens dalam melakukan pengawasan lebih rutin agar Wajib Pajak yang seketika dapat berpindah tempat dapat diketahui keberadaannya. f. Apabila Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk rumah untuk melaksanakan tugasnya dengan memberikan berupa ancaman maka Jurusita Pajak dapat melaporkan kepada pihak kepolisian untuk melaksanakan penyitaan tersebut. g. Apabila Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara, Jurusita Pajak dapat meminta bantuan pihak kepolisan karena telah melanggar Peraturan Perundang-Undangan. Universitas Sumatera Utara 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN