Karakteristik Konselor Pengalaman klien dalam konseling

pada pengaburan. 4 kegagalanorang tua atau orang yang bermakna, terpenuhinya kebutuhan bergantung pada orang tua atau orang lain yang bermakna.5 individu tidak belajar, t ingkah laku gagal pada dasarnya sebagai hasil dari anak-anak yang tidak belajar untuk memenuhi kebutuhannya melalui terlibat dengan orang lain. Dalam penelitian ini, siswa yang memiliki masalah kepercayaan diri rendah ketika menghadapi ulangan disebabkan karena tidak objektif, memilih kegiatan tidak sesuai dengan kenyataan, kebenaran, dan tanggung jawab, bergantung dengan orang lain, dan tidak belajar dari orang lain.

2.4.6 Karakteristik Konselor

Konselor bertugas membantu klien bagaimana menemukan kebutuhannya dengan prinsip 3R. Untuk mencapai tujuan ini, karakterik konselor realita Latipun, 2001: 110 adalah sebagai berikut: 1 konselor harus mengutamakan keseluruhan kebutuhan individual yang bertanggung jawab yang dapat memenuhi kebutuhannya. 2 konselor harus kuat, yakin, tidak pernah ”bijaksana”, dia harus dapat menahan tekanan dari permintaan klien untuk simpati dan membenarkan perilakunya, tidak pernah menerima alasan-alasan dari perilaku irrasional klien. 3 konselor harus hangat, sensitif terhadap kemampuan untuk memahami perilaku orang lain. 4 konselor harus dapat bertukar pikiran dengan klien tentang perjuangannya dapat melihat bahwa seluruh individu dapat melakukan secara bertanggung jawab termasuk pada saat-saat yang sulit. Konselor dalam membantu meningkatkan kepercayaan diri siswa pada saat maju di depan kelas harus mengutamakan keseluruhan kebutuhan individu, kuat dalam menolak dalih klien, tetap hangat, dan dapat bertukar pikiran dengan klien.

2.4.7 Pengalaman klien dalam konseling

Walaupun tingkah laku klien tidak tepat, tidak realistis, dan tidak bertanggung jawab tetapi ia masih mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya-dicintaimencintai dan memiliki harga diri. Tingkah laku mencoba memperoleh identitas, walaupun yang diperolehnya identitas gagal. Sejumlah pengalaman yang diperoleh klien melalui proses konseling realita dipaparkan oleh Fauzan 1994: 38 seperti berikut: 1 klien memusatkan pada tingkah laku, klien diharapkan memusatkan pada tingkah laku mereka sebagai ganti dari perasaan dan sikap-sikapnya. 2 klien membuat dan menyepakati rencana, sewaktu klien membuat pertimbangan tertentu atas tingkah lakunya dan memutuskan bagaimana mereka ingin berubah, mereka diharapakan untuk mengembangkan rencana khusus untuk mengubah tingkah laku gagal ke tingkah laku berhasil. Klien harus membuat kesepakata atau persetujuan atas rencana ini. 3 klien mengevaluasi tingkah laku sendiri, evaluasi dilakukan dalam cara yang tidak mengkritik diri sendiri melainkan dapat keras terhadap diri sendiri agar tertutup kemungkinan mengarah ke kegagalan. 4 klien belajar kecanduan positif, klien sebagai orang yang berusaha memperbaiki, mereka harus dengan seksama tidak mengkritik diri sendiri secara kasar.

2.4.8 Mekanisme Pengubahan