EUGENOL TINJAUAN PUSTAKA A.

B. EUGENOL

Eugenol [2-metoksi-4-{2 propenil fenol, 4-alil-2-metoksi fenol] merupakan senyawa yang paling penting di dalam minyak cengkeh dan jumlahnya dapat mencapai 70 – 93 dari berat minyak daun cengkeh. Eugenol bersifat mudah menguap, tidak berwarna atau berwarna agak kuning dan mempunyai rasa getir. Eugenol dapat berubah menjadi coklat jika kontak dengan udara karena terjadi peristiwa oksidasi. Eugenol bersifat larut dalam alkohol, kloroform dan eter serta sukar larut dalam air. Eugenol memiliki berat molekul 164.20 gmol. Bentuk molekul eugenol ditunjukkan pada gambar 1. Sifat fisiko-kimia eugenol berdasarkan standar Essential Oil Association 1970 disajikan pada Tabel 2. Karakteristik eugenol ini tidak jauh berbeda dengan karakteristik eugenol yang diperdagangkan seperti yang disajikan pada Tabel 3. Gambar 1. Bentuk molekul eugenol Tabel 2. Sifat fisiko-kimia eugenol Karakteristik Nilai Bobot jenis 2525 C 1,053-1,064 Indeks bias 20 C 1,5380-1,5420 Putaran optik -1 30’ Kelarutan dalam etanol 50 1:5 atau 1:6 Sumber: EOA, 1970 Tabel 3. Spesifikasi eugenol dalam perdagangan Karakteristik Nilai Bobot jenis 25°25°C 1,064-1,070 Indeks bias 20 C 1,540-1,542 Kemurnian GLC Eugenol, min. 99 Penampakan dan warna Cairan bening sampai kuning muda Aroma Seperti aroma cengkeh Kelarutan dalam etanol 70 1 : 2 Sumber: PT Indesso Aroma Indonesia , 2006 Senyawa eugenol digunakan sebagai flavour dalam produk rokok, minuman tidak beralkohol, es krim, permen karet, berbagai produk pangan Furia, 1980, kosmetik Bedoukian, 1967, antiseptik dan anestetik lokal serta sebagai bahan baku dalam produksi isoeugenol untuk sintesis vanillin Wikipedia, 2006. Eugenol dapat diisolasi dari minyak cengkeh dengan menggunakan metode fisika dan kimia. Isolasi eugenol secara fisika dilakukan dengan cara destilasi fraksinasi yaitu pemisahan komponen berdasarkan perbedaan titik didihnya. Cara ini banyak digunakan oleh industri-industri besar pengolahan minyak atsiri. Keuntungan metode ini adalah waktu proses yang lebih singkat daripada metode kimia serta eugenol yang didapatkan memiliki kemurnian yang tinggi. Kerugiannya adalah memerlukan investasi yang tinggi karena mahalnya peralatan. Metode isolasi secara kimia relatif lebih murah dan dapat dilakukan industri kecil menengah. Isolasi eugenol dilakukan dengan mereaksikannya dengan larutan basa NaOH 4-6 disertai pengadukan, kemudian direaksikan dengan asam encer HCl sehingga terjadi pemisahan komponen eugenol dan non-eugenol Guenther, 1990. Metode isolasi eugenol secara kimia memerlukan banyak bahan kimia dan waktu proses yang lebih lama dibandingkan dengan cara destilasi fraksinasi.

B. ISOEUGENOL