Implementasi Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Karangan

3. menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama menarik- nya dengan gambar. Warna membuat Mind Map peta pikiran lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif dan menyenangkan. 4. menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua dan sete- rusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan dimengerti. 5. membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. 6. menggunakan satu kata kunci utnuk setiap garis. Karena dengan kata kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran. 7. menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna seribu kata. Dengan memperhatikan cara-cara membuat Mind Mapping dan menerap- kannya dalam pembelajaran itu siswa dapat berlatih mengembangkan otaknya secara maksimal, siswa akan lebih mudah berkonsentrasi karena setiap catatan yang dibuat oleh masing-masing siswa bersifat unik dan mudah dipahami.

2.1.5.4 Implementasi Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Karangan

Narasi Metode peta pikiran Mind Mapping adalah sebuah metode yang menga- jarkan cara mencatat yang kreatif, efektif, melalui pemetaan pikiran-pikiran yang ada dalam diri kita, dengan cara yang menarik, mudah, dan berdaya guna. Dilihat dari pengertian tersebut metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan dalam pembe- lajaran menulis cerita, karena dalam menulis cerita kreativitas dan imajinasi sangat diperlukan untuk mengembangkan idegagasan menjadi kalimat-kalimat cerita yang indah dan menarik. Imajinasi dan kreativitas merupakan ranah kerja otak kanan. Berdasarkan paparan sebelumnya, diketahui bahwa Mind Mapping dengan gambar, warna, serta kata kuncinya dapat membangkitkan fungsi kerja otak kanan sehingga memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan imajinatif Jumanto, 2010. Lebih jauh bila dibandingkan dengan metode konvensional yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran menulis cerita, metode Mind Mapping jauh lebih baik karena melibatkan kedua belah otak untuk berpikir. Hal ini berbeda dengan metode konvensional yang biasanya masih bersifat teoritis praktis yang hanya berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri. Kreativitas dan imajinasi tidak berkembang dengan baik melalui metode konvensional tersebut. Oleh karena itulah metode Mind Mapping sangat baik untuk diterapkan dalam pembe- lajaran menulis cerita narasi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran Mind Mapping pengetahuan tidak ditransfer begitu saja, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktifan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuan- nya. Membuat peta pikiran adalah latihan yang perlu dilakukan terus menerus untuk mengetahui informasi.

2.1.5.5 Hambatan dan Kelebihan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi