Pendapatan dan Konstribusinya terhadap Kebutuhan Rumah Tangga Penyadap

Hal ini dilakukan untuk menutupi pengeluaran rumah tangga selama Idul Fitri berlangsung. Sedangkan di bulan Ramadhan, sebulan sebelum Idul Fitri, terjadi penurunan produksi getah karena energi yang dikeluarkan para penyadap berkurang. Pada waktu musim tanam yang biasanya jatuh pada musim penghujan, para penyadap yang memiliki sawah akan mengerjakan sawahnya, sedangkan penyadap yang tidak memiliki sawah biasanya bekerja sebagai buruh tani. Musim panen kopi yang biasanya jatuh pada bulan Januari dan Februari juga berpengaruh terhadap berkurangnya kegiatan penyadapan sehingga hasil getah yang diperoleh berkurang.

5.5 Pendapatan dan Konstribusinya terhadap Kebutuhan Rumah Tangga Penyadap

Pendapatan penyadap tiap bulannya dari kegiatan penyadapan getah pinus rata-rata sebesar Rp 557.469,49. Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa pendapatan penyadap dari kegiatan penyadapan terendah di TPG 5 sebesar Rp 459.843,48 per bulan dan yang tertinggi di TPG 3 sebesar Rp 798.571,43 per bulan. Sedangkan pendapatan rata-rata penyadap dari sumber lainnya sebesar Rp 208.423,89 per bulan. Pendapatan total penyadap terendah di TPG 2 sebesar Rp 573.638,89 dan yang tertingggi di TPG 3 sebesar Rp 979.404,76 dengan rata-rata pendapatan total sebesar Rp 765.893,38 per bulan. Kontribusi pendapatan dari kegiatan penyadapan getah terhadap pendapatan total rumah tangga penyadap rata-rata sebesar 72,79 dengan selang antara 61 hingga 81,5. Hal tersebut membuktikan bahwa kegiatan penyadapan getah pinus dijadikan sumber pendapatan utama oleh masyarakat di sekitar hutan. Dari Tabel 10 diketahui bahwa rata-rata kontribusi pendapatan total terhadap kebutuhan rumah tangga penyadap per bulan sebesar 86,06 dan memiliki selang antara 61,74 hingga 115,77. Rata-rata kebutuhan rumah tangga penyadap sebesar Rp 889.962,22 per bulan dimana lebih tinggi rata-rata pendapatan total rumah tangga. Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan penyadap masih kurang. Tabel 9. Pendapatan rata-rata penyadap dan konstribusinya terhadap pendapatan total per bulan TPG Jumlah penyadap di tiap TPG Rata-rata produksi getah per bulan Pendapatan di tiap TPG Pendapatan penyadapdari sadapan getah Pendapatan penyadap dari sumber lain Pendapatan total penyadap Kontibusi pendapatan dari sadapan getah terhadap pendapatan total rumah tangga Kg Rp Rp Rp Rp 1 84 20.482,9 40.965.800 487.688,10 300.800,00 788.488,10 61,85 2 72 16.576 33.152.000 460.444,44 113.194,44 573.638,89 80,27 3 28 11.180 22.360.000 798.571,43 180.833,33 979.404,76 81,54 4 14 4.065,6 8.131.200 580.800,00 255.000,00 835.800,00 69,49 5 46 10.576,4 21.152.800 459.843,48 192.291,67 652.135,14 70,51 jumlah 244 62.880,9 125.761.800 2.787.347,45 1042.119,44 3.829.466,89 72,79 Sumber : Data Primer Wawancara 2010 Tabel 10. Pendapatan rata-rata penyadap dan konstribusinya terhadap kebutuhan rumah tangga tiap bulan TPG Jumlah penyadap di tiap TPG Pendapatan penyadap dari sadapan getah Pendapatan total penyadap Rata-rata kebutuhan rumah tangga penyadap Kontribusi pendapatan dari sadapan getah terhadap kebutuhan rumah tangga Kontribusi pendapatan total terhadap kebutuhan rumah tangga Rp Rp Rp 1 84 487.688,10 788.488,10 966.200,00 50,47 81,61 2 72 460.444,44 573.638,89 929.111,11 49,56 61,74 3 28 798.571,43 979.404,76 846.000,00 94,39 115,77 4 14 580.800,00 835.800,00 879.000,00 66,08 95,09 5 46 459.843,48 652.135,14 829.500,00 55,44 78,62 jumlah 244 2.787.347,45 3.829.466,89 4.449.811,11 62,64 86,06 Sumber : Data Primer Hasil Wawancara 2010 Namun dengan mengasumsikan harga beras rata-rata sebesar Rp 5.000,00kg, maka pendapatan yang diperoleh penyadap getah pinus tiap bulannya dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya. Dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 765.893,38 tiap bulannya, berdasarkan kriteria garis kemiskinan Sayogyo para penyadap di RPH Gombeng dikategorikan tidak miskin. Sedangkan jika mengacu pada UMR Kabupaten Banyuwangi yang sebesar Rp 824.000,00 per bulan kehidupan penyadap belum layak karena pendapatan tiap bulannya masih dibawah UMR yang ada. Pengukuran untuk mengetahui tingkat kesejahteraan dengan menggunakan kriteria Sayogyo dipandang masih relevan. Hal ini karena Sayogyo menggunakan beras sebagai parameter dengan mengkonversi kedalam nilai yang berlaku saat ini. Beras merupakan kebutuhan pokok dan nilainya tidak tergantung pada nilai kurs mata uang sehingga pengukuran ini memiliki bias yang relatif kecil. Tabel 11. Pendapatan rata-rata penyadap dan kontribusinya No Kriteria kemiskinan Jumlah Pendapatan total penyadap getah Keterangan Rpbulan Rpbulan I Menurut Sayogyo Kgkktahun 1 320 KHM 133.333,33 2 240-320 100.000,00 KHM 133.333,33 765.893,38 3 180-240 75.000,00 KHM 100.000,33 Tidak miskin 4 180 KHM 75.000,00 II UMR Rpbulan UMR 2010 824.000,00 Belum layak Sumber : Data Hasil Wawancara 2010, Sayogyo 1977, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigras 2010 Keterangan : KHM = Kebutuhan Hidup Minimum pengeluara Akan tetapi jika diperbandingkan berdasarkan pendapatan per hari dengan asumsi jumlah hari kerja berdasarkan UMR adalah 26 hari, maka pendapatan penyadap dari kegiatan penyadapan masih lebih besar yaitu Rp 46.455,79 per hari, sedangkan standar UMR sebesar Rp 31.692,3 per hari. Angka tersebut juga melampaui besar kebutuhan rumah tangga per harinya sebesar Rp 29.665,40 per hari. Kecilnya rata-rata pendapatan rumah tangga penyadap setiap bulannya lebih dikarenakan sebagian besar dari mereka hanya mengandalkan pekerjaan di penyadapan getah, dimana mereka hanya bekerja 3 kali dalam seminggu. Beberapa masyarakat memiliki pekerjaan sampingan guna meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Kegiatan penyadapan getah pinus yang dilakukan 3 hari dalam seminggu yaitu dua kali pelukaan dan sekali pungutan membuat masyarakat memiliki waktu luang untuk melakukan pekerjaan lainnya. Biasanya masyarakat disekitar hutan meminjam areal bekas tebangan untuk ditanami jagung dan kacang hijau. Mereka juga menanam kopi di pekarangan sekitar rumah. Selain bertani, beberapa masyarakat menjadi buruh pabrik, kuli, dan penjual bambu. Pekerjaan lain yang sering dilakukan masyarakat adalah rencek kayu, yaitu mencari kayu bakar dihutan untuk dijual. Selain bertani, beternak juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga. Masyarakat memelihara ternak sebagian besar sebagai tabungan keluarga walaupun ada yang bertujuan untuk konsumsi keluarga. Sebagai tabungan artinya mereka akan menjual sewaktu-waktu apabila mereka membutuhkan uang dalam jumlah besar. Sistem pemeliharaan ternak dalam masyarakat berlaku sistem paro atau bagi hasil. Sistem ini memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada petani pemelihara. Setelah beranak atau dijual, hasilnya dibagi dua antara pemilik dengan pemelihara. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Produktifitas dan Pendapatan Penyadap Getah Pinus merkusii Jungh et de Vriese di BKPH Bandar, KPH Pekalongan Timur Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 7 70

Desain Chain of Custody (CoC) Lacak Getah Pinus di KPH Banyuwangi Utara Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

5 52 124

Kontribusi Pendapatan Penyadap Getah Pinus Tehadap Kesejahteraan Penyadap Di BKPH Lengkong, KPH Sukabumi, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat-Banten

1 7 44

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 4 59

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 13

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 2

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 3

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 7

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 2

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 2