1.1 36.7 10.3 46.7 11.3 5.6 10.3 Peran Kapasitas Petani Dalam Mewujudkan Keberhasilan Usahatani Kasus Petani Sayuran Dan Padi Di Kabupaten Malang Dan Pasuruan Provinsi Jawa Timur

Petani dalam menjalankan usahatani tidak terlepas dari suatu resiko. Petani sebagai pengelola usahatani menghadapi berbagai resiko baik yang berupa resiko negatif maupun positif. Oleh karena itu petani dalam menjalankan usahatani semestinya memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan resiko usahatani. Tingkat keberanian dalam mengambil resiko ditelusuri melalui tingkat pemahaman tentang resiko dan tingkat kemampuan petani dalam melaksanakan usahatani yang mengandung resiko. Tingkat keberanian mengambil resiko antara petani sayuran dan petani padi menunjukkan perbedaan yang nyata. Keberanian petani sayuran dalam mengambil resiko menunjukkan lebih tinggi dibanding petani padi. Petani sayuran di Kabupaten Malang memiliki tingkat keberanian dalam mengambil resiko lebih besar dibanding petani sayuran di Kabupaten Pasuruan. Hal ini karena petani sayuran di Kabupaten Malang memiliki rataan tingkat pendidikan lebih tinggi tingkat SLTA sedang di Kabupaten Pasuruan berkisar tingkat SLTP. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat keberanian dalam mengambil resiko menunjukkan hubungan yang sangat nyata Tabel 21. Tabel 21. Sebaran Tingkat Keberanian Mengambil Resiko menurut Tingkat Pendidikan Petani Tingkat Pendidikan Petani Padi 1 Petani Sayuran 2 Tingkat Keberanian Mengambil Resiko SD SLTP SLTA Total SD SLTP SLTA P.tinggi Total Sangat rendah 10.3 2.4 0.0 12.7 2.3 2.3 1.1 0.0 5.6 Rendah

26.1 2.4

1.8 30.3

22.0 7.9

5.6 1.1 36.7

Tinggi

22.4 10.3

13.9 46.7

23.7 11.3

9.6 5.6

50.3 Sangat tinggi 1.2 3.6

5.5 10.3

0.0 2.8 2.8 1.7 7.3 Total 60.0 18.8 21.2 100.0 48.0 24.3 19.2 8.5 100.0 Keterangan : 1 Hasil uji Chi-square berbeda sangat nyata =0,01. 2 Hasil uji Chi-square berbeda nyata =0,05. Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan petani, semakin berani pula dalam menghadapi resiko terutama pada petani sayuran sedangkan pada petani padi memiliki kecenderungan lebih terhadap keberanian mengambil resiko lebih rendah Tabel 21. Hal ini karena pendidikan yang tinggi, juga mengakibatkan pengetahuan lebih luas dan lebih baik pula. Hal demikian juga terjadi pada petani tanaman padi maupun tanaman sayuran. Bila pengetahuan petani semakin luas mengakibatkan petani lebih rasional dan semakin mempertimbangkan lebih tepat sehingga lebih berani dalam menghadapi resiko usahatani yang dijalankan. Dengan demikian para petani dalam menjalankan usahatani dengan resiko yang kecil cenderung bukan semata-mata karena takut terhadap resiko yang akan dihadapi, tetapi lebih karena memiliki pengetahuan yang terbatas sehingga cukup rasional apabila petani menjalankan kegiatan usahatani sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Temuan ini mendukung hasil kajian Popkin 1986 tentang petani rasional di pulau Jawa. Hubungan umur petani dengan tingkat keberanian mengambil resiko dalam berusahatani pada Tabel 22 menunjukkan bahwa petani padi memiliki tingkat keberanian lebih rendah dibandingkan dengan petani sayuran. Tingkat keberanian mengambil resiko petani padi yang termasuk kategori rendah hingga sangat rendah sebagian besar ditunjukkan petani berumur di bawah 31 tahun dan Tabel 22. Sebaran Tingkat Keberanian Mengambil Resiko menurut Umur Petani Umur Petani Padi 1 Sayuran 2 Tingkat Keberanian Mengambil Resiko 31 31- 40 41-50 50 Total 31 31- 40 41-50 50 Total Sangat Rendah 0.0 6.7 3.6 2.4 12.7 0.0 2.8 1.1 5.1 9.0 Rendah

1.8 4.8