Petani dalam menjalankan usahatani tidak terlepas dari suatu resiko. Petani sebagai pengelola usahatani menghadapi berbagai resiko baik yang berupa resiko
negatif maupun positif. Oleh karena itu petani dalam menjalankan usahatani semestinya memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan resiko
usahatani. Tingkat keberanian dalam mengambil resiko ditelusuri melalui tingkat
pemahaman tentang resiko dan tingkat kemampuan petani dalam melaksanakan usahatani yang mengandung resiko. Tingkat keberanian mengambil resiko antara
petani sayuran dan petani padi menunjukkan perbedaan yang nyata. Keberanian petani sayuran dalam mengambil resiko menunjukkan lebih tinggi dibanding
petani padi. Petani sayuran di Kabupaten Malang memiliki tingkat keberanian dalam
mengambil resiko lebih besar dibanding petani sayuran di Kabupaten Pasuruan. Hal ini karena petani sayuran di Kabupaten Malang memiliki rataan tingkat
pendidikan lebih tinggi tingkat SLTA sedang di Kabupaten Pasuruan berkisar tingkat SLTP. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat keberanian
dalam mengambil resiko menunjukkan hubungan yang sangat nyata Tabel 21.
Tabel 21. Sebaran Tingkat Keberanian Mengambil Resiko menurut Tingkat
Pendidikan Petani Tingkat Pendidikan
Petani Padi
1
Petani Sayuran
2
Tingkat Keberanian
Mengambil Resiko
SD SLTP SLTA Total
SD SLTP SLTA P.tinggi Total
Sangat rendah 10.3 2.4 0.0
12.7 2.3
2.3 1.1 0.0 5.6
Rendah
26.1 2.4
1.8 30.3
22.0 7.9
5.6 1.1 36.7
Tinggi
22.4 10.3
13.9 46.7
23.7 11.3
9.6 5.6
50.3 Sangat tinggi
1.2 3.6
5.5 10.3
0.0 2.8
2.8 1.7
7.3
Total
60.0 18.8 21.2 100.0
48.0 24.3
19.2 8.5 100.0
Keterangan : 1 Hasil uji Chi-square berbeda sangat nyata =0,01. 2 Hasil uji Chi-square berbeda nyata =0,05.
Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan petani, semakin berani pula dalam menghadapi resiko terutama pada petani sayuran sedangkan
pada petani padi memiliki kecenderungan lebih terhadap keberanian mengambil resiko lebih rendah Tabel 21. Hal ini karena pendidikan yang tinggi, juga
mengakibatkan pengetahuan lebih luas dan lebih baik pula. Hal demikian juga terjadi pada petani tanaman padi maupun tanaman sayuran. Bila pengetahuan
petani semakin luas mengakibatkan petani lebih rasional dan semakin mempertimbangkan lebih tepat sehingga lebih berani dalam menghadapi resiko
usahatani yang dijalankan. Dengan demikian para petani dalam menjalankan usahatani dengan resiko yang kecil cenderung bukan semata-mata karena takut
terhadap resiko yang akan dihadapi, tetapi lebih karena memiliki pengetahuan yang terbatas sehingga cukup rasional apabila petani menjalankan kegiatan
usahatani sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Temuan ini mendukung hasil kajian Popkin 1986 tentang petani rasional di pulau Jawa.
Hubungan umur petani dengan tingkat keberanian mengambil resiko dalam berusahatani pada Tabel 22 menunjukkan bahwa petani padi memiliki
tingkat keberanian lebih rendah dibandingkan dengan petani sayuran. Tingkat keberanian mengambil resiko petani padi yang termasuk kategori rendah hingga
sangat rendah sebagian besar ditunjukkan petani berumur di bawah 31 tahun dan
Tabel 22. Sebaran Tingkat Keberanian Mengambil Resiko menurut Umur Petani
Umur Petani Padi
1
Sayuran
2
Tingkat Keberanian
Mengambil Resiko
31 31- 40 41-50 50 Total 31 31- 40 41-50 50 Total
Sangat Rendah 0.0 6.7 3.6
2.4 12.7
0.0 2.8
1.1 5.1 9.0 Rendah
1.8 4.8