Pendekatan Saintifik KAJIAN TEORI

yaitu ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 75 dengan KKM ≥ 67 dengan indikator: 1 menyusun kalimat berdasarkan kata kunci; 2 menggunakan kata kunci baru yang tidak tercantum dalam flash card; 3 menyusun kalimat menjadi karangan deskripsi; dan 4 menggunakan ejaan dan tanda baca pada karangan deskripsi.

2.1.4 Pendekatan Saintifik

2.1.4.1 Pengertian Pendekatan Saintifik Menurut Daryanto 2014: 51 pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara ak- tif mengkontruksi konsep, hokum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan yang di- maksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi searah da- ri guru. 2.1.4.2 Langkah–Langkah Pendekatan Saintifik Menurut Permendikbud No.81A, proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik terdiri dari lima pengalaman belajar pokok, yaitu: 2.1.4.2.1 Mengamati Menurut Daryanto 2014: 60 Kegiatan mengamati mengutamakan keber- maknaan proses pembelajaran. Model mengamati sangat bermanfaat bagi peme- nuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermakna- an yang tinggi.dengan mengamati, siswa dapat menemukan fakta bahwa ada hu- bungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, me- nyimak, mendengar, dan membaca. 2.1.4.2.2 Menanya Menurut Daryanto 2014: 64 dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara lisan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang su- dah dibaca, dilihat, atau disimak. Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk ka- limat tanya, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Menurut Permendikbud No. 81A, dalam ke- giatan bertanya guru dapat mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik 2.1.4.2.3 Mengumpulkan InformasiEksperimen Menurut Permendikbud No. 81A, kegiatan yang dapat dilakukan adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati ob- jekkejadianaktivitas, wawancara dengan nara sumber. Kegiatan ini dapat me- ngembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, ke- mampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi me- lalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. 2.1.4.2.4 MengasosiasikanMengolah Informasi Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan menge- lompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori Daryanto, 2014: 71. menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 kegiatan belajar pada tahap ini yaitu meliputi mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan me- ngumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan me- ngumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan berupa sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampu- an berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 2.1.4.2.5 Mengomunikasikan Menurut menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013, kegiatan yang di- laksanakan pada tahap ini adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Daryanto 2014: 80 mengungkapkan bahwa pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan pada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah me- reka pelajari yang dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukannya dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan me- nemukan pola. 2.1.4.3 Penerapan Pendekatan Saintifik Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus didasari pada kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Seperti yang telah dijelaskan Daryanto 2014: 56 antara lain: 1 materi berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat diijelas- kan dengan logika atau penalaran tertentu; dan 2 proses pembelajaran harus ter- hindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah.

2.1.5 Hakikat Bahasa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI MODEL COMPLETE AND CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV B SDN WONOSARI 02 SEMARANG

9 111 189

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLIPCHART PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 57 269

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02

0 13 246

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS II SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 193

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA ROLL THE CAN PADA SISWA KELAS IVB SDN PUDAKPAYUNG 01

1 29 159

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Concept Sentence pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2016.

0 2 16

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI.

2 22 90

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI.

1 3 35

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA SD

1 3 10