Hasil regresi dari pengaruh nilai tukar riil REER terhadap ekspor di Negara ASEAN yang terlihat pada tabel 4.8 diperoleh nilai R
2
dengan pendekatan fixed effect model sebesar 0.971706. Hal ini berarti 97,17 volume ekspor mampu dijelaskan
oleh nilai tukar riil REER. Sedangkan sisanya 2,83 dijelaskan oleh variabel- variabel lain di luar model yang mempengaruhi volume ekspor.
Hasil regresi dari pengaruh nilai tukar riil REER terhadap impor di Negara ASEAN yang terlihat pada tabel 4.9 diperoleh nilai R
2
dengan pendekatan fixed effect model sebesar 0.970713. Hal ini berarti 97,07 volume impor mampu dijelaskan
oleh nilai tukar riil REER. Sedangkan sisanya 2,93 dijelaskan oleh variabel- variabel lain di luar model yang mempengaruhi impor.
4.6. Pembahasan
4.6.1. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Riil REER Terhadap Ekspor EX di
Negara ASEAN
Data regresi pengaruh nilai tukar riil REER terhadap ekspor EX dengan model fixed effect dan metode GLS, diperoleh nilai koefisien regresi dengan persamaan
sebagai berikut. EX
it
= α
i
+ β
1
REER
1it
+ e
it
EX
it
= 16.05174 - 1.535327 REER
1it
+ e
it
Std Error = 0.311706 0.065983 + e
it
Sig = 0,0000 0,0202
Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel nilai tukar riil berpengaruh negatif dan signifikan dengan koefisien sebesar 1.535327 terhadap
ekspor di negara ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa apabila rasio nilai tukar riil mengalami peningkatan dalam angka depresiasi, maka akan menurunkan volume
ekspor negara ASEAN sebesar 1.54, atau exchange rate elasticity sebesar 1.54. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh
positif nilai tukar riil terhadap volume ekspor di negara ASEAN. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa apabila nilai tukar riil REER
mengalami apresiasi, maka volume ekspor akan meningkat. Apabila nilai tukar riil REER mengalami depresiasi maka volume ekspor akan menurun. Hal ini
menunjukkan depresiasi nilai tukar riil belum mampu meningkatkan volume perdagangan dalam meningkatkan kinerja trade balance.
Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian sebelumnya dari Ratih 2007 yang mengatakan adanya pengaruh negatif nilai tukar riil terhadap volume ekspor.
Murianda 2008 juga mengatakan adanya pengaruh negatif nilai tukar riil terhadap volume ekspor. Jika nilai tukar riil mengalami apresiasi maka ekspor akan meningkat.
Hal ini dapat disebabkan antara lain karena nilai ekspor lebih dipengaruhi oleh harga pasar internasional. Depresiasi nilai tukar riil belum dapat direspon dengan baik
dengan peningkatan volume ekspor khususnya dalam jangka pendek.
Tabel 4.10 Nilai Intersept Masing – masing Cross Section Ekspor
No Negara
C Ci
C + Ci 1 Brunei
-8.058002 16.05174 7.993738 2 Cambodia
3.17222 16.05174 19.22396 3 Indonesia 8.028315 16.05174 24.08006
4 Laos 3.500546 16.05174 19.55229
5 Malaysia -2.372668 16.05174 13.67907 6 Myanmar -6.532005 16.05174 9.519735
7 Philipina -0.865081 16.05174 15.18666
8 Singapura -4.463824 16.05174 11.58792 9 Thailand -0.207496 16.05174 15.84424
10 Vietnam 7.797996 16.05174 23.84974
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 6 data diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas, jika kita asumsikan variabel nilai tukar riil REER konstan tidak ada pengaruh, maka negara yang mengalami
pertumbuhan ekspor tertinggi adalah Indonesia, Vietnam, Laos, Cambodia, dan Thailand. Sedangkan negara yang mengalami pertumbuhan impor terendah adalah
Brunei, Myanmar, Singapura, Malaysia, dan Philipina.
4.6.2. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Riil REER Terhadap Impor IM di