Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengingkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN KUALITAS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
OLEH
SYAHRIZHAL SIREGAR 110503045
DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN KUALITAS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal yang diuji menggunakan analisis regeresi berganda.Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden, dengan pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel faktor pendidik, interkoneksitas kurikulum, dan spesifikasi kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara.Secara parsial, masing-masing variabel memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi, di mana variabel faktor pendidik menjadi variabel yang paling dominan. Kata Kunci: peningkatan kualitas, faktor pendidik, interkoneksitas kurikulum, dan
(3)
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECTING STUDENTS’ QUALITY IMPROVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA IN FACING ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
This research aim is to analyze what are the factors that affecting students’ quality improvement of accounting students Universitas Sumatera Utara in facing Asean Economic Community. This is a causal associative research with multiple regression analysis method used. Total number of samples are 100 people, which their data collection are taken using questionnaires. Research shows that simultaneously, lecturers, curriculum interconnectivity, and specification of competency are affecting positively and significantly to students’ quality improvement. Partially, each of the independent variable is also affecting positively and significantly to students’ quality improvement of accounting student in Universitas Sumatera Utara.
Keywords: quality improvement, lecturers factor, curriculum interconnectivity, and specification of competency.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengingkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN,” guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak.Terutama penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis Bapak Ir. Hermansyah Siregar, M.T dan Ibu Ir. Syarifah Djahisah, M.Si.Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti.Semoga penulis dapat menjadi anak yang dibanggakan.Kemudian kepada adik penulis, Gussyafa Siregar. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,Ca, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(5)
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing.
5. BapakDrs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding. 6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen pengajar yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis selama kuliah.
7. Mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia membantu pengisian kuesioner pada penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan akuntansi 011 atas waktu, bantuan, dan motivasi yang diberikan.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.
Medan, 20April 2015
(6)
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Regulasi ... 8
2.2 Masyarakat Ekonomi ASEAN ... 9
2.2.1 Definisi MEA... 9
2.2.2 Karakteristik MEA... 10
2.2.3 Tujuan MEA ... 12
2.2.4 Dampak MEA ... 12
2.2.5 Hambatan MEA ... 14
2.3 Pendidik ... 15
2.4 Interkoneksitas ... 16
2.5 Spesifikasi Kompetensi ... 17
2.6 Penelitian Terdahulu ... 19
2.7 Kerangka Konseptual... 20
2.8 Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
3.2.1 Tempat Penelitian ... 22
3.2.2 Waktu Penelitian ... 22
3.3 Batasan Operasional ... 22
3.4 Definisi Operasional ... 23
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 24
3.6 Populasi dan Sampel ... 24
3.7 Jenis Data ... 25
(7)
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27
3.10 Teknik Analisis ... 31
3.10.1 Statistik Deskriptif ... 31
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.10.3 Uji Regresi Berganda ... 35
3.10.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 36
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 39
4.1.1 Analisis Deskriptif... 39
4.1.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 39
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 40
4.1.2 Analisis Statistik ... 47
4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 47
4.1.2.2 Uji Hipotesis ... 53
4.1.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 55
4.1.2.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 57
4.1.2.5 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 59
4.1.3 Pembahasan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 65
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 19
3.1 Uji Validitas ... 28
3.2 Uji Validitas ... 29
3.3 Uji Reliabilitas ... 31
4.1 Karakteristik Responden Jenis Kelamin ... 39
4.2 Karakteristik Responden Usia ... 40
4.3 Distribusi Jawaban Responden variabel Kualitas ... 41
4.4 Distribusi Jawaban Responden variabel Pendidik ... 42
4.5 Distribusi Jawaban Responden variabel Interkonesitas .... 43
4.6 Distribusi Jawaban Responden variabel Spesifikasi ... 45
4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov ... 50
4.8 Hasil Uji Glejser ... 52
4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
4.10 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 54
4.11 Hasil Uji Parsial ... 56
4.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 59
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 20
4.1 Gambar Grafik Histogram ... 48
4.2Normal Probability Plot ... 49
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Validitas ... 68
2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 71
3 Kuesioner Responden ... 75
4Distribusi Jawaban Responden ... 78
(11)
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN KUALITAS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal yang diuji menggunakan analisis regeresi berganda.Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden, dengan pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel faktor pendidik, interkoneksitas kurikulum, dan spesifikasi kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara.Secara parsial, masing-masing variabel memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi, di mana variabel faktor pendidik menjadi variabel yang paling dominan. Kata Kunci: peningkatan kualitas, faktor pendidik, interkoneksitas kurikulum, dan
(12)
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECTING STUDENTS’ QUALITY IMPROVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA IN FACING ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
This research aim is to analyze what are the factors that affecting students’ quality improvement of accounting students Universitas Sumatera Utara in facing Asean Economic Community. This is a causal associative research with multiple regression analysis method used. Total number of samples are 100 people, which their data collection are taken using questionnaires. Research shows that simultaneously, lecturers, curriculum interconnectivity, and specification of competency are affecting positively and significantly to students’ quality improvement. Partially, each of the independent variable is also affecting positively and significantly to students’ quality improvement of accounting student in Universitas Sumatera Utara.
Keywords: quality improvement, lecturers factor, curriculum interconnectivity, and specification of competency.
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat integrasi perekonomian dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada
ASEAN Summitbulan Januari 2007 di Cebu, Filipina. MEA bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang ditandai dengan bebasnya aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal secara lebih bebas. MEA juga diinspirasikan akan berwujud suatu area perekonomian yang sangat kompetitif, suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang mampu berintegrasi secara penuh dengan perekonomian global.Untuk mencapai tujuan tersebut, cetak biru (blueprint) MEA diluncurkan pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura pada November 2007.Cetak biru ini dimaksudkan sebagai peta jalan (roadmap) yang memang dibutuhkan untuk mengimplementasikan MEA pada 2015.
Apabila MEA terwujud pada tahun 2015, maka dapat dipastikan akan terbuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi warga negara ASEAN. Bagi tenaga kerja terdidik di wilayah ASEAN, rencana penerapan ASEAN memberi peluang dan juga tantangan tersendiri.Dikatakan peluang karena seorang tenaga kerja yang tinggal di salah satu negara ASEAN akan punya kesempatan bekerja di sembilan negara ASEAN lainnya. Dengan jumlah sumber daya yang cukup besar di ASEAN, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memanfaatkan integrasi di sektor tenaga kerja terdidik ini.
(14)
Di sisi lain, Indonesia juga akan menghadapi ancaman. Tenaga kerja terdidik dari negara ASEAN lain akan datang ke Indonesia untuk mencari peluang kerja. Artinya peluang kerja yang ada di Indonesiaakan diperebutkan oleh lebih banyak orang. Sejauh mana orang Indonesia dapat bersaing di negeri lain atau di negeri sendiri sangat bergantung pada kualitas SDM.
Berbicara tentang kualitas, maka sangat terkait dengan kompetensi yang dimiliki para tenaga kerja Indonesia.Kompetensi yang dimiliki para tenaga kerja umumnya diperoleh dari universitas, melalui universitas diharapkan calon tenaga kerja memiliki kompetensi yang memadai.Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya pendidikan di universitas memiliki peran yang cukup penting dalam menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang memadai.
Namun tidak serta merta hal ini menjadi tanggung jawab perguruan tinggi semata, niat dan motivasi dari mahasiswa merupakan modal utama dalam mengembangkan diri mereka sendiri.Dalam hal ini pemberlakuan MEA seharusnya bisa menjadi sebuah motif bagi para mahasiswa untuk mulai menyiapkan diri menghadapi MEA. Mahasiswa harus menyadari bahwa pemberlakuan MEA akan berdampak kurang baik bagi para mahasiswa yang tidak benar-benar mengerti tentang ketentuan-ketentuan yang akan diterapkan terutama dalam hal akuntansi untuk menyelaraskan standar yang akan digunakan dalam kebijakan-kebijakan akuntansi. IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah salah satu standar akuntansi yang akan diterapkan oleh semua negara yang telah tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.
(15)
Berkomitmen menjadi seorang akuntan professional merupakan salah satu jaminan untuk kesiapan seorang akuntan professional dalam menghadapi MEA.MEA merupakan pasar terbuka untuk aliran barang, jasa, dan bahkan investasi menuntut kesiapan yang bersifat mutlak untuk setiap bagian profesionalisme dan tidak terbatas kepada para akuntan. Sistem pasar terbuka yang merupakan pengaruh dari globalisasi akan menuntut sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi, dan tidak terkecuali terhadap seorang akuntan. Indonesia, yang tergabung di dalam perjanjian AEC ini membutuhkan seorang akuntan yang professional yang mampu berkompetisi dan bahkan tidak terbatas kepada menjadi akuntan di dalam rumah sendiri namun artinya tidak kalah saing dengan akuntan-akuntan yang berasal dari Negara lain. Bukan hanya pendidikan tinggi yang diperlukan oleh seorang akuntan, namun setiap akuntan harus mampu membuktikan kualitasnya secara teknis di lapangan pekerjaan.
Data survey dari United Nation Development Program (UNDP) tahun 2014 tentang Human Development Index, Indonesia berada pada posisi 108 dari 187 negara. Posisi Indonesia masih kalah apabila dibandingkan dengan nagara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura (09), Brunei (30), Malaysia (62), dan Thailand (89). Walaupun posisi Indonesia lebih baik dari negara Filipina (117), Vietnam (121), Kamboja (136), Laos (139), dan Myanmar (150). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia menghadapi ancaman dengan akan diberlakukannya MEA.
Pasar terbuka ini akan menyebabkan terbukanya kesempatan untuk siapa saja dalam berkompetisi, dan Indonesia dapat diyakinkan sebagai sebuah negara yang
(16)
menjadi target utama bagi orang-orang dari negara lain, bagaimana tidak Indonesia akan membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas, jika sumberdaya manusia dari dalam negeri tidak dapat memenuhi karakteristik maka sumberdaya di Indonesia akan kalah dalam berkompetisi, analoginya sektor privat pasti akan mendominasi dan sistem ekonomi juga telah berubah menjadi sebuah negara dengan sistem ekonomi pasar bebas (liberal).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya para mahasiswa agar menjadi tenaga kerja yang lebih berkompetensi dalam mengahadapi MEA.Faktor-faktor tersebut antara lain faktor pendidik, faktor interkoneksitas kurikulum dengan dunia kerja, dan faktor spesifikasi kompetensi.Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kualitas seorang mahasiswa terlebih lagi dalam mengahadapi pemberlakuan MEA.
Faktor pendidik adalah faktor yang berhadapan langsung dengan mahasiswa setiap harinya untuk membangun karakter dan memperluas wawasan mahasiswa tentang bidang yang ditekuninya, terutama untuk memotivasi mahasiswa agar siap menghadapi pemberlakuan MEA nantinya.Faktor interkoneksitas kurikulum dengan dunia kerja adalah faktor yang seharusnya diambil alih oleh perguruan tinggi dengan baik untuk menjalin koneksi dengan dunia kerja agar dapat menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja yang sesungguhnya misalnya kewajiban untuk magang.Faktor spesifikasi kompetensi adalah faktor yang seharusnya dimiliki setiap mahasiswa sebagai nilai tambah dalam dirinya untuk menghadapi MEA.
(17)
Penelitian mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN juga pernah dilakukan oleh beberapa peniliti, seperti penelitian Roos K. Andadari (2012) dengan tujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pemberlakuan MEA dan menyimpulkan bahwa masi banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang MEA dan dampak yang akan terjadi dalam kegiatan tersebut. Sholeh (2013) yang meneliti tentang persiapan Indonesia dalam menghadapi AEC yang betujuan untuk mengetahui seberapa besar kesiapan Indonesia untuk menghadapi AEC dan menyimpulkan bahwa upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam menjalankan kerjasama regional di ASEAN masih dianggap kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan pembangunan ekonomi Indonesia di ASEAN masih di bawah peringkat anggota negara-negara lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN KUALITAS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN".
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah.
1. Apakahterdapat pengaruh faktor pendidik, faktor interkoneksitas kurikulum, dan faktor spesifikasi kompetensiterhadap peningkatan
(18)
kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara agar siap bersaing dalam tingkat Masyarakat Ekonomi ASEAN ?
2. Apakah terdapat pengaruh faktor pendidik, faktor interkoneksitas, kurikulum dan faktor spesifikasi kompetensi secara simultan terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara agar siap bersaing dalam tingkat Masyarakat Ekonomi ASEAN ?
3. Variabel apa yang mempunyai faktor dominan dalam peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi MEA,
2. Mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi MEA,
3. Menganalisis besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut dalam peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi MEA.
(19)
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini adalah. 1. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh wawasan yang lebih luas dalam memahami dan menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas mahasiswa dalam menghadapi MEA.
2. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dapat dijadikan tinjauan dan bahan masukan dalam hal-hal yang berkaitan untuk meningkatkan kualitas mahasiswanya dalam menghadapi MEA.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai sumber motivasi dan informasi bagi mahasiswa dalam memahami faktor yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas untuk menghadapi MEA.
4. Bagi masyarakat umum
Sebagai sumber informasi dan referensi bagi masyarakat untuk menambah wawasan berkaitan tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
5. Bagi peneliti lain
Sebagai sumber informasi dan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang terkait dengan topik sejenis serta dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Regulasi
Teori Regulasi, pada dasarnya membuka persamaan ekonomi dengan memasukkan proses politik dan dilema etis dalam masyarakat. Jelas sekali, persoalan ekonomi bukanlah sebuah transaksi untung rugi, efektifitas dan efisiensi belaka, tetapi menyangkut dimensi keadilan.Hampir semua para ahli teori menyatakan bahwa regulasi terbentuk karena adanya konflik kepentingan dan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu krisis yang tidak dapat di identifikasi.
Adanya konflik kepentingan tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang akan diterima pengguna. Konsekuensi yang akan diterima bagi para anggota Masyarakat Ekonomi ASEAN khususnya bagi calon tenaga kerja yang berada di Indonesia yaitu semakin banyaknya persaingan yang ketat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan karena bebas masuknya tenaga kerja antar Negara menyebabkan persaingan akan kualitas. Maka diharapkankepada universitas, fakultas, maupun para pengajar untuk segera mempersiapkan langkah dan strategi menghadapi ancaman dampak negatif dari MEA dengan menyusun dan menata kembali kebijakan-kebijakan yang diarahkan agar dapat lebih mendorong dan meningkatkan kualitas mahasiswaagar mampu bersaing untuk menghadapi MEA.
Keterlibatan aktif asosiasi profesi juga berpengaruh dalam memberikan sumbangsih pemikiran dan komitmen kebijakan serta regulasi kongkrit dalam proses transformasi akuntan. Misalnya asosiasi profesi seperti Ikatan Akuntan
(21)
Indonesia dapat mengadakan seminar dan pelatihan, menertibkan jasa akuntan, mengevaluasi kurikulum S1 Akuntansi yang telah mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), menyusun Standar Pendidikan Akuntansi Indonesia (SPAI) dengan mengadopsi International Education Standard (IES) dan
International Federation of Accountant (IFAC), dan sebagainya. 2.2 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2.2.1 Definisi MEA
Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN.MEA adalah salah satu bagian dari integrasi ekonomi di Indonesia.Definisi integrasi ekonomi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut Tinbergen, integrasi ekonomi adalah bentuk penghapusan diskriminasi serta kebebasan bertransaksi dan sebagai bentuk penyerahan kebijakan pada lembaga bersama.
2. Menurut Balassa, integrasi ekonomi adalah konsep dinamis melalui penghapusan diskriminasi di antara negara yang berbeda, maupun dalam konsep statis dengan melihat ada tidaknya perbedaan dalam diskriminasi. 3. Menurut Holzman, integrasi ekonomi adalah situasi di mana dua kawasan
menjadi satu atau mempunyai satu pasar yang ditandai harga barang dan faktor produksi yang sama di antara dua kawasan tersebut.
(22)
Dari berbagai definisi tersebut, Jovanovic (2006) menyimpulkan bahwa konsep integrasi ekonomi merupakan konsep yang cukup kompleks dan harus didefinisikan secara hati-hati. Secara umum integrasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses di mana sekelompok negara berupaya untuk meningkatkan tingkat kemakmurannya. Dalam upaya meningkatkan kemakmuran tersebut, integrasi merupakan opsi kebijakan yang lebih efisien dibanding apabila masing-masing negara melakukan upaya secara unilateral.
2.2.2 Karakteristik MEA
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. Dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas, memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat, dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN.
(23)
Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya. Bentuk kerjasamanya adalah:
1. pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas, 2. pengakuan kualifikasi profesional,
3. konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan, 4. langkah-langkah pembiayaan perdagangan,
5. meningkatkan infrastruktur,
6. pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN,
7. mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah, dan
8. meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. pasar dan basis produksi tunggal, 2. kawasan ekonomi yang kompetitif,
3. wilayah pembangunan ekonomi yang merata, dan 4. daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
(24)
Karakteristik ini saling berkaitan kuat dengan memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.
2.2.3 Tujuan MEA
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bertujuan sebagai pasar tunggal dan basis produksi dilakukan dengan meniadakan hambatan pergerakan komoditas dan faktor produksi serta melalui harmonisasi kebijakan di antara negara anggota ASEAN guna memastikan adanya aliran bebas di pasar barang dan jasa serta modal dan tenaga kerja di ASEAN. Harmonisasi kebijakan tersebut antara lain tercermin dengan adanya kebijakan ASEAN Single Window (ASW) dalam rangka memfasilitasi perdagangan, kebijakan Mutual Recognition Arrangements (MRA) untuk memfasilitasi proses liberalisasi jasa dan pergerakan tenaga kerja serta adanya upaya harmonisasi standar di pasar modal.
2.2.4 Dampak MEA
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah salah satu bagian integrasi ekonomi yang mempunyai dampak tersendiri. Menurut Krugman (1993) Integrasi ekonomi dapat berdampak pada penurunan kesejahteraan hidup masyarakat apabila terdapat negara yang secara ekonomi kuat menerapkan tarif yang tinggi terhadap negara lain. Menurut Meir (1995) integrasi ekonomi di suatu kawasan akan menghasilkan beberapa manfaat bagi negara yang melakukan integrasi. Pembentukan integrasi ekonomi di suatu kawasan ditujukan untuk alokasi sumber daya yang lebih
(25)
efisien, mendorong persaingan, dan meningkatkan skala ekonomi dalam produksi dan distribusi diantara negara anggota.Firdausy (2004) berpendapat bahwa melalui integrasi dan globalisasi diasumsikan setiap negara dapat memperkuat dan memperluas perekonomian, meningkatkan kesejahteraan, dan mencapai pembangunan ekonomi yang berkesinambungan.
Dasar pertimbangan dari harapan ini karena integrasi ekonomi berarti tidak ada hambatan keluar masuk barang dan jasa serta modal dari suatu negara ke negara lain, sehingga harga barang dan jasa semakin murah dan tersedia secara memadai di suatu negara.Dengan adanya integrasi ekonomi, maka arus barang, jasa dan uang akan menjadi lebih mudah dibandingkan tanpa integrasi ekonomi. Namun khusus untuk arus tenaga kerja, integrasi ekonomi tidak secara linier akan mendorong arus migrasi. Firdausy (2004) secara tegas menyatakan bahwa arus migrasi tidak secara sederhana dapat terjadi dengan adanya kesepakatan dalam perdagangan dan investasi di Asia.
Sejumlah pemimpin asosiasi profesi di Indonesia mengaku cukup optimis bahwa tenaga kerja ahli di Indonesia cukup mampu bersaing, namun di sektor akuntansi, ketua Institut Akuntan Publik Indonesia, Tarko Sunaryo, mengakui ada kekhawatiran karena banyak pekerja muda yang belum menyadari adanya kompetisi yang semakin ketat.Dengan kondisi seperti ini sudah seharusnya perlu peningkatan dalam hal kualitas dari para tenaga kerja itu sendiri.Peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas para pekerja ini sangat diharapkan, pemerintah sendiri telah menyiapkan tiga strategi dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia yaitu
(26)
peningkatan standar kompetensi kerja, lembaga pendidikan, dan pelatihan profesi yang berbasis kompetensi dan sistem dan kelembagaan sertifikasi yang independen, terpercaya dan menjamin mutu. Namun keberhasilan dari strategi ini tidak menjamin kualitas kerja akan meningkat, kesadaran dari diri sendiri untuk mengubah diri dari tenaga kerja sendirilah yang paling dibutuhkan dalam peningkatan kualitas mereka agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh para penyedia kerja.
2.2.5 Hambatan MEA
Kepentingan nasional berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lain dan ini menghasilkan keberbedaan sistem akuntansi yang disusun oleh masing-masing negara. Keberbedaan kepentingan inilah yang merupakan hambatan penyeragaman akuntansi nasional ke dalam standar akuntansi internasional.Banyak hambatan penyeragaman standar akuntansi internasional yang dianggap tidak mudah mengatasinya, bahasa yang berbeda di antara negara-negara di dunia merupakan salah satu hambatan.
Demikian halnya dengan lingkungan yang berbeda juga merupakan hambatan.Hambatan-hambatan ini yang mengakibatkan timbulnya keberbagaian bentuk keputusan yang diinginkan untuk diambil yang menghasilkan sistem-sistem yang berbeda.Hambatan-hambatan ini merupakan masalah karena mengakibatkan ketidak efisienan penggunaan laporan keuangan sebagai informasi dalam ekonomi global.Laporan keuangan hanya sebagai penyaji data yang masih harus diolah dan diproses oleh penerjemah dan analis keuangan.Selain ketidak efisienan, hal ini juga berakibat ketidak tepatan waktu dalam pengambilan keputusan yang dibutuhkan.
(27)
2.3 Pendidik
Mahasiswa (colleger) merupakan generasi yang dapat mengubah suatu bangsa ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat tercapai jika proses pembelajaran berjalan sesuai dengan kaidah, peraturan, maupun norma yang diberlakukan di dalam lingkungan akademiknya. Lembaga pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mencetak lulusan yang terbaik dalam bidang akademik maupun non akademik, khususnya dalam hal pembetukan karakter yang baik.
Tuntutan akan perubahan kualitas generasi bangsa tentunya menjadi pekerjaan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan. Kualitas pembelajaran dan disiplin akademik menjadi hal yang harus diperhatikan.Salahsatu kunci kemajuan bangsa Indonesia ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berada dalam bangsa tersebut. Hal ini akan didapatkan ketika kualitas pendidikan di Indonesia dalam mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki prestasi akademik yang tinggi, namun juga memiliki karakteristik individu yang baik berdasarkan atas norma dan budaya yang ada di Indonesia.
Sistem pendidikan dan kecerdasan berpengaruh pada sistem akuntansi suatu negara.Pengguna informasi akuntansi yang terdidik baik dapat memahami informasi akuntansi mutakhir.Pera akuntan pada suatu negara dengan standar pendidikan tinggi umumnya terlatih dengan baik dan mempunyai kompetensi yang baik.Akan tetapi meningkatkan mutu pendidikan adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang relatif besar.Sistem pendidikan yang diharapkan adalah yang menghasilkan akuntan yang:
(28)
1. kompeten dan terampil menganalisis pengalaman multikultural dan memiliki perspektif global,
2. mengerti hubungan lintas fungsional yang memungkinkannya memandang suatu bisnis dalam arti fungsi yang terintegrasi, dan
3. mengerti lingkungan hidup yang harus dilestarikan untuk keberlanjutan kehidupan dan bisnis.
2.4 Interkoneksitas
Interkoneksitas di penelitian ini mengacu pada kondisi atau kualitas yang terhubung bersama-sama yaitu antara kurikulum dengan dunia kerja dan asosiasi profesi.Jika bentuk interkoneksitas antara dunia kerja, dan asosiasi profesi dapat dijalankan dengan optimal, kualitas dan daya saing akuntan muda Indonesiaakan meningkat. Mereka dapat memiliki kepercayaan diri ketika gerbang persaingan mulai dibuka, khususnya ketika ASEAN Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) diberlakukan pada 2015.
Interkoneksitas lainnya adalah seperti terjadinya suatu ikatan antara suatu instansi tertentu dengan universitas atau fakultas untuk menjalin kerja sama untuk menerima para calon tenaga kerja yang berkualitas, dengan kegiatan tersebut diharapkan minat mahasiswa lebih tinggi untuk menjadikan diri mereka untuk lebih berkualitas dengan adanya persaingan seperti itu.
(29)
Kompetensi menurut SK Mendiknas NO.045/U/2002 adalah perangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.Menurut Widarno (2007) kompetensi memiliki tiga tingkatan, (1) kompetensi utama, yaitu kemampuan seseorang untuk menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi pekerjaan yang memuaskan, (2) kompetensi pendukung, yaitu kemampuan seseorang yang dapat mendukung kompetensi utama, dan (3) kompetensi lain, yaitu kemampuan seseorang yang berbeda dengan kompetensi utama dan pendukung namun membantu meningkatkan kualitas hidup. Kompetensi ini pada akhirnya akan menentukan daya saing dari tenaga kerja Indonesia, apakah mampu bersaing dengan tenaga kerja asing lainnya.
Yuniarsih (2008) menyatakan bahwa karakteristik kompetensi diklasifikasikan dalam dua jenis, yakni hard skill dan soft skill.Hard skill merupakan kompetensi individu yang dapat diamati dan mudah dikembangkan.Soft skill merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu yang hanya dapat dinilai secara kualitatif melalui observasi prilaku.
Paul dan Murdoch (1992) menjelaskan bahwa dalam menghadapi dunia kerja, seorang lulusan perguruan tinggi harus dilengkapi dengan kualifikasi soft skillberikut ini agar dapat bertahan dan unggul dalam kompetisi:
(30)
2. keterampilan komunikasi meliputi penguasaan komputer dan internet, prestasi audiovisual, dan alat-alat komunikasi lain,
3. keterampilan personal meliputi kemandirian, kemampuan komunikasi dan kemampuan mendengar, keberanian, semangat dan kemampuan kerjasama dalam tim, inisiatif, dan keterbukaan,
4. fleksibilitas dan motivasi untuk maju yaitu kemampuan beradaptasi sesuai perubahan waktu dan lingkungan serta keinginan untuk maju sebagai pimpinan.
Selain itu, menurut Mulyaningsih (2009), pada umumnya sekolah/universitas hanya mengejar target untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi profesional saja dan mengabaikan kompetensi kepribadian dan sosial (softskill). Padahal dalam dunia kerja, softskill memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan hardskill. Orang yang memiliki kepribadian baik, bermotivasi tinggi, percaya diri, ulet, tekun, disiplin, bertanggung jawab, dan mampu mengendalikan stress akan memiliki daya tahan yang lebih unggul dalam bekerja.
(31)
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
2.7 Kerangka Konseptual
Peneliti Judul Variabel Kesimpulan
Teay Shawyun (2014)
Landscape of HEI and quality
challanges in AEC 2015
Variabel dependen : ASEAN Economic Community
Variabel independen : Landscape & Quality
A strong foundation in these can lead to a better future for the future generations as the present MDGs need overhaul through the strengthened
foundations of morals and ethics
Sholeh (2013) Persiapan Indonesia dalam menghadapi AEC
Variabel dependen : ASEAN Economic Community
Variabel independen : Persiapan Indonesia
Upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam
menjalankan kerjasama regional di ASEAN masih dianggap kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan pembangunan ekonomi Indonesia di ASEAN masih di bawah peringkat anggota negara-negara lain Roos K. Andadari (2012) Persepsi mahasiswa terhadap pemberlakuan MEA Variabel dependen :Pemberlakuan MEA Variabel independen : Persiapan mahasiswa Mahasiswa belum memahami secara mendalam tentang pelaksanaan MEA
(32)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka teoritis di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 = Faktor pendidik berpengaruh terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi
Faktor Pendidik (X1)
Faktor Interkoneksitas Kurikulum (X2)
Faktor Spesifikasi Kompetensi (X3)
Peningkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi
(Y) H1
H2
H3
(33)
H2 = Faktor interkoneksitas kurikulum berpengaruh terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi
H3 = Faktor spesifikasi kompetensi berpengaruh terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi
H4 = Faktor pendidik, faktor intekoneksitas kurikulum, dan faktor spesifikasi kompetensi berpengaruh secara simultan terhadap peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi
(34)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 J enis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang berusaha mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan Maret 2015.
3.3 Batasan Oper asional
Peneliti memberi batasan operasional untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi peningkatan kualitas mahasiswa dalam penelitian ini adalah faktor pendidik, faktor interkoneksitas kurikulum, dan faktor spesifikasi kompetensi.
(35)
2. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi yang masih aktif berkuliah di Universitas Sumatera Utara.
3.4 Definisi Oper asional
Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.Dalam penelitian ini definisi operasional meliputi variabel-variabel penelitian, yang terdiri atas variabel independen dan dependen.Variabel independen adalah variabel yang memberikan pengaruh kepada variabel dependen atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel tak bebas.Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor Pendidik.
2. Faktor Interkoneksitas Kurikulum. 3. Faktor Spesifikasi Kompetensi.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas atau dikenal dengan variabel independen.Variabel dependen dari penelitian ini adalah peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi MEA.
(36)
Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan memberikan pertanyaan kepada responden mengenai persepsi mereka terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.Penelitian ini menggunakan skala likert dengan menggunakan lima titik kategori penelitian, yakni : "sangat tidak setuju", "tidak setuju", "setuju", dan "sangat setuju" dengan menggunakan nilai 1 sampai dengan 5.
3.6. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).Populasi untuk penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif terdaftar di fakultas ekonomi jurusan akuntansi Universitas Sumatera Utara.Populasinya adalah sebanyak 1.101 orang mahasiswa.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili karakteristik populasi untuk memperkirakan karakteristik populasi tersebut secara keseluruhan.Teknik pengambilan sampel di penelitian ini adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi, dengan menggunakan metode simple random sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dimana elemen populasi dipilih secara acak tanpa memerhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Peneliti akan menggunakan rumus Slovin untuk menentukan seberapa besar sampel yang akan digunakan untuk
(37)
penelitian ini dengan tingkat kesalahan sebesar 10%, rumusnya adalah sebagai berikut.
n = �/�(�)� + 1 Keterangan:
n: sampel N : populasi
d : nilai presisi 95% atau sig. = 0,1.
n = 1.101 / 1.101(0,1)2+ 1 = 91,2 dibulatkan menjadi 100
Dengan menggunakan rumus diatas maka peneliti menjadikan 100 orang mahasiswa sebagai sampel penelitian ini.Kemudian sampel tersebut akan digunakan untuk membantu penelitian peneliti untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
3.7 J enis Data
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden dengan cara membagikan kuesioner yang diadaptasi dari kuesioner penelitian terdahulu kepada responden.Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
(38)
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan survei literatur dan melakukan studi lapangan dengan pengumpulan data primer secara aktif, yaitu :
• Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui jawaban kuesioner yang telah diisi oleh para responden yang sesuai kriteria yang terdaftar di fakultas ekonomi jurusan akuntansi Universitas Sumatera Utara.Kelebihan utama metode ini adalah versatility-nya.Semua jenis opini abstrak berupa opini, sikap, kehendak, dan pengharapan dapat diperoleh melalui survei.Kelemahan dari metode ini adalah kualitas informasi akan sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden untuk bekerjasama dengan peneliti. Sering sekali responden akan menolak untuk diwawancarai atau untuk membalas surat survei karena alasan pribadi, atau mereka memandang topik yang sedang diteliti terlalu sensitif.Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti.
(39)
Untuk melakukan uji kualitas data dalam pengolahan data penelitian ini, maka peneliti akan melakukan uji validitas dan realibilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Apabila instrumen tersebut mampu untuk mengukur apa yang diukur, maka disebut valid dan sebaliknya, apabila tidak mampu untuk mengukur apa yang diukur, maka dinyatakan tidak valid (Sudarmanto, 2005). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian menggunakan dua sisi dengan taraf Signifikasi 0,05.Kriteria pengujian adalah sebagai berikut.
1. Jika rhitung ≥ rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
2. Jika rhitung < rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). (Priyatno, 2010:94)
(40)
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden di luar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai rtabel dengan ketentuan df = jumlah
kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% maka angka yang diperoleh = 0.361. Tabel 3.1
Uji Validitas
No Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 P1 0.554 0.361 Valid
2 P2 0.459 0.361 Valid
3 P3 0.644 0.361 Valid
4 P4 0.377 0.361 Valid
5 P5 0.052 0.361 Tidak Valid
6 P6 0.717 0.361 Valid
7 P7 0.387 0.361 Valid
8 P8 0.514 0.361 Valid
9 P9 0.690 0.361 Valid
10 P10 0.432 0.361 Valid
11 P11 0.042 0.361 Tidak Valid
12 P12 0.614 0.361 Valid
13 P13 0.434 0.361 Valid
14 P14 0.592 0.361 Valid
15 P15 0.623 0.361 Valid
16 P16 0.349 0.361 Tidak Valid
17 P17 0.522 0.361 Valid
18 P18 0.548 0.361 Valid
19 P19 0.639 0.361 Valid
20 P20 0.600 0.361 Valid
(41)
22 P22 0.529 0.361 Valid
23 P23 0.425 0.361 Valid
24 P24 0.431 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa ada beberapa butir pernyataan kuesioner yang tidak valid karena rhitung< rtabel. Dengan demikian, maka uji validitas dilakukan
kembali dengan membuang pernyataan yang tidak valid. Tabel 3.2
Uji Validitas
No Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 P1 0.552 0.361 Valid
2 P2 0.472 0.361 Valid
3 P3 0.644 0.361 Valid
4 P6 0.691 0.361 Valid
5 P7 0.407 0.361 Valid
6 P8 0.491 0.361 Valid
7 P9 0.665 0.361 Valid
8 P10 0.373 0.361 Valid
9 P12 0.564 0.361 Valid
10 P13 0.469 0.361 Valid
11 P14 0.635 0.361 Valid
12 P15 0.693 0.361 Valid
13 P17 0.579 0.361 Valid
14 P18 0.552 0.361 Valid
15 P19 0.719 0.361 Valid
16 P20 0.602 0.361 Valid
17 P21 0.481 0.361 Valid
(42)
19 P23 0.472 0.361 Valid
20 P24 0.407 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa semua butir pernyataan kuesioner telah valid maka tahap berikutnya adalah melakukan uji reliabilitas.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen menggambarkan pada keakuratan atau kesetabilan alat ukur yang digunakan.Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya apabila alat ukur tersebut stabilsehingga dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability). Dengan demikian, alat ukur tersebut akan memberikan hasil yang tidak berubah-ubah dan akan memberikan hasil yang serupa apabila digunakan berkali-kali (Sudarmanto, 2005). Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach alphanya memiliki nilai lebih besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi (Ghozali, 2011:48).
Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah dengan bantuan aplikasi
(43)
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha Jumlah Pernyataan
0.905 20
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Maret 2014)
Pada 20 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% di ketahui bahwa koefisien apha (Cronbach’s Alpha) adalah sebesar 0.905.Ini berarti 0.905> 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.10 Teknik Analisis
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regersi berganda, dan uji hipotesis penelitian.
3.10.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang induknya yang lebih besar. Dengan statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus data.
(44)
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik terhadap data primer ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokeralasi.
a. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametrik yaitu uji normalitas data populasi.Menurut (Imam Ghozali, 2011:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.Namun demikian hanya dengan melihat histrogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil.Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Imam Ghozali, 2011:160).Untuk menafsirkan apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak, maka dapat dilakukan dengan cara menggunakan harga koefisien Skewness atau
(45)
nilai -0,5 sampai dengan 0,5 maka dapat dikatakan bahwa data masing-masing variabel penelitian terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen (Imam Ghozali, 2011:105). Cara umum untuk mendeteksi adanya multikolinear dalam model ini ialah dengan melihat bahwa adanya �2 yang tinggi dalam model tetapi tingkat signifiknasi t-statistiknya sangat kecil dari hasil regresi tersebut dan cenderung banyak yang tidak signifikan. Selain itu untuk menguji multikoleniaritas, bisa dilihat matrik korelasinya.Jika masing-masing variabel bebasberkorelasi lebih besar dari 80% maka termasuk yang memiliki hubungan yang tinggi atau ada indikasi multikolinearitas.
Uji multikonearitas dapat dilakukan untuk hasil regresi untuk kedua model yang akan diestimasi. Caranya adalah dengan mencari angka tolerance,
dimana tolerance adalah nilai 1-�2.�2disini adalah koefisien determinasi dari regresi atas suatu variabel bebas terhadap sisa variabel bebas lainnya. Setelah angka tolerance diperoleh selanjutnya dicari angka VIF.Angka VIF (variance inflation factor) yang merupakan kebalikan (resiprokal) dari tolerance.Dengan demikian semakin tinggi nilai tolerance semakin rendah derajat kolinearitas yang terjadi.Sedangkan untuk VIF, semakin
(46)
rendah nilai VIF semakin rendah derajat kolinearitas yang terjadi.Batasan nilai maksimum VIF yang biasa digunakan untuk menjustifikasi adanya kolineritas adalah 10. Apabila menggunakan pendekatan Variance Inflation Factor (VIF) untuk menguji hipotesisnya maka kriteria atau ukuran yang akan digunakan adalah:
1. apabila harga koefisien VIF hitung pada Collinearity Statistics sama dengan atau lebih kecil daripada 10 (VIP hitung ≤ 10) maka H 0
diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antar variabel independen (tidak terjadi gejala multikolinearitas),
2. apabila harga koefisien VIP hitung pada Collinearity Statistics lebih besar daripada 10 (VIP hitung > 10), maka H0 ditolak yang berarti
terdapat hubungan antar variabel independen (terjadi gejala multikolinearitas).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan (Sudarmanto, 2005). Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat.Jika menerapkan uji heteroskedastisitas menggunakan korelasi Rank-Order dari Spearman, maka kriteria atau ketentuan yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi hubungan
(47)
antara data hasil pengamatan dengan nilai residual absolutnya atau tidak (heteroskedastisitas), dapat dilakukan dengan cara:
1. apabila koefisien Signifikansi (nilai probabilitas) lebih besar dari alpha yang ditetapkan (Sig. > alpha), maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya berarti H0 diterima,
2. apabila koefisien Signifikansi (nilai probabilitas) lebih kecil dari alpha yang ditetapkan (Sig. < alpha), maka dapat dinyatakan terjadi adanya heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya berarti H0 ditolak.
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini tidak digunakan, karena penelitian ini melakukan pengolahan data dengan menggunakan data primer.Sehingga tidak menggunakan autokorelasi karena tidak menggunakan time series.
3.10.3 Uji Regresi Berganda
Pengujian regresi berganda dilakukan dengan penerapan uji persamaan regresi linear berganda.Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3, X4, …… Xn) dengan variabel dependen
(Y).Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
(48)
independen mengalami kenaikan atau penurunan.Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.Model ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independen, yaitu: faktor pendidik, faktor interkoneksitas kurikulum, dan faktor spesifikasi kompetensi terhadap suatu variabel dependen yaitu peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara. Adapun rumus yang digunakan:
Y = a + β1X1+β2X2+ β3X3+e Keterangan:
Y= peningkatan kualitas mahasiswa X1 = faktor pendidik
X2 = faktor interkoneksitas kurikulum
X3 = faktor spesifikasi kompetensi
a= bilangan Konstanta (harga Y, bila X=0) � = bilanganKoefisien
e= erroryang ditolerir (5%) 3.10.4 Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan melalui uji statistik t, uji statistik F, dan uji koefisien determinan (Adjusted R2).
a. Uji statistik t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel-variabel
(49)
terikat (Kuncoro, 2013 : 244). Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen yaitu: faktor pendidik, faktor interkoneksitas kurikulum, dan faktor spesifikasi kompetensi terhadap suatu variabel dependen yaitu peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara, maka nilai Signifikan t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila Sig t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
demikian pula sebaliknya jika Sig t lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak.
Bila H0 ditolak ini berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:101). b. Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara simultan.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen yaitu: faktor pendidik, faktor interkoneksitas kurikulum, dan faktor spesifikasi kompetensi terhadap suatu variabel dependen yaitu peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara secara bebas dengan Signifikan sebesar 0,05, dapat disimpulkan (Ghozali, 2011:98).
(50)
1. Jika nilai Signifikan < 0,05 maka Haditerima dan H0ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2. Jika nilai Signifikan > 0,05 maka Haditolak dan H0diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1.Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Kuncoro, 2013 : 247). Koefisien determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria memilih model yang baik.
(51)
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data
4.1.1 Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah duapuluh (20) butir pernyataan, yakni empat (4) butir pernyataan untuk variabel Peningkatan Kualitas Mahasiswa (Y), empat (4) butir pernyataan untuk variabel Faktor Pendidik (X1), lima (5) butir pernyataan untuk variabel Interkoneksitas Kurikulum (X2), dan tujuh (7) butir pernyataan untuk variabel Spesifikasi Kompetensi (Y).
4.1.1.1 Analisis Deskriptif Responden
Berdasarkan data pada kuesioner yang telah disebar oleh peneliti kepada seratus (100) orang responden, telah diperolah data mengenai gambaran umum responden.
1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin JENISKELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid LAKI-LAKI 42 42.0 42.0 42.0
PEREMPUAN 58 58.0 58.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden pada penelitian terbagi cukup merata antara laki-laki dengan perempuan, namun jumlah responden terbanyak
(52)
adalah perempuan sebanyak 58 orang, disusul oleh responden laki-laki sebanyak 42 orang.
2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia USIA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 18 TAHUN 12 12.0 12.0 12.0
19 TAHUN 23 23.0 23.0 35.0
20 TAHUN 29 29.0 29.0 64.0
21 TAHUN 26 26.0 26.0 90.0
22 TAHUN 9 9.0 9.0 99.0
23 TAHUN 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden pada penelitian ini terbagi cukup merata berdasarkan klasifikasi usia, yang mana responden berusia 20 tahun sebanyak 29 orang, kemudian responden berusia 21 tahun sebanyak 26 orang, kemudian responden berusia 19 tahun sebanyak 23 orang, lalu responden berusia 18 tahun, 22 tahun, dan 23 tahun masing-masing 12, 9, dan 1 orang.
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Variabel
Setelah mengetahui karakteristik dari responden, maka selanjutnya akan menampilkan hasil olahan data primer yang merupakan gambaran dari hasil penelitian berdasarkan jawaban responden mengenai Faktor Pendidik, Interkoneksitas Kurikulum dan Spesifikasi Kompetensi terhadap Peningkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
(53)
a. Variabel Kualitas Mahasiswa (Y) Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kualitas Mahasiswa No
Item STS TS N S SS
1 0 0 17 62 21
2 0 1 18 56 25
3 0 3 32 48 17
4 0 3 31 51 15
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:
1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi USU perlu meningkatkan kualitas dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN diketahui bahwa 62 orang menyatakan setuju, 21 orang menyatakan sangat setuju, dan 17 orang menyatakan netral.
2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi USU belum siap menghadapi pemberlakuan MEA diektahui bahwa 56 orang menyatakan setuju, 25 orang menyatakan sangat setuju, 18 orang menyatakan netral, dan 1 orang menyatakan tidak setuju.
3. Pada butir pernyataan tiga dari keusioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa lulusan akuntansi USU mampu bersaing dengan lulusan akuntansi dari negara ASEAN lainnya diketahui bahwa 48 orang menyatakan setuju, 32 orang menyatakan netral, 17 orang menyatakan sangat setuju, dan 3 orang menyatakan tidak setuju.
(54)
4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan mahasiswa akuntansi USU mempunyai peluang yang cukup besar untuk bekerja di negara ASEAN lainnya diketahui bahwa 51 orang setuju, 31 orang netral, 15 orang sangat setuju, dan 3 orang tidak setuju.
b. Variabel Faktor Pendidik (X1)
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Faktor Pendidik No
Item STS TS N S SS
1 2 12 33 50 3
2 1 6 15 60 18
3 0 2 19 61 18
4 0 3 25 59 13
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:
1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa faktor pendidik akuntansi adalah faktor yang paling penting untuk meningkatkan kualitas mahasiswa akuntansi USU dalam menghadapi MEA diketahui bahwa 50 orang setuju, 33 orang netral, 12 orang tidak setuju, 3 orang sangat setuju, dan 2 orang sangat tidak setuju.
2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa perlunya menambah pendidik akuntansi USU yang up to date dengan perkembangan akuntansi nasional dan internasional untuk menambah kualitas lulusan akuntansi, diketahui
(55)
bahwa 60 orang setuju, 18 orang sangat setuju, 15 orang netral, 6 orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju.
3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa harus ada penambahan pendidik akuntansi yang tersertifikat agar mampu mengajarkan materi yang berkualitas, aktual dan realitas, diketahui bahwa 61 orang setuju, 19 orang netral 18 orang sangat setuju, dan 2 orang tidak setuju.
4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisisyang menyatakan bahwa perlu motivasi tambahan dari pendidik akuntansi untuk memacu lulusan akuntansi agar siap menghadapi MEA, diketahui bahwa 59 orang setuju, 25 orang netral, 13 orang sangat setuju, dan 3 orang tidak setuju.
c. Variabel Interkoneksitas Kurikulum (X2) Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Interkoneksitas Kurikulum No
Item STS TS N S SS
1 1 3 14 49 33
2 1 4 18 62 15
3 1 3 21 67 8
4 1 2 24 64 9
5 2 3 23 62 10
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa faktor interkoneksitas kurikulum
(56)
dengan dunia kerja dalah faktor yang paling penting untuk meningkatkan kualitas mahasiswa akuntansi USU dalam menghadapi MEA, diketahui bahwa 49 orang setuju, 33 orang sangat setuju, 14 orang netral, 3 orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju.
2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa perlunya kewajiban magang sebagai pengalaman untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, diketahui bahwa 62 orang setuju, 18 orang netral, 15 orang sangat setuju, 4 orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju.
3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa perguruan tinggi harus mempunyai interkoneksitas (link and match) dengan dunia kerja untuk memacu lulusan akuntansi, diketahui bahwa 67 orang setuju, 21 orang netral, 8 orang sangat setuju, 3 orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju.
4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa jurusan akuntansi USU perlu membuat kurikulum yang dapat mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi MEA, diketahui bahwa 64 orang setuju, 24 orang netral, 9 orang sangat setuju, 2 orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju.
(57)
5. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa perlunya kurikulum program studi akuntansi USU menyesuaikan dengan IES (International Education Standard), diketahui bahwa 62 orang setuju, 23 orang netral, 10 orang sangat setuju, 3 orang tidak setuju, dan 2 orang sangat tidak setuju.
d. Variabel Spesifikasi Kompetensi (X3) Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Spesifikasi Kompetensi No
Item STS TS N S SS
1 0 5 22 58 15
2 0 4 27 57 12
3 0 5 34 52 9
4 1 8 25 58 8
5 0 2 17 65 16
6 0 3 21 65 11
7 4 4 36 47 9
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa faktor spesifikasi kompetensi adalah faktor yang paling penting untuk meningkatkan kualitas mahasiswa akuntansi USU dalam menghadapi MEA, diketahui bahwa 58 orang setuju, 22 orang netral, 15 orang sangat setuju, dan 5 orang tidak setuju.
(58)
2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa Perlu adanya penambahan spesifikasi kompetensi agar mahasiswa memiliki modal pengetahuan dan skill yang lebih memadai, diketahui bahwa 57 orang setuju, 27 orang netral, 12 orang sangat setuju, dan 4 orang tidak setuju,.
3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa Bahasa, komunikasi, dan penguasaan IT termasuk dalam spesifikasi kompetensi yang sangat dibutuhkan mahasiswa untuk menghadapi MEA, diketahui bahwa 52 orang setuju, 34 orang netral, 9 orang sangat setuju, dan 5 orang tidak setuju,.
4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa Perlunya ada kekhususan konsentrasi keilmuan untuk mahasiswa akuntansi USU dalam menghadapi MEA, diketahui bahwa 58 orang setuju, 25 orang netral, 8 orang sangat setuju, 8 orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju.
5. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa Etos kerja lulusan akuntansi USU lebih baik dibandingkan tenaga kerja asing, diketahui bahwa 65 orang setuju, 17 orang netral, 16 orang sangat setuju, dan 2 orang tidak setuju.
(59)
6. Pada butir pernyataan enam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa kompetensi lulusan akuntansi USU saat ini tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja lulusan universitas ASEAN lainnya diketahui bahwa 65 orang setuju, 21 orang netral, 11 orang sangat setuju, dan 3 orang tidak setuju.
7. Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis yang menyatakan bahwa kemampuan berbicara bahasa inggris mahasiswa akuntansi USU sudah cukup baik untuk menghadapi MEA, diketahui bahwa 47 orang setuju, 36 orang netral, 9 orang sangat setuju, 4 orang tidak setuju, dan 4 orang sangat tidak setuju.
4.1.2 Analisis Statistik 4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yang pertama adalah uji normalitas. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.
(60)
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015) Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas
(61)
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015) Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel Faktor Pendidik, Interkoneksitas Kurikulum, dan Spesifikasi Kompetensi terhadap Peningkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utaraadalah berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang tidak terlihat menceng ke kiri maupun ke kanan. Sedangkan pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal dapat dilihat pada scatterplot, terlihat titik-titik yang mengikuti garis diagonal.
(62)
2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal.Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal.
Tabel 4.7
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1.52323554 Most Extreme
Differences
Absolute .084
Positive .084
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .839
Asymp. Sig. (2-tailed) .482
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Maret 2014)
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.482, dan diatas nilai signifikan (0.05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov-Smirnov Z yakni 0.839 lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
(63)
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1. Metode Grafik
Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015) Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot Uji heteroskedastisitas
(64)
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik ScatterPlot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi transparansi laporan keuangan daerah, berdasarkan masukan variabel independennya.
2. Uji Glejser
Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya, jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Tabel 4.8 Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .904 .805 1.124 .264
PENDIDIK -.033 .060 -.081 -.558 .578
KURIKULUM .050 .050 .153 .993 .323
SPEKKOMP -.006 .039 -.022 -.156 .876
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (asbUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, jadi disimpulkan model regresi tidak memengaruhi heteroskedastisitas.
(65)
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen.
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)
PENDIDIK .493 2.029
KURIKULUM .434 2.303
SPEKKOMP .543 1.843
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel Pendidik, Interkoneksitas Kurikulum, dan Spesifikasi Kompetensi lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi. Nilai Tolerance dari variabel Pendidik, Interkoneksitas Kurikulum, dan Spesifikasi Kompetensi lebih besar dari 0.1 (Tolerance> 0.1), ini berarti tidak terdapat multikolienaritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.1.2.2 Uji Hipotesis
Hasil regresi linear berganda untuk mengetahui Pengaruh Faktor Pendidik, Interkoneksitas Kurikulum, dan Spesifikasi Kompetensi terhadap Peningkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut:
(66)
Tabel 4.10
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.621 1.337 1.960 .053
PENDIDIK .303 .099 .307 3.068 .003
KURIKULUM .242 .084 .309 2.897 .005
SPEKKOMP .145 .066 .211 2.215 .029
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji Coefficients.Pada tabel
coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan Tabel 4.10 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = 2.621 + 0.303X1 + 0.242X2 + 0.145X3 + e
Kualitas = 2.621 + 0.303Pendidik + 0.242Kurikulum + 0.145Spesifikasi
Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 2.621 yang berarti bahwa apabila variabel Faktor
Pendidik, Interkoneksitas Kurikulum, dan Spesifikasi Kompetensi adalah tetap, maka Peningkatan Kualitas Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara adalah 2.621.
(67)
b. Nilai X1 sebesar 0.303 menunjukkan bahwa apabila variabel Faktor Pendidik ditingkatkan 1 satuan, maka kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0.303 satuan.
c. Nilai X2 sebesar 0.242 menunjukkan bahwa apabila variabel interkoneksitas kurikulum ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0.242 satuan.
d. Nilai X3 sebesar 0.145 menunjukkan bahwa apabila variabel spesifikasi kompetensi ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0.145 satuan
4.1.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian secara parsial ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen.Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui variabel independen mana yang dominan.
(68)
Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.621 1.337 1.960 .053
PENDIDIK .303 .099 .307 3.068 .003
KURIKULUM .242 .084 .309 2.897 .005
SPEKKOMP .145 .066 .211 2.215 .029
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Februari 2015)
Berdasarkan Tabel 4.11 Dapat dilihat bahwa: a. Variabel Pendidik (X1)
Nilai thitung variabel Faktor Pendidik adalah 3.068 dan nilai ttabel adalah
1.660 maka thitung> ttabel (3.068 > 1.660) dan nilai signifikan (0.003 < 0.05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Faktor Pendidik adalah positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Artinya apabila variabel Faktor Pendidik ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0.303 satuan. Berdasarkan uji signifikansi parsial juga diketahui bahwa variabel Faktor Pendidik (X1) merupakan variabel yang paling mendominasi peningkatan kualitas.
b. Variabel Interkoneksitas Kurikulum (X2)
Nilai thitung variabel Interkoneksitas Kurikulum adalah 2.897 dan nilai
(69)
< 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Interkoneksitas Kurikulum adalah positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Artinya apabila variabel Interkoneksitas Kurikulum ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0.242 satuan.
c. Variabel Spesifikasi Kompetensi (X3)
Nilai thitung variabel Spesifikasi Kompetensi adalah 2.215 dan nilai ttabel
adalah 1.660 maka thitung> ttabel (2.215 > 1.660) dan nilai signifikan (0.029 <
0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Spesifikasi Kompetensi adalah positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Artinya apabila variabel Spesifikasi Kompetensi ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kualitas mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0.145 satuan.
4.1.2.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 =0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3) berupa Faktor Pendidik,
Interkoneksitas Kurikulum, dan Spesifikasi Kompetensi terhadap variabel independen (Y) berupa Peningkatan Kualitas Mahasiswa (Y)
(70)
H0 : b1 ≠ b2 ≠0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3) berupa Faktor Pendidik,
Interkoneksitas Kurikulum, dan Spesifikasi Kompetensi terhadap variabel independen (Y) berupa Peningkatan Kualitas Mahasiswa (Y)
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 100 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh:
1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 4-1 =3 2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 100-4 = 96
Nilai Fhitungakan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 20,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α = 5% =
2.47 dengan kriteria uji sebagai berikut:
H0 diterima bila Fhitung< Ftabel pada α = 5%
(1)
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Regression
[DataSet5]
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered Variables Removed Method 1 SPEKKOMP, PENDIDIK, KURIKULUMb
. Enter
a. Dependent Variable: KUALITAS b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .725a .526 .511 1.54685
a. Predictors: (Constant), SPEKKOMP, PENDIDIK, KURIKULUM b. Dependent Variable: KUALITAS
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 254.736 3 84.912 35.487 .000b
Residual 229.704 96 2.393
Total 484.440 99
a. Dependent Variable: KUALITAS
(2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.621 1.337 1.960 .053
PENDIDIK .303 .099 .307 3.068 .003
KURIKULUM .242 .084 .309 2.897 .005
SPEKKOMP .145 .066 .211 2.215 .029
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
PENDIDIK .493 2.029
KURIKULUM .434 2.303
SPEKKOMP .543 1.843
a. Dependent Variable: KUALITAS
Coefficient Correlationsa
Model SPEKKOMP PENDIDIK KURIKULUM
1
Correlations
SPEKKOMP 1.000 -.251 -.418
PENDIDIK -.251 1.000 -.500
KURIKULUM -.418 -.500 1.000
Covariances
SPEKKOMP .004 -.002 -.002
PENDIDIK -.002 .010 -.004
KURIKULUM -.002 -.004 .007
(3)
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) PENDIDIK KURIKULUM
1
1 3.975 1.000 .00 .00 .00
2 .012 18.156 .66 .20 .12
3 .007 23.775 .12 .73 .28
4 .006 26.746 .21 .07 .59
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Variance Proportions
SPEKKOMP
1
1 .00
2 .01
3 .26
4 .73
a. Dependent Variable: KUALITAS
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 10.8975 18.7838 15.6600 1.60408 100
Std. Predicted Value -2.969 1.947 .000 1.000 100
Standard Error of Predicted
Value .168 .856 .289 .112 100
Adjusted Predicted Value 11.0686 18.8906 15.6596 1.61620 100
Residual -4.04073 3.94327 .00000 1.52324 100
Std. Residual -2.612 2.549 .000 .985 100
Stud. Residual -2.685 2.675 .000 1.004 100
Deleted Residual -4.26820 4.34269 .00036 1.58580 100
(4)
a. Dependent Variable: KUALITAS
(5)
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 1.52323554
Most Extreme Differences
Absolute .084
Positive .084
Negative -.058
(6)
Charts
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .904 .805 1.124 .264
PENDIDIK -.033 .060 -.081 -.558 .578
KURIKULUM .050 .050 .153 .993 .323
SPEKKOMP -.006 .039 -.022 -.156 .876