Produksi Minyak Kelapa Sawit

suhu diatas 50°C maka akan dilakukan treaming dengan menggunakan loader. Pengecekan suhu dilakukan sebanyak satu kali dalam satu shift, yaitu dilakukan pada 6 titik dengan menggunakan thermometer. Table 2.3. Spek Ampas Palm Kernel Mill KANDUNGAN SPEK Keterangan Oil Lose 10 Maksimal Protein 14 Minimal Dirt Shell 15 Minimal Moisture 10 Maksimal Sand Silica 1,5 Maksimal Fiber 20 Maksimal

2.2.2. Produksi

Bagian produksi merupakan bagian terpenting dalam pengolahan inti sawit Palm Kernel menjadi CPKO Crude Palm Kernel Oil dan ampas Palm Kernel Mill, yang berawal dari hopper hingga sampai ke daily tank dan gudang ampas. Dalam proses produksi, PK Plant terbagi atas 2 plant yaitu :  Plant I Terdiri dari 80 unit mesin press dengan pembagian 40 unit untuk pengolahan inti sawit first press dan 40 unit untuk pengolahan ampas second press dan diantara 40 unit mesin second press ini ada 4 unit mesin berfungsi fleksibel mesin press inti sawit sekaligus ampas, dengan kapasitas produksi 650 tonhari. Untuk kapasitas produksi per mesin max 15 ton hari dengan kecepatan 32 kg per 3 menit. Selain itu, terdapat 3 tiga hopper dimana 2 diantaranya untuk inti sawit dan 1 untuk ampas. Universitas Sumatera Utara  Plant II Terdiri dari 60 unit mesin press dengan pembagian 30 unit untuk pengolahan inti sawit first press dan 30 unit untuk pengolahan ampas second press dan diantaranya 3 unit mesin berfungsi fleksibel mesin press inti sawit sekaligus ampas, dengan kapasitas produksi 550 tonhari. Untuk kapasitas produksi per mesin max 17 ton hari dengan kecepatan 35 kg 3 menit. Selain itu, terdapat 3 tiga hopper dimana diantaranya 2 untuk inti sawit dan 1 untuk ampas.

2.2.2.1. System Control Process dan Quality pada seluruh rangkaian proses

produksi Start pabrik untuk First Press dan Second Press harus dimulai dari Rotasi Mekanis Mundur dari belakang. Sementara cara untuk meng-Off kan mesin produksi harus dimulai dari depan kebalikan dari cara meng-On kan mesin produksi. Setelah Hopper second press berisi, kita akan melakukan start pada second press yaitu pengepresan hasil dari first press. Selanjutnya operator akan melakukan pengontrolan setiap hari dari mesin press, dan apabila ada masalah akan segera dilaporkan kepada yang sudah ditunjuk guna ditinjak lanjuti. Untuk mengetahui losses, setiap operator foreman harus mengecek hasil analisa produksi ke Laboratorium. Jika hasil analisa outspec, maka Foreman akan menginstruksikan kebagian Produksi. Pengecekan pada mesin press dengan cara memukul adjusting nut kepala press dengan menggunakan martil kearah kanan untuk pengepresan. Universitas Sumatera Utara Hasil pengepresan pada second press, oil content atau losessnya 8 max dengan tekanan 90 A. Dan untuk melakukan standart mesin press terlebih dahulu kita melakukan pengosongan hopper yang ada diatas press dan berapa lama waktu pengepressan inti sawit dari hopper tersebut. Standar waktu pengosongan pada hopper rata-rata 3 menit : Contoh : 3 menit = 32 kg inti sawit dalam Hopper 1 menit = 10,66 kg 1 jam = 640 kg 1 hari = 15.360 kghari Untuk mencari kapasitas produksi per mesin dalam satu hari dengan cara seperti di bawah ini : Diketahui : Kapasitas Hopper mesin = 32 kg Kecepatan = 3 menit Penyelesaian : 32 kg x 60 menit x 24 3 menit = 15.360 ton hari

2.2.2.2. Hopper

Pada bagian produksi terdapat enam buah hopper yang memiliki kapasitas yang berbeda dalam 2 plant yaitu :  Hopper Plant I : 900 MT untuk 3 hoper  Hopper Plant II : 1200 MT untuk 3 hoper Jadi, jumlah kapasitas inti sawit yang dapat ditampung dalam Hopper Plant I dan Plant II adalah sebanyak 2100 MT. Universitas Sumatera Utara

2.2.2.3. Mesin First Press

Inti sawit yang berada didalam tangki penyimpanan silo akan di transfer ke hopper dengan menggunakan conveyor dan elevator. Setelah itu akan masuk kedalam mesin press I untuk memisahkan minyak dengan ampas. Minyak yang keluar dari mesin press I akan dibawa oleh conveyor menuju ke bak oil pit. Pada bak oil pit ini terdapat elevator yang berfungsi sebagai penyaring untuk mengangkat endapan- endapan atau ampas yang akan dibawa ke hopper ampas PKM dan masuk kedalam mesin press II untuk mendapatkan minyak yang masih terkandung pada ampas. Kemudian minyak yang ada bak oil pit akan menuju ke vibrating screen penyaring getar kemudian di alirkan ke Bak Vibrating, selanjutnya akan dipompa ke Niagara filter untuk disaring. Apabila telah selesai melewati proses penyaringan maka CPKO Crude Palm Kernel Oil tersebut akan masuk kedalam Buffer Tank dan kemudian menuju Daily Tank. Ampas PKM yang keluar dari bagian depan mesin akan turun kedalam conveyor kemudian dibawa ke conveyor dan menuju elevator. Dengan menggunakan elevator, ampas diangkat dan jatuh kedalam conveyor. Dari conveyor tersebut maka ampas selanjutnya masuk ke conveyor dan diangkat menuju hopper ampas PKM. Ampas yang ada dalam hopper tersebut selanjutnya akan memasuki tahap proses kedua Second Fress. 2.2.2.4. Mesin Second Press Ampas yang berasal dari mesin press I akan dibawa oleh conveyor menuju mesin press II agar dihasilkan minyak yang masih terkandung didalamnya. Dimana ampas yang berasal dari mesin press I masih mengandung minyak ± 15 sehingga Universitas Sumatera Utara perlu diproses kembali pada mesin press II. Minyak yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh conveyor menuju Bak oil Pit kemudian akan menuju ke vibrating screen penyaring getar kemudian di alirkan ke Bak Vibrating, selanjutnya akan dipompa ke Niagara filter untuk disaring. Setelah itu akan dialirkan ke Buffer Tank lalu ke Daily Tank. Sedangkan ampas yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh conveyor melewati bar magnet kemudian dibawa oleh elevator menuju Hummer Mill untuk dihaluskan dengan ukuran penggilingnya 0,5 mm. Setelah dari Hummer Mill, ampas akan dibawa oleh conveyor dan di iringi dengan penambahan air agar suhu ampas menurun dengan kadar airnya moisture max 10 pada saat menuju gudang, hal ini disebut dengan AAW After Adding Water. Setelah itu ampas masuk ke dalam gudang penyimpanan dengan temperature 50º C max. Pada mesin first press, oil losses yang dihasilkan max 15. Sedangkan pada second press, oil losses yang dihasilkan 8 max. Tekanan pada motor harus 50 – 90 A, apabila ampere pada motor di bawah 50 A maka oil losses pada first press akan tinggi, dan apabila ampere lebih dari 90 A maka mesin akan terjadi Trip mati karena kecepatan pada motor tidak sesuai dengan tekanan inti sawit yang di press di dalam mesin. Selain itu, pada proses penyaringan di Niagara Filter harus pada tekanan 4 Bar max. Minyak yang sudah jernih akan masuk ke Buffer Tank sedangkan ampas minyak tersebut akan tertinggal didalam filter press. Apabila ampas yang tertinggal pada filter press sudah banyak akan dilakukan transfer penyaringan pada Niagar Filter yang lain. Setelah filter kering maka akan dilakukan peregangan pada filter press dan menambakkan udara pada tekanan tinggi sehingga ampas yang tertinggal pada fillter press jatuh ke dasar. Lalu penutup bagian bawah Niagara Filter dibuka untuk mengeluarkan ampas tersebut. Universitas Sumatera Utara Setelah CPKO berada di Daily Tank dilakukan pengukuran Sounding, sounding tangki dilakukan setiap pagi guna mengetahui berapa hasil produksi, baik itu untuk plant I maupun plant II. Konsentrasi oil content dari cake Niagara filter diharapkan semakin kecil dari standart yang ditentukan dengan demikian ampas PKM hasil produksi di gudang tidak terkontaminasi.

2.2.3. Maintenance

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tekanan Terhadap Presentase Oil Content pada Hasil First Press (Ampas) di PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan

12 66 38

Pengaruh Penambahan Cake Terhadap Oil Content PKM (Palm Kernel Meal) Di Pk Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan

5 51 50

Pengaruh Tekanan Hidrolik Terhadap Oil Losses Pada Fiber Di Unit Screw Press PKS PT.Multimas Nabati Asahan Kuala-Tanjung

29 98 48

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 0 1

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

1 3 18

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

6 11 3

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Ampas Press (Second Press) Terhadap Oil Content di Palm Kernel Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

0 3 22

PENGARUH TEKANAN AMPAS PRESS (SECOND PRESS) TERHADAP OIL CONTENT DI PALM KERNEL CRUSHING PLANT PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG KARYA ILMIAH ZULFADLI

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawit dan Inti Sawit 2.1.1. Sawit - Pengaruh Tekanan Terhadap Presentase Oil Content pada Hasil First Press (Ampas) di PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 14