Tabel 9. Persentase konversi eugenol dengan pemanasan gelombang
mikro selama 10, 15, 20 menit dan aplikasi katalis RhCl
3
.3H
2
O sebanyak 0.02 g dan 0.04 g
Jumlah Katalis
Waktu Cis-
Isoeugenol Trans-
Isoeugenol Cis :
Trans Isoeugenol
Total
0.02 g 10 menit
18.1 58.5
1 : 3.2 76.6
0.02 g 15 menit
17.7 62.8
1 : 3.5 80.5
0.02 g 20 menit
18.7 63.0
1 : 3.4 81.7
0.04 g 10 menit
19.2 69.1
1 : 3.6 88.3
0.04 g 15 menit
19.1 74.5
1 : 3.9 93.6
0.04 g 20 menit
19.4 72.0
1 : 3.7 91.4
Pada aplikasi katalis RhCl
3
.3H
2
O sebanyak 0.02 g dan 0.04 g dengan pemanasan gelombang mikro selama 10, 15, dan 20
menit terjadi konversi eugenol menjadi cis-isoeugenol dan trans- isoeugenol Tabel 9. Rasio cis dan trans isoeugenol ternyata berbeda-
beda. Komponen yang dominan disyaratkan dalam perdagangan isoeugenol di pasaran adalah komponen trans-isoeugenol dengan
kandungan minimal 91 – 93 Indesso, 2006. Berdasarkan Tabel 9, rasio trans terhadap cis isoeugenol yang paling tinggi pada aplikasi
katalis RhCl
3
.3H
2
O sebanyak 0.02 g diperoleh dari pemanasan gelombang mikro selama 15 menit. Demikian pula, pada aplikasi
katalis RhCl
3
.3H
2
O sebanyak 0.04 g, rasio trans terhadap cis isoeugenol yang paling tinggi didapatkan dari pemanasan gelombang
mikro selama 15 menit. Waktu pemanasan gelombang mikro selama 15 menit pada aplikasi katalis RhCl
3
.3H
2
O sebanyak 0.02 g dan 0.04 g diduga sebagai waktu pemanasan yang paling sesuai untuk reaksi
isomerisasi eugenol.
2. Bobot jenis 2525
C
Produk isomerisasi menggunakan pemanasan gelombang mikro selama 10, 15, dan 20 menit dengan menggunakan katalis
RhCl
3
.3H
2
O sebanyak 0.02 g dan 0.04 g disajikan pada Gambar 17.
1.0967 1.1065
1.0896 1.0945
1.0966 1.1078
1.0000 1.0500
1.1000 1.1500
10 15
20 Waktu Pemanasan Menit
Bobot Jenis
Jumlah katalis 0.02 g RhCl3.3H2O Jumlah katalis 0.04 g RhCl3.3H2O
Gambar 17. Pengaruh waktu pemanasan gelombang mikro terhadap bobot jenis rata-rata produk isomerisasi
Bobot jenis 2525 C rata-rata produk isomerisasi yang
dihasilkan dengan menggunakan katalis RhCl
3
.3H
2
O sebesar 0.02 gram berkisar antara 1.0896 – 1.0966. Sedangkan bobot jenis
2525 C rata-rata produk isomerisasi yang dihasilkan dengan
menggunakan katalis RhCl
3
.3H
2
O sebesar 0.04 gram berkisar antara 1.0967 – 1.1078. Terjadinya peningkatan nilai bobot jenis seiring
meningkatnya waktu pemanasan karena isoeugenol yang terbentuk semakin banyak atau eugenol dalam produk semakin sedikit.
Isoeugenol mempunyai bobot jenis yang lebih tinggi daripada eugenol Guenther, 1990.
Bobot jenis rata-rata produk isomerisasi baik dengan menggunakan katalis RhCl
3
.3H
2
O sebesar 0.02 g dan 0.04 g lebih besar daripada bobot jenis 2525
C yang ditetapkan EOA 1970 yaitu berkisar antara 1.079 – 1.085. Hal ini disebabkan produk
isomerisasi hasil penelitian ini tidak dilakukan proses pemisahan dan pemurnian lebih lanjut sehingga dalam produk masih mengandung zat
pengotor dibuktikan dengan adanya endapan kental dalam produk yang memiliki bobot lebih tinggi daripada isoeugenol. Zat pengotor
ini kemungkinan besar terbentuk dari reaksi polimerisasi termal Cowd, 1982 ketika pemanasan pada suhu tinggi berlangsung.
3. Indeks bias 25
C
Indeks bias rata-rata produk isomerisasi hasil penelitian dengan menggunakan katalis RhCl
3
.3H
2
O sebesar 0.02 gram dan pemanasan gelombang mikro selama 10, 15, dan 20 menit berkisar
antara 1.5680 – 1.5714 Gambar 18. Sedangkan indeks bias rata-rata produk isomerisasi hasil penelitian dengan menggunakan katalis
RhCl
3
.3H
2
O sebesar 0.04 gram dan pemanasan gelombang mikro selama 10, 15, dan 20 menit berkisar antara 1.5715 – 1.5741 Gambar
18.
1.5680 1.5713
1.5714 1.5715
1.5720 1.5741
1.5500 1.5550
1.5600 1.5650
1.5700 1.5750
1.5800
10 15
20 Waktu Pemanasan Menit
Indeks Bi as
25 C
Jumlah katalis 0.02 g RhCl3.3H2O Jumlah katalis 0.04 g RhCl3.3H2O
Gambar 18. Pengaruh waktu pemanasan gelombang mikro terhadap indeks bias produk isomerisasi
Semakin lama waktu pemanasan gelombang mikro, semakin besar indeks bias rata-rata produk isoeugenol meskipun kecil
peningkatannya. Hal ini disebabkan jumlah senyawa isoeugenol yang terbentuk semakin meningkat. Senyawa isoeugenol mempunyai
indeks bias dan kerapatan yang lebih besar daripada eugenol Guenther, 1990. Jika senyawa dilewati sinar monokromatis maka
akan terjadi pembiasan cahaya yang lebih mendekati garis normal sehingga indeks biasnya semakin besar. Oleh karena itu, semakin
besar jumlah senyawa isoeugenol yang terbentuk maka indeks bias produk isomerisasi akan semakin besar.
4. Kelarutan dalam Etanol 50