PeningkatanPercayadiri Siswa Saat Menghadapi Ulangan

Selain itu, terapis realitas menyadari bahwa keempat komponen perilaku total tidak dapat dipisahkan. Jadi ketika seseorang mengubah perbuatannya, pikiran, perasaan dan fisiologisnya juga berubah.

2.5 PeningkatanPercayadiri Siswa Saat Menghadapi Ulangan

Kecemasan dan ketakutan merupakan ciri normal pada masa kanak-kanak, seperti halnya pada kehidupan orang dewasa. Kecemasan dianggap tidak normal bila berlebihan dan menghambat fungsi akademik dan sosial. Kepercayaan diri ketika menghadapi ulangan keberanian beraktivitas dalam menyelesaikan tugas atau mengerjakan ulangan yang disadari atas keyakinan positif akan kemampuan yang dimilikinya dan kemandirian beraktivitas yang ditunjukkannyadalam meraih prestasi yang diharapkan. Siswa di dalam aktivitasnya di kelas, selain belajar juga harus memiliki keberanian dan kepercayaan diri pada saat mengehadapi ulangan. Keduanya harus berjalan dengan seimbang. Dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa ketika menghadapi ulangan di sini digunakan konseling realita yang mengacu pada konsep peningkatan kepercayaan diri. Pada dasarnya konseling realita membantu individu dalam meraih identitas sukses. Konseling realita ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa saat menghadapi ulangan. Dalam perkembangannya, siswa lebih bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan realistis dalam melakukan suatu tindakan. Mampu menilai perilakunya sendiri dan menyusun rencana-rencana perilaku yang tepat untuk tujuannya sendiri. Salah satu pendekatan yang diasumsikan efektif untuk meningkatkan rendahnya kepercayaan diri siswa saat menghadapi ulangan adalah konseling realita, karena konseling realita berfokus pada tingkah laku sekarang terutama mengenai perasaan-perasaan dan sikap-sikap individu. Hal inipun diperkuat dari beberapa penelitian bahwa konseling realita dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri individu. Melalui konseling realita konselor melibatkan diri dengan konseli dan membuatnya menghadapi kenyataan. Melalui kegiatan konseling realita ini siswa akan mampu untuk dapat memahami dan menentukan berbagai kebutuhan dasar yang harus mereka penuhi sesuai dengan tingkat perkembangan yang ada pada dirinya sendiri secara nyata dan realistis. Caranya adalah dengan memberikan kepercayaan secara penuh terhadap siswa dalam menjalani kehidupannya. Namun hal ini konselor perlu memonitoring hal yang telah diputuskan oleh dirinya.Pada dasarnya konseling realita membantu individu dalam meraih identitas sukses. Dengan menggunakan pendekatan konseling realita yang mengarah pada pembentukan dan perubahan tingkah laku yang bersifat realistis, akan dapat membantu siswa menghadapi permasalahnnya sendiri dalam hal ini yaitu mengatasi krisis percaya diri siswa dalam mengahadapi ulangan. Klien dibantu merumuskan tingkah laku apa yang akan diperbuatnya. Dengan demikian, klien dapat mengungkapkan harapan dan keinginannya, dapat berperilaku yang bertanggung jawab, yang pada akhirnya dapat merubah anggapan buruk tentang dirinya sendiri yang tidak berguna yang akan menimbulkan tidak percaya diri saat maju di depan kelas.Dalam konseling realita terdiri dari lima tahap. Tahap pertama adalah keterlibatan involvement, yang dimaksud keterlibatan disini adalah keterlibatan antara konselor dengan klien, sehingga klien terlibat dan mengungkapkan apa yang dirasakan dalam proses konseling. Konselor akrab dengan klien, klien terbuka, sukarela dan nyaman untuk mengungkapkan permasalahnnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kehangatan hubungan yang menjadi kunci keberhasilan konseling. Tahap kedua adalah eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi wants and needs. Eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi, konselor berusaha mengungkapkan semua kebutuhan klien beserta persepsi klien terhadap kebutuhannya. Klien didorong untuk mengenali, mengungkapkan dan mendefinisikan semua kebutuhan klien beserta persepsi klien terhadap kebutuhannya. Konselor ketika mendengarkan kebutuhan dan keinginan klien bersifat menerima dan tidak mengkritik.Tahap ketiga adalah eksplorasi arah dan tindakan direction and doing . Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan klien guna mencapai kebutuhannya. Tindakan yang dilakukan oleh klien yang dieksplorasi berkaitan dengan masa sekarang. Tahap ini difokuskan untuk mendapatkan kesadaran akan total perilaku klien.Tahap keempat adalah evaluasi diri yaitu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan klien dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya yaitu keefektifan dalam memenuhi kebutuhan. Dalam prosesnya klien menilai kualitas perilakunya sendiri yang kemudian dilakukan pengembangan alternatif perencanaan perilaku yang lebih bertanggung jawab disertai komitmen dalam melaksanakan rencana. penilaian perilaku oleh diri klien akan membantu kesadarannya tentang dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif atau mencapai identitas keberhasilan. Tahap terakhir adalah rencana dan tindakan planning. Dalam tahap ini konselor bersama klien membuat rencana tindakan guna membantu klien memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Perencanaan ini mencakup membuat rencana-recana khusu untuk mengubah tingkah laku tidak bertanggung jawab menjadi tingkah laku yang bertanggung jawab.Dengan menggunakan konseling realita yang mengarah pada pembentukan dan perubahan perilaku ke arah yang nyata yang diwujudkan dalam berbagai perencanaan perubahan perilaku yang bersifat realistis, akan dapat membantu individu dalam mengatasi persoalan yang muncul pada dirinya termasuk dalam hal ini yaitu permasalahan yang berhubungan dengan aspek keprcayaan diri siswa saat menghadapi ulangan yang rendah. Melalui kegiatan konseling ini dimungkinkan akan dapat membantu masalah siswa yang berkaitan dengan kepercayaan dirinya yang rendah saat menghadapi ulangan. Karena di dalam konseling realita bentuk perilaku yang muncul sebagai pelampiasan dari masalah dan terdapat unsur-unsur penunjang yang bersifat realistis dan mudah dipahami secara nyata dalam mengatasi berbagai persoalan yang sebelumnya telah muncul dalam dirinya. Dari bebrapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konseling realita dapat digunakan untuk meningkatkan rendahnya kepercayaan diri siswa saat menghadapi ulangan. Karena pendekatan realita berfokus pada tingkah laku sekarang terutama mengenai perasaan-perasaan dan sikap-sikap individu dan membnatu individu agar mampu mengurus diri sendiri, bertanggung jawab, bertingkah laku sukses.

2.6 Hipotesis