20
dan metode ceramah. Peneliti menentukan bahwa penelitian ini dalam pelaksanaannya menggunakan metode sosiodrama.
D. Metode Sosiodrama
Siswa tidak semuanya mampu berkonsentrasi penuh dalam waktu yang relatif lama di dalam proses pembelajaran. Daya serap setiap anak
terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, sedang, dan lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap siswa
terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Perbedaan daya serap siswa sebagaimana telah disebutkan di atas
dapat diatasi dengan memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Seorang guru harus memiliki strategi di dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Roestiyah N. K. 2012: 1, berpendapat bahwa guru harus
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah yang dapat
dilakukan oleh seorang guru untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai metode dalam mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut, metode
mengajar dapat dikatakan sebagai strategi pengajaran sebagai alat untuk mecapai tujuan yang diharapkan.
Metode pembelajaran memiliki fungsi yang sangat beragam, salah satunya adalah untuk menjelaskan peristiwa psikologis atau sosial. Peristiwa
psikologis dan sosial yang sukar dijelaskan dengan kata-kata perlu didramatisasikan, dalam hal ini perlu digunakan metode sosiodrama.
21
1. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial
menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat kegiatan-kegiatan sosial, dan drama berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperlihatkan.
Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan dan
mempertontonkan atau
mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Jadi sosiodrama ialah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya
peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta
didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari sustu situasi sosial Sagala, 2006: 213.
Djamarah, dkk. 2006: 88 mengatakan bahwa sosiodrama pada
dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau
ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia dengan metode ini. Sugihartono, dkk. 2007: 83 menjelaskan
bahwa metode sosiodrama merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan memainkan
peran tertentu berdasakan kehidupan sosial. Sanjaya 2006: 158-159, sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan manusia seperti masalah
kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.
Djamarah, dkk. 2006: 238 berpendapat bahwa metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk