3. Pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim
manajemen audit perusahaan menemukan solusi. Meningkatnya kompleksitas suatu tugas atau sistem berakibat pada
menurunnya tingkat keberhasilan tugas itu. Tingginya kompleksitas pada proses audit dapat mengakibatkan akuntan berperilaku disfungsional sehingga
berpengaruh dalam pembuatan keputusan yang terkait dengan audit Restu dan Indrianto 2000 dalam Puspitasari 2013.
2.6. Belanja Modal
Belanja modal adalah pengeluaran negara yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal atau aset tetap untuk operasional sehari-hari suatu satuan
kerja, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai tujuan yaitu mensejahterakan masyarakat. Menurut Halim dan Abdullah 2006b,
belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Menurut
Peraturan Menteri Keuangan No. 91PMK.062007 tentang Bagan Akuntansi Standar BAS, belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan
dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal
kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan belanja pemerintah daerah yang
manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang sifatnya rutin seperti biaya
pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum. Belanja modal
digunakan untuk memperoleh aset tetap pemerintah daerah seperti peralatan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Cara mendapat belanja modal dengan
membeli melalui proses lelang atau tender. Aset tetap yang dimiliki pemerintah daerah sebagai akibat adanya belanja modal merupakan syarat utama dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD untuk menambah aset
tetap. Setiap tahun diadakan pengadaan aset tetap oleh pemerintah daerah sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan kepada masyarakat yang memberikan
dampak jangka panjang secara financial Ardhani 2011. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK.022011 tentang
Klasifikasi Anggaran, komponen pengeluaran yang dapat digolongkan ke dalam belanja modal adalah pembelian tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya. Komponen-komponen belanja modal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Belanja modal tanah adalah pengeluaran yang digunakan untuk
pengadaanpembelianpembebasan penyelesaian, balik nama atau sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat,
dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
2. Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran yang digunakan untuk
pengadaanpenambahan, penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12
bulan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
3. Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran yang digunakan
untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan
bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan adalah pengeluaran yang digunakan
untuk pengadaanpenambahanpenggantianpeningkatan dan pembangunan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan,
dan pengelolaan jalan, irigasi, dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
5. Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran yang digunakan untuk
pengadaan, penambahan, penggantian, pembangunan serta perawatan fisik lainnya yang tidak dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan, irigasi, dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli,
pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.
Setiap tahun anggaran pemerintah daerah pasti akan melakukan pengeluaran yang bernama belanja modal, hal ini dilaksanakan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan memajukan daerahnya. Belanja modal sendiri seharusnya
dialokasikan untuk hal-hal yang bersifat produktif. Setiap daerah akan memanfaatkan pemasukan dari potensi yang dimilikinya untuk menyusun rencana
belanja modalnya. Setiap daerah mempunyai sumber pemasukan untuk belanja modal yang berbeda-beda dan alokasi belanja modal yang berbeda-beda pula.
Latar belakang dari setiap daerah akan menentukan arah dari alokasi dari dana belanja modalnya. Menurut Ardhani 2011 faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan alokasi belanja modal adalah pertumbuhan ekonomi, Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, dan Dana Bagi Hasil DBH.
Menurut Abdullah dan Halim 2006, alokasi belanja modal yang didasarkan pada kebutuhan memiliki arti bahwa tidak semua satuan kerja atau unit
organisasi di pemerintahan daerah melakukan pengadaan aset tetap. Pelaksanaan pengadaan dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan
kerja. Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja, ada satuan kerja yang menyediakan sarana dan prasarana fisik seperti fasilitas pendidikan gedung
sekolah, peralatan laboratorium, perpustakaan, jalan raya, dan jembatan, sementara satuan kerja lain ada yang hanya memberikan pelayanan jasa langsung
berupa pelayanan administrasi catatan sipil, pembuatan kartu
identitas kependudukan, pengamanan, pemberdayaan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan
kesehatan. Agar alokasi dari dana belanja modal yang dimiliki suatu daerah dapat
tepat sasaran dan tujuan utama dari belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah bisa tercapai maka perlu adanya sistem pengawasan yang baik.
Sistem pengawasan atau kontrol harus diterapkan dalam rangka untuk meminimalisir anggaran belanja modal yang bocor sehingga merugikan keuangan
daerah.
2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis 2.7.1. Hubungan