5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Alat Tangkap Pukat Udang
Sebuah unit penangkapan udang terdiri dari kapal, nelayan dan alat tangkap pukat udang. Dalam kegiatan penangkapan udang, sebuah unit penangkapan sangat diperlukan
untuk memperlancar kegiatan penangkapan.
5.1.1 Kapal Tabel 3 Spesifikasi kapal pukat udang dan alat tangkap pukat udang yang
beroperasi di perairan Laut Arafura per 26 Juli 2005
BERAT KOTOR
GT KEKUATAN
MESIN HP
HEAD ROPE
m GROUND
ROPE m
DIAMETER BED
m JARAK
ANTAR JERUJI
BED mm MESHSIZE
CODEND mm
JUMLAH KAPAL
unit JUMLAH
KAPAL 30-100
120-550 15.5-28
18-32 1.05-1.3
11-110 30-50
80 10,26
100-200 220-1200
17.84-23 21-36
0.715-1.3 30-140
37.5-90 565
72,44 200-300
650-1200 21-22
26-42 0.9625-1.5
100-120 30-57
105 13,46
300-400 700-1200
20-25.5 23-31.4
0.9625-1.3 100
30-57 10
1,28 400-500
800-1085 20-28
23-32 0.9625-1.3
100 30-80
15 1,92
500 1300
25.5 31.4
1.05 100
45 5
0,64
Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap-DKP
Tabel 3 memperlihatkan bahwa ukuran berat kotor kapal pukat udang yang dominan dipakai di perairan Laut Arafura antara 100-200 GT sebanyak 72,44. Selain
itu ukuran antara 200-300 GT sebanyak 13,46 dan ukuran antara 30-100 GT sebanyak 10,26. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan banyaknya kapal pukat udang
jenis double shrimp trawl berukuran sedang yang beroperasi di perairan Laut Arafura. Sedangkan ukuran berat kotor kapal pukat udang yang jarang dipakai antara 300-400 GT
sebanyak 1,28, 400-500 GT sebanyak 1,92 dan yang lebih dari 500 GT sebanyak 0,64.
Kekuatan mesin yang paling sering dipakai pada kapal pukat udang ukuran 100-200 GT berkisar antara 220-1200 HP sebanyak 72,44. Selain itu untuk ukuran kapal 200-
300 GT memakai muatan bersih sebesar 650-1200 HP dan ukuran kapal 30-100 GT memakai kekuatan mesin sebesar 120-550 HP. Kekuatan mesin yang jarang dipakai oleh
kapal pukat udang yang beroperasi di perairan Laut Arafura yaitu 700-1200 HP, 800- 1085 HP dan 1300 HP.
5.1.2 Alat Tangkap
Ukuran diameter BED yang digunakan pada kapal pukat udang yang beroperasi di perairan Laut Arafura bervariasi. Diameter BED yang dominan dipakai yaitu ukuran
0,715-1,3 meter sebanyak 565 unit, lalu ukuran 0,9625-1,5 meter sebanyak 105 unit dan ukuran 1,05-1,3 meter sebanyak 80 unit. Ukuran lain yang dipakai yaitu ukuran 0,9625-
1,03 meter sebanyak 25 unit dan ukuran 1,05 meter sebanyak 5 unit. Head rope
atau tali ris atas yang dipakai pada jaring kapal pukat udang yang beroperasi di perairan Laut Arafura mempunyai ukuran yang hampir sama. Panjang head
rope yang sering dipakai yaitu 17,84-23 meter sebanyak 72,44 dan 21-22 meter
sebanyak 13,46. Ukuran lain yang dipakai 20-28 meter sebanyak 30 unit.
Panjang ground rope atau tali ris bawah yang dominan dipakai pada jaring pukat udang yaitu 23 meter sebanyak 35,90, lalu panjang 28 meter sebanyak 23,72, 32
meter sebanyak 19,87 dan 36 meter sebanyak 17,31. Panjang ground rope atau tali ris bawah yang jarang dipakai yaitu 18 meter sebanyak 3,21.
Ukuran jarak antar jeruji BED mempengaruhi banyaknya hasil tangkapan sampingan yang tertangkap ketika melakukan operasi penangkapan. Jarak antar jeruji
BED yang dominan dipasang pada jaring pukat udang berukuran 30-140 mm sebanyak 72,44,lalu 100-120 mm sebanyak 13,46 dan 11-110 mm sebanyak 10,26.
Sedangkan ukuran jarak antar jeruji BED lain yang dipakai yaitu 100 mm sebanyak 3,84. Untuk itu diperlukan ukuran jarak antar jeruji BED yang optimum sehingga dapat
menghasilkan hasil tangkapan sasaran utama yang banyak dan hasil tangkapan sampingan yang lebih sedikit. Tipe BED yang digunakan di perairan Laut Arafura adalah
super shooter yang dirancang untuk mengeluarkan ikan atau hewan air yang berukuran
besar. Pada kenyataannya di lapangan, BED tidak dipasang pada jaring karena dapat mengurangi hasil tangkapan utamanya yaitu udang Mahiswara, 2001.
Gambar 12 By-Catch Excluder Device BED tipe Super Shooter
Nelly, 2005
Ukuran meshsize codend jaring pukat udang yang beroperasi di perairan Laut Arafura didominasi oleh ukuran 45 mm yaitu sebanyak 67,31 lalu ukuran 30 mm
sebanyak 23,08. Ukuran lain yang dipakai yaitu 55 mm sebanyak 8,97 dan 80 mm sebanyak 0,64. Ukuran meshsize codend mempengaruhi ukuran dan jumlah hasil
tangkapan. Makin kecil ukuran meshsize codend maka hasil tangkapan yang tertangkap makin banyak dengan tingkat pelolosan yang rendah. Sebaliknya makin besar ukuran
meshsize codend maka hasil tangkapan yang tertangkap makin sedikit dengan tingkat
pelolosan yang tinggi. Untuk itu dibutuhkan ukuran meshsize codend standar sehingga dapat diperoleh hasil tangkapan yang maksimal dengan tingkat pelolosan yang optimal
sehingga tidak menganggu kelestarian sumberdaya biota laut. Hubungan antara berat kotor kapal dengan kekuatan mesin, tali ris atas, tali ris
bawah, diameter BED, jarak antar jeruji BED dan meshsize codend yaitu makin besar ukuran berat kotor kapal maka makin besar juga ukuran kekuatan mesin, tali ris atas, tali
ris bawah, diameter BED, jarak antar jeruji BED dan meshsize codend.
5.2 Produksi Udang