Menurut Boediono 2001:19 perdagangan Internasional timbul terutama sekali karena suatu negara bisa menghasilkan barang tertentu secara lebih efisien daripada
negara lain. Misal bila negara A lebih efisien dalam produk tekstil dan negara B lebih efisien dalam produk beras, maka ada kecenderungan bagi A untuk mengekspor
tekstil ke B, dan bagi B untuk mengekspor beras ke A. Secara sederhana, itulah hakikat dari teori perdagangan internasional.
2.1.1. Teori Keuntungan Absolut Absolute Adventage
Menurut Adam Smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada keunggulan absolut absolute adventage. Misal sebuah negara memiliki keunggulan
absolut terhadap negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun memiliki kerugian absolut terhadap negara lain dalam memproduksi komoditi lainnya. Maka
kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing – masing melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan
absolut, dan menukarkannya dengan komoditi lain yang memiliki kerugian absolut Salvatore, 1997:25.
Tabel 2.1 Contoh Teori Keuntungan Absolut
Amerika Serikat China
Barang Waktu
Jml Prod. Waktu
Jml Prod. Kain
1 hari 200
1 hari 50
Sutera 1 hari
50 1 hari
100 Jumlah
2 hari 250
2 hari 150
Perbandingan pertukaran dasar tukar pd masing-masing negara adalah : Amerika Serikat
: 1 unit kain = ¼ unit sutera
China : 1 unit kain
= 2 unit sutera Dalam 4 hari kedua negara memproduksi 400 unit, akan tetapi jika AS
menspealisasikan diri memproduksi kain saja dalam 2 hari menghasilkan 400 unit, sedang China menspealisasikan diri pada sutera dalam 2 hari menghasilkan 200 unit,
sehingga akan menaikan produksi kedua belah pihak. Kenyataan bahwa salah satu negara akan memperoleh keuntungan lebih
banyak tidaklah hal terpenting. Yang penting adalah bahwa kedua negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan spesialisasi dalam produksi
perdagangan. Meskipun demikian, pada saat ini keunggulan absolut hanya dapat menjelaskan sebagian kecil saja dari perdagangan dunia, khususnya perdagangan
antara negara–negara maju dan negara–negara berkembang. Sebagian besar perdagangan dunia, terutama perdagangan antara negara maju tidak dapat dijelaskan
dengan teori keunggulan absolut Salvatore, 1997:27.
2.1.2. Teori Keunggulan Komparatif Comparative Adventage
Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih
tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak Salvatore 1997:27. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam
memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil,
dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut yang lebih besar. Ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif.
Amerika Indonesia
Gandum 2 4
Rempah - rempah 3
4
Suatu negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi, dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif
rendah. Dalam hal ini, Amerika mempunyai keunggulan mutlak dalam kedua barang tersebut. Namun Ricardo mengatakan bahwa dalam hal ini tidak berarti bahwa
Amerika akan mengekspor baik gandum maupun rempah–rempah ke Indonesia. Dalam keadaan ini pun Indonesia masih akan mengekspor rempah–rempah ke
Amerika dan Amerika mengekspor gandum ke Indonesia. Satu kg rempah–rempah di Amerika bisa ditukar dengan 1
½
kg gandum, sedangkan di Indonesai 1 kg rempah–rempah hanya bisa ditukar dengan 1 kg
gandum. Dalam hal ini Amerika mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi gandum, dan Indonesia mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi rempah–
rempah. Oleh sebab itu akan menguntungkan kedua belah pihak apabila Indonesia bisa menukarkan rempah–rempah dengan gandum Amerika, dan Amerika
menukarkan gandumnya dengan rempah–rempah Indonesia. Jadi jelas bahwa adanya keunggulan komparatif bisa menimbulkan manfaat perdagangan gains from trade
bagi kedua belah pihak, dan selanjutnya akan mendorong timbulnya perdagangan antarnegara.
2.1.3. Teori Heckscher Ohlin HO