9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Tolak Peluru
Menurut Djumidar 2001: 44 “Tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan
memiliki daya dorong kemuka yang kuat, perbedaan dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya, pada menolak pergelangan tidak bergerak dan
tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan sikut”. Sedangkan menurut Munasifah 2008: 45 “Tolak peluru adalah suatu kemampuan dalam menolak benda
berbentuk peluru, sejauh mungkin dan ada dua gaya tolak peluru yaitu gaya samping ortodok,gaya membelakangi arah tolakan Perry O’Braien”.
2.1.2 Teknik Dasar Tolak Peluru
Menurut Munasifah 2008: 45-50 menyatakan bahwa teknik dasar melakukan tolak peluru adalah sebagai berikut :
1 Peralatan Peluru dengan ukuran untuk senior putra beratnya 7,26 kg, putri
beratnya 4 kg, untuk yunior putra beratnya 5 kg dan putri beratnya 3 kg. 2 Cara Memegang Peluru
Peluru diletakan di antara telapak tangan dengan pangkal jari-jari, ibu jari, dan keempat jari-jari membagi rata peluru yang dipegang. Kemudian
10 peluru tersebut ditempelkan antara pangkal leher dengan bahu dan siku
ditekuk lemas ke samping. Tangan yang lain dirilekskan ke depan untuk mejaga keseimbangan. Letakan kaki ayun ke depan dan kaki tumpu agak
ditekuk sedikit.
Gambar.1 Macam-macam cara memegang peluru. Sumber: ienthanz-sadja.blogspot.com
Gambar. 2 Cara meletakkan peluru dilihat dari dua sisi. Sumber: ienthanz-sadja.blogspot.com
3 Awalan dan Tolakan Ayunkan kaki, ke depan dan ke belakang dengan rileks. Ayunan
diteruskan melingkar, pada saat kaki tumpu jengket satu langkah ke arah
11 tolakan,dengan kuat tolakan peluru dengan sudut 45 derajat,dibarengi menarik
kaki kiri ke samping.
Gambar. 3 Rangkaian gerak menolak dari sikap awal sampai gerak menolak Gaya Orthodox.
Sumber: ienthanz-sadja.blogspot.com
4 Sikap Akhir Setelah Menolak Kaki kiri berfungsi sebagai penahan gerakan. Selanjutnya setelah
tangan kanan menolak diikuti gerak loncat kaki kanan ke depan.
Gambar. 4 Rangkaian gerakan tolak peluru gaya membelakangi sektor atau lemparan gaya O’Brien.
Sumber: ienthanz-sadja.blogspot.com
12 5 Tahap Latihan Menolak
Setelah mengetahui cara memegang peluru dan awalan dengan benar, coba pergunakan bola plastik sebagai latihan sebelum mempergunakan peluru
sebenarnya.
Gambar. 5 Latihan memegang peluru dan menolaknya Sumber: http:meutuah.comedukasiteknik-dasar-tolak-peluru.htm
2.1.3 Efektivitas Pembelajaran
2.1.3.1 Pengertian Efektivitas Manurut Starawaji Maret 1, 2009 Proses belajar mengajar yang ada baik
di sekolah dasar maupun di sekolah menengah, sudah barang tentu mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai oleh setiap guru, yang didasarkan pada
kurikulum yang berlaku pada saat itu. Kurikulum yang sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu, ini ditenggarai oleh sistem pendidikan dan
kebutuhan akan pengetahuan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman. Bahan ajar yang banyak terangkum dalam kurikulum tentunya harus
disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut. Namun terkadang materi yang ada dikurikulum lebih banyak
daripada waktu yang tersedia. Ini sangat ironis sekali dikarenakan semua mata
13 pelajaran dituntut untuk bisa mencapai target tersebut. Untuk itu perlu adanya
strategi efektivitas pembelajaran. Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti
berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal
efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti, misalnya usaha X adalah 60 efektif dalam mencapai tujuan Y.
Di dalam kamus bahasa Indonesia Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efektif, pengaruh atau akibat, atau efektif juga dapat
diartikan dengan memberikan hasil yang memuaskan. Dari uraian diatas dapat dijelaskan kembali bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan
hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang di capai.
2.1.3.2 Kriteria Efektivitas Pembelajaran Didalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi
terhadap berhasilnya sebuah pembelajaran, antara lain kurikulum, daya serap, presensi guru, presensi siswa dan prestasi belajar.
1 Kurikulum Kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu “cuciculum”semula berarti
“a running course, or race cource, especially a chariot race cource” dan dalam bahasa perancis “courier” yang berarti “to run” berlari. Kemudian istilah itu
dipergunakan untuk sejumlah “cource” atau mata pelajaran yang harus
14 ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Smith memandang bahwa
kurikulum sebagai “a sequence of potencial experience of disciplining children and youth in group ways of thinking acting” yaitu penekanannya pada
aspek sosial, yakni mendidik anak menjadi anggota masyarakat. Dari uraian diatas telah jelas bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
dicapaidiselesaikan oleh peserta didik untuk mendapatkan ijazah STTB. Sebelum abad ke 20 setelah kurikulum belum banyak digunakan dalam kontek
pendidikan. Para ahli mencatat bahwa konsep-konsep tentang kurikulum mulai berkembang sejak dipublikasikannya sebuah buku yang berjudul “The
Curriculum” yang ditulis oleh Franklin Bobblilt pada tahun 1918. Yang pada garis besarnya berisi tentang kurikulum sebagai rencana pelajaran atau bahan
ajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar dan kurikulum sebagai rencana belajar.
2 Daya Serap Didalam kamus besar bahasa Indonesia, daya serap diartikan sebagai
kemampuan seseorang atau suatu menyerap. Daya serap yang di maksud disini adalah kemampuan siswa untuk menyerap atau menguasai materibahan ajar
yang di pelajarinya sesuai dengan bahan ajar tersebut yang meliputi: a Efektifitas Kurikulum Pendidikan Jasmani.
Efektifitas Kurikulum Pendidikan Jasmani dapat digambarkan yaitu merupakan poroses belajar mengajar yang membahas tentang bahan
ajar Pendidikan Jamsmi dengan segenap komponen yang ada termasuk didalamnya metode yang digunakan agar siswa dapat mengembangkan
15 kemampuan memahami, menghayati dan mengamalkan kehidupan sehari-
hari melalui materi Pendidikan Jasmani. b Daya Serap Terhadap Materi Pelajaran
Daya serap merupakan sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru dalam Peroses
Kegiatan Belajar Mengajar. Pemahaman ini juga banyak faktor yang mempengaruhinya seperti, minat siswa terhadap mata Pelajaran
Pendidikan Penjasorkes, lingkungan yang kondusif, bahkan guru mata pelajaran Pendidikan Penjasorkes yang bersahabat dengan siswa.
c Evaluasi Hasil Belajar Kegiatan evaluasi atau menilai hasil-hasil dari belajar siswa
merupakan tindak lanjut dari semua rangkaian aktivitas pembelajaran. Evaluasi ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
dan menyerap materi pelajaran yang telah diberikan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas belajar di kelas. Kegiatan evaluasi ini tentu
akan menjadi pedoman baik untuk guru atau siswa, dimana akan terlihat dengan jelas letak kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga akan
menjadi tolak ukur dan perbaikan untuk masa yang akan datang. 3 Prestasi Belajar
Secara bahasa prestasi adalah hasil yang telah di capai dari yang telah dikerjakan atau dilakukan. Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu peroses
aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu, dan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
16 mata pelajaran lainnya ditunjukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan
guru Dengan demikian seseorang telah mengalami peroses aktifitas belajar
mengajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun dari segi lainnya. Proses belajar mengajar
tidak hanya dilakukan didalam kelas saja yaitu intraksi antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan atau lembaga sekolah saja, akan tetapi lebih
dari itu masyarakat pun merupakan lahan pendidikan yang kadang dilupakan oleh banyak orang.
Dalam dunia pendidikan belajar merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dengan siswa yang memiliki tujuan sebagai target yang harus
dicapai dalam proses belajar mengajar. Menurut Sudirman dkk, bahwa “isi rumusan tujuan dalam pendidikan harus bersifat komprehensif. Artinya
mengandung aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan” Ketiga aspek tersebut dalam istilah pendidikan dikenal sebagai Taksonomi Bloom yang
meliputi tiga matra yaitu : 1. Ranah matra Kognitif yang terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi 2. Ranah matra
Afektif yang meliputi atas penerimaan respon, organisasi, evaluasi dan memberi sifat karakter 3. Ranah matra Psikomotor melalui pentahapan-
pentahapan antara lain: tahapan imitasi, spekulasi, prosisi, artikulasi dan naturalisasi.
Dari ketiga matra atau ranah tersebut diatas dapat ditentukan bahwa keberhasilanprestasi belajar harus diukur oleh ketiga matra tersebut. Jika
17 ketiga matra tersebut salah satunya belum terukur maka prestasi belajar siswa
tersebut masih perlu diuji kembali. Dari uraian tersebut diatas telah jelas bahwa prestasi belajar
merupakan pengukuran tingkah laku baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun dari segi lainnya.
2.1.4 Pembelajaran