banyak. Sebaliknya dengan asumsi kurs tidak fluktuatif, maka daya saing sangat ditentukan oleh kemampuan negara domestik atau otoritas moneter dalam
mengendalikan laju harga dengan berbagai instrumen yang menjadi kewenangannya. Nilai tukar riil suatu negara akan berpengaruh pada kondisi perekonomian makro
suatu negara khususya dengan ekspor netto atau neraca perdagangan.
2.4. Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar secara sederhana dapat diartikan sebagai seperangkat kebijakan institusi, praktek, peraturan, dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu
mata uang ditukarkan dengan mata uang lainnya. Sebagai dasar pertukaran mata uang antar negara, masing–masing negara harus menetapkan kerangka atau sistem nilai
tukar terhadap negara lainnya. Sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara tergantung dari kebijakan yang ditempuh suatu negara di mana dipengaruhi oleh
kedudukan negara dan tujuan umum dari ekonomi negara yang bersangkutan terutama politik moneternya.
Madura 2009:219 mengatakan secara umum sistem nilai tukar dapat dibagi menjadi:
2.4.1. Sistem Nilai Tukar Tetap Fixed Exchange Rate
Madura 2009:220, Sistem nilai tukar tetap fix exchange rate system merupakan nilai mata uang yang dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam
kisaran yang sempit. Apabila nilai tukar mulai berfluktuasi terlalu besar, maka
pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agar fluktuasi tetap berada dalam kisaran yang diinginkan. Intervensi yang dilakukan pemerintah dapat berupa
pemotongan nilai mata uang-nya devalue terhadap mata uang negara lain pada kondisi tertentu. Pada kondisi lain, pemerintah dapat mengembalikan nilai mata uang
revalue atau meningkatkan nilai mata uangnya terhadap mata uang lain. Tindakan bank sentral dalam melakukan pemotongan nilai mata uangnya biasa
disebut sebagai devaluasi. Devaluasi mengacu pada penyesuaian ke bawah downward dari mata uang yang dilakukan bank sentral. Sedangkan tindakan
penyesuaian ke atas upward biasa disebut dengan revaluasi. Keuntungan dari diterapkannya sistem nilai tukar tetap yaitu di mana nilai tukar
dibuat tetap, sebuah perusahaan internasional dapat melakukan kegiatan bisnisnya tanpa perlu khawatir terhadap perubahan nilai mata uang di kemudian hari, demikian
juga dengan para eksportir. Sedangkan kelemahan dari diterapkannya sistem nilai tukar tetap adalah adanya resiko bahwa pemerintah akan melakukan perubahan nilai
mata uang secara mendadak. Dari sudut pandang makro, sistem nilai tukar tetap dapat membuat kondisi ekonomi sebuah negara menjadi sangat tergantung dari kondisi
ekonomi negara lain Madura, 2009:221.
2.4.2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Freely Floating
Pada sistem nilai tukar mengambang bebas freely floating exchange rate system, nilai tukar ditentukan sepenuhnya oleh pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Bila
pada sistem nilai tukar tetap tidak diperbolehkan adanya fleksibilitas nilai tukar, pada
sistem mengambang bebas memperbolehkan adanya fleksibilitas secara penuh. Pada sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar akan disesuaikan secara terus –
menerus sesuai dengan kondisi penawaran dan permintaan dari mata uang tersebut Madura, 2009:222.
Salah satu keuntungan dari sistem nilai tukar ini adalah kondisi ekonomi suatu negara akan terlindungi dari kondisi ekonomi dan masalah yang dihadapi negara lain.
Keuntungan lain adalah bahwa bank sentral tidak perlu harus selalu mempertahankan nilai tukar pada suatu kisaran tertentu. Oleh karena itu, tidak diperlukan adanya
intervensi yang mungkin dapat mengakibatkan dampak negatif pada ekonomi. Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah akan berdampak buruk pada negara
dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Permasalahan ekonomi suatu negara dapat diindikasikan dari pergerakan nilai
tukar dalam sistem mengambang bebas. Dalam sistem seperti ini, perusahaan internasional harus mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mengukur dan
mengelola eksposur risiko akibat fluktuasi nilai tukar. Namun karena fluktuasi nilai tukar ini dapat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi negara, sebagian besar
pemerintah akan berusaha mempertahankan fleksibilitas untuk dapat mengontrol nilai tukar bila diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.4.3. Sistem Mengambang Terkendali Managed Floating