7
dan sedang tidak mencari pekerjaan; yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah pelajar, mahasiswa, mengurus rumah tangga, serta menerima
pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya pensiunan, penderita cacat yang dependen. Angkatan kerja dibedakan ke dalam
dua subkelompok, yaitu pekerja dan pengangguran. Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan
memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja. Pengangguran ialah orang-orang
yang tidak mempunyai pekerjaan, yaitu orang yang tidak bekerja dan masih mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran diukur sebagai suatu persentase dari
angkatan kerja total yang tidak mempunyai pekerjaan terhadap seluruh angkatan kerja.
2.3. Hukum Okun
Arthur Okun, salah seorang anggota dewan penasehat ekonomi Amerika Serikat pada masa kepemimpinan Presiden Kennedy, menduga dan berusaha
meyakinkan para pembuat kebijakan mengenai biaya sangat tinggi dari output terhadap pengangguran. Okun 1962 menyampaikan argumen tersebut dengan
menggunakan three methods of relating output to the employment rate” Barreto dan Howland, 1993.
Okun 1962
dalam Gylfason 1997, pertama menggunakan model sederhana dengan meregresikan first difference dari tingkat pengangguran U
8
terhadap persentase perubahan output Y, dengan menggunakan data kuartalan untuk kurun waktu 1947-1960, dan memperoleh hasil:
∆u = 0.3 – 0.3∆YY …………………………………………………………2.1 Okun menyimpulkan bahwa tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran akan meningkat 0.3 persen dari satu kuartal ke kuartal berikutnya. Pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen per kuartal atau 4 persen per tahun
diperlukan untuk menjaga tingkat pengangguran tetap. Model kedua, yaitu meregresikan tingkat pengangguran terhadap output
gap, dengan menggunakan data kuartalan untuk kurun waktu 1953-1960, dan memperoleh hasil:
U = 3.72 + 0.36gap …………………………………………………………2.2 Hasil tersebut memberikan implikasi peningkatan 1 persen dari tingkat
pengangguran diasosiasikan dengan kehilangan output 2.8 persen dari tingkat potensialnya. Tingkat pengangguran sebesar 3.72 persen, ketika gap bernilai nol,
tidak terlalu berbeda dari 4 persen idealnya. Ketiga, Okun menggunakan model 2.3 untuk mengestimasi elastisitas
output terhadap tingkat pekerja, yaitu: 100-U96 = YY
h
…………………………………………………………2.3 Hasil yang diperoleh, interval elastisitas h bernilai 0.4 mengimplikasikan bahwa
setiap penurunan tingkat pengangguran 1 persen menyebabkan peningkatan output tidak lebih dari 3 persen, mendekati tingkat potensialnya.
Tidak ada interval keyakinan atau statistik uji diagnosis yang dilaporkan dari penelitian Okun. Kemudian Okun menyatakan rataan 0.032 secara subyektif
9
sebagai koefisien dalam pengaruh tingkat pengangguran terhadap output dan menghasilkan persamaan 2.4.
Y-YY = 0.032U-4 …………………………………………………2.4 Nilai 0.032, atau dapat diinterpretasikan sekitar 3 persen sebagai peningkatan
output dari penurunan tingkat pengangguran 1 persen, disebut sebagai koefisien Okun dan hasil penelitian ini dikenal sebagai hukum Okun. Tidak ada definisi
khusus dari koefisien Okun, namun secara umum koefisien Okun merupakan nilai slope yang diperoleh dalam menganalisis hubungan output dan pengangguran,
yaitu menunjukkan besaran perubahan komponen output dari perubahan komponen pengangguran sebesar satu satuan, ataupun sebaliknya.
2.4. Penelitian Terdahulu