PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN

(1)

commit to user

i

PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI

OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN

(Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Menggunakan Internet di Surakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: Nurhayati

F0205119

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii ABSTRAK

PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI

OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN (Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Menggunakan Internet

di Surakarta)

NURHAYATI F0205119

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

computer self efficacy terhadap TAM (Technology Acceptance Model) yang terdiri dari perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, dan

intention to use dengan dimoderasi oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman. Garis besarnya adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer terhadap adopsi teknologi internet untuk menunjang usaha pada UMKM.

Populasi penelitian ini adalah seluruh UMKM di wilayah Surakarta yang menggunakan internet untuk menunjang bisnis mereka. Sampel yang diambil sebanyak 240. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan untuk memastikan bahwa data memenuhi kualifikasi kelayakan dalam pengujian hipotesis. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah SEM (Structural Equetion Models). Hasil pengujian menunjukkan bahwa computer self efficacy berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap adopsi teknologi (TAM) melalui variabel perceived usefulness, attitude toward using, dan intention to use. Sedangkan computer self efficacy tidak berpengaruh kepada perceived ease of use dan attitude toward using. Namun secara terpisah perceived ease of use berpengaruh pada perceived usefulness. Sementara itu moderasi baik gender, usia, pendidikan, dan pengalaman tidak berpengaruh pada adopsi teknologi melalui perceived ease of use. Namun memperkuat hubungan antara computer self efficacy dengan perceived usefulness.

Pada situasi dan kondisi yang berbeda, mungkin hasil penelitian pun berbeda. Untuk itu perlu studi yang lebih lanjut dan lebih luas sehingga model ini valid dalam berbagai konteks. Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi bagi banyak pihak terkait untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada demi kemajuan akademis maupun UMKM di sektor praksis.


(3)

commit to user

iii ABSTRACT

THE EFFECTS OF COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TO TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) WHICH IS MODERATED BY AGE, GENDER, EDUCATION, AND EXPERIENCE

(Study of Micro Small and Medium Enterprises on Internet Users in Surakarta)

NURHAYATI F0205119

The purpose of this research are to examine and analyze the effect of computer self efficacy to TAM (Technology Acceptance Model) which are consist of perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, and intention to use. It is moderated by gender, age, education, and also experience. The main purpose is to find out the effect of someone’s ability in order to using computer to internet technology adoption to support the business in Micro Small and Medium Enterprises.

All of the Micro Small and Medium Enterprises in Surakarta which are use the internet to support their business are the population in this research. Amount of the samples are 240. Sampling technique which is used is purposive sampling. Validity and reliability test held to make sure if the data fulfill qualification in hypothesis testing. Data analysis which is used is SEM (Structural Equation Models). The result shows that computer self efficacy, partially, has a significant an positive effect to technology adoption (TAM) by perceived usefulness, attitude toward using, and intention to use variables. Whereas, computer self efficacy hasn’t an effect to perceived ease of use and attitude toward using. But, separately, perceived ease of use has an effect to perceived usefulness. Moderation, consist of gender, age, education, and also experience hasn’t an effect to technology adoption by perceived ease of use. But, it makes strong the relationship between computer self efficacy and perceived usefulness.

In the different situation and condition, the result of the research may be different. So, it needs further and wider study until the model could be valid in many context. Then, we expect that this research is able to be reference for others to develop all of the exist potency to progress academy and also Micro Small and Medium Enterprises in practice sector.


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(5)

commit to user


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(7)

commit to user

vii MOTTO

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat

kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan

berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari)

“I want to live my life to the absolute fullest To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken To meet faces unknown To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself To stand tall with greatness To chase down and catch every dream Living a full life on the outside, starts on the inside

LIFE IS AN ADVENTURE” (Nutrillon Royal 3)

”Tidak ada gembok yang tidak bisa dibuka. Tidak ada simpul yang tidak bisa dilepas, tidak ada jarak yang jauh yang tidak bisa didekatkan, dan tidak ada yang hilang yang tidak bisa

ditemukan. Dan, semua itu ada saatnya” (Dr.’Aidh Al-Qarni)


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: Bapak dan Ibu tercinta Dik Aziz tersayang Sahabat-sahabatku yang berharga


(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan kasih dan sayang-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Huniek Sri Runing S., MSi., selaku Ketua Jurusan Manajemen 3. Reza Rahardian, SE, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. 4. Intan Novela, SE, M.Si. selaku Pembimbing Akademik.

5. Haryanto, SE, MSi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Ibnu Hajar dan Haryani, kedua orang tuaku atas semua doa, kesabaran, dan motivasi yang tiada pernah berhenti. Terimakasih.

8. Adikku tercinta (Ahmad Aziz Munandar) yang terus mendukungku selama ini. 9. Keluarga Sekartaji 3 (Bu Siska, Mba Novi, Mba Pepi, Okti, Dinar, Efi, Sinta, Ayu, Partini, Lina, Ayut, Anik, serta Momon dan Minho). Terimakasih karena menjadi keluarga keduaku.

10. Keluarga besar MEPA-UNS. Diksar 2006A (Pendik, Loly, Andhika, Abe, Dinar, Lyza, Miko, Nasta, Ayu, Gondrong). Keluarga RC dan Diktap RC 2006. Kepengurusan 2006-2007. Terimakasih atas kenangan yang begitu menyenangkan dan pembelajaran akan kehidupan. Bravo MEPA!!!

11. Sahabat2ku dari Teladan & THA (Ahma, Anggi, Aria, Jessikha, Krisna, Iyem, Gitong, Umek, Adis). Sahabat2ku dari UNS & MEPA-UNS (Ana, Ayu, Anis, Dinda, mb Wiwik, Eria, Kiki, Karlina). Terimakasih untuk semuanya.

12. Teman-teman di eLtorros (Mas Yudhi, Mba Yanti, Laras, Tina, Anjar, Fina). 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 10 Juli 2011


(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

1. Keragaman Variabel-Variabel Amatan ... 5

2. Keragaman Obyek studi ... 6

B. Permasalahan ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat untuk Studi Lanjutan... 8

3. Manfaat Praksis ... 9


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Pengertian dan Pendekatan Penelitian ... 11

B. Posisi Studi ... 13

C. Landasan Teori ... 14

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 14

2. Technology Acceptance Models (TAM) ... 18

3. Computer Self Efficacy... 19

4. Perceived Usefulness ... 20

5. Perceived Easy of Use ... 21

6. Attitude toward Using ... 22

7. Intention to Use ... 23

8. Moderation ... 24

D. Hipotesis... 24

E. Model Penelitian ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

B. Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling ... 32

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

D. Metode Analisis Data ... 36

1. Analisis Deskriptif ... 36

2. Pengujian Statistik... 36

a. Uji Validitas ... 36

b. Uji Reliabilitas ... 38

c. Pengujian Model Struktural ... 39

1) Evaluasi Asumsi SEM ... 39


(13)

commit to user

xiii

b) Asumsi Normalitas ... 39

c) Asumsi Outliers ... 40

2) Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit... 41

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif ... 44

B. Pengujian Statistik... 49

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Reliabilitas ... 52

3. Analisis Structural Equation Model (SEM) ... 54

a. Asumsi Kecukupan Sampel ... 55

b. Asumsi Normalitas ... 55

c. Asumsi Outliers ... 57

d. Analisis Kesesuaian Model (Goodness of Fit) ... 59

e. Modifikasi Model ... 61

f. Moderasi... 64

4. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

a. Uji Hipotesis ... 65

b. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan ... 89

C. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1. II.1 Posisi Studi ... 13

2. III.1 Indikator Goodness of Fit ... 43

3. IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4. IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

5. IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

6. IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 47

7. IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan Internet dalam 3 Bulan ... 48

8. IV.6 Hasil Analisis Faktor (Uji Validitas) Tahap I ... 50

9. IV.7 Hasil Analisis Faktor (Uji Validitas) Tahap II ... 51

10. IV.8 Tabel Uji Reliabilitas ... 53

11. IV.9 Hasil Uji Normalitas ... 56

12. IV.10 Jarak Mahalanobis Data ... 58

13. IV.11 Hasil Goodness of Fit Model Struktural ... 60

14. IV.12 Hasil Goodness of Fit Model Struktural Setelah Modifikasi ... 62

15. IV.13 Regression Weights ... 66

16. IV.14 Regression Weights (Gender)... 70

17. IV.15 Regression Weights (Usia) ... 72

18. IV.16 Regression Weights (Pendidikan) ... 74


(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. II.1 TAM Original (Davis, 1989) ... 19 2. II.2 Model Penelitian ... 30 3. IV.1 Model Struktural ... 59


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komputer dewasa ini menyebabkan terjadinya banyak perubahan dalam perilaku manusia. Dunia teknologi berkembang dengan pesatnya dan menyentuh semua aspek kehidupan. Dunia ekonomi dan bisnis pun tak luput darinya. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E-commerce merupkaan

extension dari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini.

Perdagangan elektronik atau e-dagang (electronic commerce/e-commerce) dapat didefinisikan dalam 5 perspektif sebagai berikut: on line purchasing perspective, adalah sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui internet dan jasa on-line lainya;

digital communication perspective, adalah sistem yang memungkinkan

pengiriman informasi digital, produk, jasa, dan pembayaran on-line; service

perspective, adalah sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya,

menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa; business process perspective,


(17)

commit to user

adalah sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja; market-of-one perspective, adalah sistem yang memungkinkan proses ‘customization’ produk dan jasa untuk diadaptasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan secara efisien (Chandra, Tjiptono, & Chandra, 2004).

E-commerce memegang peranan penting pada kehidupan bisnis dalam

kehidupan masyarakat modern. Sebagian sistem tradisional telah diganti menjadi sistem elektronik, tak terkecuali dalam pemasaran. Dalam pemasaran modern, penempatan iklan di berbagai media massa seperti radio, film, media cetak, dan televisi masih dilakukan. Namun kini tidak semua orang cukup meluangkan waktu untuk melihat tayangan iklan. Perlu dipikirkan bagaimana beriklan sebagai upaya pemasaran dengan memasuki ruang pribadi tiap individu manusia modern secara massal. Untuk itulah diperlukan saluran komunikasi modern yang mampu memasuki ruang pribadi tiap individu namun bersifat massal.

Perkembangan teknologi informasi telah menjawabnya dengan ditemukannya internet. Internet, telah terbukti, selain mengubah perilaku manusia dalam berkomunikasi, ternyata pula memberikan perubahan berarti dalam upaya memasarkan sesuatu kepada banyak orang secara bersamaan dalam kurun waktu tertentu.

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemasaran di internet. Antara lain email campaign, search engine optimizer (SEO), membuat situs gratis di situs sosial, forum, mailing list, business directory, dan sebagainya. Semuanya


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

adalah upaya menginformasikan produk dan bagaimana mendapatkannya melalui internet.

Sedikitnya terdapat tujuh keunggulan pemasaran melalui internet, yaitu siap sedia 24 jam, menjangkau pangsa pasar yang tertarget, mengangkat citra bisnis, biaya pemasaran yang lebih efektif dan efisien, memposisikan bisnis di masa depan, mempermudah dalam membangun hubungan baik dengan pelanggan, dan sistem otomatisasi yang responsif. Ada satu hal yang perlu digarisbawahi yaitu biaya iklan yang sangat murah namun tepat sasaran. hal ini sangat membantu terutama bagi perusahaan atau individu yang perlu menjual produk dengan budget iklan minim.

Tidak semua perusahaan memiliki alokasi biaya iklan yang tinggi, terutama untuk perusahaan kecil atau yang tergolong UMKM dan individu. Melalui internet, UMKM dan individu dapat menekan biaya iklan namun dapat menyampaikan informasi produknya tepat sasaran.

UMKM mempunyai banyak pernanan penting dalam perekonomian suatu negara, terlebih lagi negara berkembang seperti Indonesia. UMKM berperan dalam menyediakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan melalui kesempatan berusaha, pengembangan daerah pedesaan, menyeimbangkan pembangunan antar daerah (Kotey & Meredith,1997), serta meningkatkan investasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan (Littunen, 2000).

Krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1997 memberi kesadaran pada banyak pihak akan potensi UMKM dan posisinya sebagai salah satu pilar perekonomian Indonesia. UMKM sendiri berbasis pada akses


(19)

commit to user

modal, SDM, distribusi, birokrasi/regulasi, manajemen, dan teknologi. Teknologi sebagai salah satu basis UMKM, maka perlu mendapat perhatian guna pengembangan UMKM di masa yang akan datang. UMKM dituntut untuk peka terhadap perkembangan teknologi, antara lain teknologi informasi. Internet sebagai salah satu wakil teknologi informasi memberi peluang kepada UMKM untuk menjadikannya salah satu basis usaha ataupun sebagai salah satu alat guna pengembangan UMKM.

Sebagaimana produk teknologi, internet juga perlu dipelajari. Ada beberapa keahlian yang perlu dikuasai untuk dapat mengoperasikan internet. Hal yang paling utama adalah mampu menguasai komputer, yang merupakan sarana penggunaan internet yang paling penting.

Dalam sebuah penelitian oleh Wang (2003) ditengarai bahwa kemampuan penguasaan komputer berpengaruh positif terhadap adopsi teknologi, dalam penelitian itu subjeknya adalah internet banking. Mengacu pada penelitian tersebut, maka perlu untuk meneliti pengaruh penguasaan komputer (besaran kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer/computer self-efficacy/CSE) terhadap adopsi teknologi, dalam hal ini menggunakan internet sebagai media pemasaran produk/beriklan. Penelitian ini menggunakan TAM sebagai model adopsi teknologi dengan CSE

sebagai variabel independennya.

Responden dalam penelitian ini adalah UMKM dengan lingkup penelitian di wilayah Surakarta. Selain itu terdapat variabel demografis yaitu gender, usia, pendidikan, dan pengalaman yang diperkirakan mempengaruhi


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

perilaku konsumen terhadap penggunaan e-commerce. Keaneka-ragaman responden dan heterogenitas pada variabel demografis, diharapkan dapat membuat penelitian ini lebih akurat dan menunjukkan fenomena sebenarnya dari pengaruh CSE terhadap adopsi teknologi dalam hal ini penggunaan internet sebagai media pemasaran.

1. Keragaman Variabel-variabel Amatan

Keragaman variabel-variabel amatan yang dimaksud di sini adalah banyakya variabel amatan yang beraneka ragam di penelitian ini yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh kemampuan menggunakan komputer dalam adopsi teknologi dengan moderasi gender, usia, pendidikan, dan pengalaman.. Computer self efficacy sebagai variabel independen dan mengikuti model TAM oleh Davis sampai intention to use

sebagai variabel dependen. Beberapa studi terdahulu telah menjelaskanhal tersebut. Pertama adalah studi yang memfokuskan pada actual usage pada komputer (lihat Davis et al, 1989) dengan variabel-variabel amatan antara lain perceived usefulness, perceived ease of use, attitude, dan behavioral intention to use.

Kedua adalah studi yang memfokuskan pada usage (penggunaan)

software application (Lihat Adam et al, 1992). Penelitian ini didasarkan pada easy of use dan usefulness sebagai variabel amatan.

Ketiga adalah studi yang memfokuskan pada computer self efficacy


(21)

commit to user

perceived usefulness, perceived ease of use,perceived credibility, dan

intention to use sebagai variabel dependen.

Keempat, studi yang mengangkat tema tentang sistem pendidikan secara online. Hal ini dijelaskan dengan behavioral intention, perceived usefulness, perceived easy of use dan perceived credibility sebagai variabel amatan (Shen et al, 2006).

2. Keragaman Obyek Studi

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai technology acceptance model (TAM) juga bercirikan pada pendapat yang belum konklusif terhadap karakteristik produk yang menjadi obyek studi, yang berbeda antara objek studi satu dengan yang lainnya. Pertama, studi yang menfokuskan model penerimaan pada teknologi komputer (Lihat Davis et al, 1989). Kedua, studi yang menfokuskan pada penerimaan konsumen terhadap penggunaan software application (Lihat Adam et al, 1992).

Ketiga, studi yang menfokuskan pada penerapan teknologi internet banking (Lihat Wang, 2003).

Keragaman objek studi diatas menunjukkan bahwa belum ada model yang dapat men-generalisasi model penerimaan teknologi yang sesuai. Oleh karena itu, hal ini mendorong peneliti untuk mereplikasi model yang diperkirakan relevan untuk diaplikasi pada setting penelitian di Indonesia. Objek yang digunakan dalam studi ini adalah proses penggunaan teknologi internet sebagai salah satu penunjang usaha pada Usaha Mikro Kecil Menengah di Surakarta.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Permasalahan

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah computer self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use?

2. Apakah perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness?

3. Apakah perceived ease of use dan perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap attitude toward using?

4. Apakah perceived usefulness dan attitude toward using berpengaruh signifikan terhadap intention to use?

5. Apakah computer self-efficacy yang dimoderasi oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman memberi pengaruh signifikan terhadap adopsi teknologi internet?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ada dua; yaitu untuk mengetahui pengaruh

computer self-efficacy terhadap niat seseorang untuk menggunakan internet sebagai sarana bisnis/memasarkan produk; dan mengetahui pengaruh

computer self-efficacy terhadap niat seseorang untuk menggunakan internet sebagai sarana bisnis/memasarkan produk dengan moderasi gender, usia, pendidikan, dan pengalaman.


(23)

commit to user

1. Mengetahui pengaruh computer self-efficacy terhadap perceived usefulness

dan perceived ease of use.

2. Mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness. 3. Mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness

terhadap attitude toward using.

4. Mengetahui pengaruh perceived usefulness dan attitude toward using

terhadap intention to use.

5. Mengetahui pengaruh computer self-efficacy yang dimoderasi oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman terhadap adopsi teknologi internet.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis

Studi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

Technology Acceptance Model (Model Penerimaan Teknologi) dengan

melibatkan variabel-variabel psikologis dan dikembangkan pada latar belakang budaya adopsi teknologi di Indonesia, maka akan memberikan keragaman hasil, sehingga akan memberikan prespektif yang berbeda pada studi-studi tentang Model Penerimaan Teknologi yang telah ada.

2. Manfaat untuk Studi Lanjutan

Model dalam penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan seberapa besar pengaruh kemampuan dalam menggunakan komputer terhadap niat seseorang untuk mengadopsi teknologi baru, dalam hal ini teknologi


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

internet, yang dijelaskan dengan TAM (Technology Acceptance Model, Davis 1989). Metode penelitian terbatas ruang lingkupnya yaitu pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Surakarta. Hal ini berdampak pada terbatasnya aplikasi model untuk digunakan pada ruang lingkup yang berbeda. Dengan demikian perlu studi lanjut untuk menguji model pada ruang lingkup yang berbeda sehingga dapat digeneralisasi pada konteks yang berbeda pula.

3. Manfaat Praksis

Model dalam penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan seseorang (dalam hal ini pelaku UMKM) dalam menggunakan komputer terhadap pilihanya untuk menggunakan internet sebagai penunjang bisnisnya. Sehingga dengan demikian para pelaku UMKM dapat memanfaatkan hal tersebut untuk acuan pilihan dalam menggunakan internet sebagai salah satu sarana penunjang bisnis mereka. Sedangkan untuk pemerintah hal ini bisa memberi pilihan untuk membuat kebijakan kaitanya dengan peningkatan kemajuan UMKM yang berkaitan dengan aplikasi teknologi internet.

E. Justifikasi Penelitian

Justifikasi penelitian ditujukan untuk menjelaskan pemahaman tentang posisi studi ini, dan tentang pentingnya studi ini dilakukan. Justifikasi penelitian meliputi: objek penelitian, pendekatan penelitian, alasan pemilihan setting penelitian dan prinsip generalisasi model.


(25)

commit to user

Obyek penelitian. Studi ini mengambil obyek penelitian penggunaan internetoleh UMKM. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa teknologi internet dapat memberikan manfaat bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk dijadikan sebagai penunjang bisnis mereka dalam berbagai hal. Teknologi internet membuka berbagai perspektif dan

kemungkinan dalam pengembangan usaha. Pendekatan penelitian. Studi ini bertumpu pada variabel computer

self efficacy sebagai variabel independen dari model TAM yang digunakan sebagai dasar untuk memahami proses adopsi teknologi. Berdasarkan temuan ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengetahui kecenderungan mereka terhadap teknologi internet sejak awal sehingga dapat mengalokasikan sumber daya pemasaran secara lebih efektif dan efisien.

Alasan pemilihan setting penelitian. Penelitian ini mengambil setting

kota Surakarta. Hal ini dilakukan mengingat Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang prospektif dan sektor perdagangan sebesar 32% merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor pengolahan merupakan salah satu kelebihan yang perlu ditingkatkan perkembangannya (Sutikno, 2006).

Prinsip generalisasi model. Studi ini bertumpu pada metode riset yang terbatas ruang lingkupnya, sehingga untuk men-generalisasinya pada

setting yang berbeda perlu mencermati faktor-faktor eksternal yang akan mempengaruhi analisis.


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan lima sub bahasan yang digunakan untuk memberikan pemahaman tentang posisi studi ini dibanding studi-studi terdahulu serta melakukan kajian literatur sebagai landasan teori yang dapat menjelaskan

Technology Acceptance Model (TAM) pada UMKM. Selanjutnya bab ini juga bertujuan untuk memberikan kerangka dasar dalam merumuskan hipotesis dan pengembangan model yang diusulkan.

Kelima sub bahasan yang dijelaskan antara lain: Pertama, pengertian

Technology Acceptance Model (TAM) sebagai variabel tujuan dalam penelitian ini. Kedua. posisi studi yang bertujuan untuk menjelaskan perbedaan variabel-variabel yang menjadi fokus bahasan studi dengan penelitian penelitian sebelumnya. Ketiga, landasan teori. Keempat, hipotesis. Dan kelima model penelitian yang didasarkan pada rumusan hipotesis beserta keteranganya. Berikut ini adalah penjelasan terhadap masing-masing sub bahasan tersebut.

A. Pengertian dan Pendekatan Penelitian

Pengertian Technology Acceptance Model (TAM), adopsi produk dan layanan teknologi sering dijelaskan dengan TAM (Davis, 1989). Technology Acceptance Model (TAM) memfokuskan pada penjelasan sikap terhadap niat untuk menggunakan sebuah teknologi atau layanan khusus (Lihat Nysveen et al, 2005). TAM dibentuk oleh dua konstruk utama yang mempunyai korelasi


(27)

commit to user

signifikan pada penggunaan teknologi yaitu perceived usefulness dan

perceived easy of use. TAM perlu dikembangkan dengan memasukkan

variabel yang berhubungan dengan tekanan sosial (Kwon dan Chidambaram, 2000 dalam Wang, 2003).

TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989. TAM ini merupakan pengembangan dari theory of reasoned action (TRA), yaitu suatu model penilaian penerimaan teknologi yang mengidentifikasi tingkat penerimaan individu terhadap suatu teknologi. Tujuan utama TAM seperti yang dinyatakan oleh Davis adalah untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi dalam penerimaan teknologi informasi dengan jangkauan luas dari teknologi dan populasi dari pengguna.

Model dasar TAM seperti yang dikembangkan oleh Davis merupakan model dasar penelitian ini. Dari model tersebut dapat dilihat bahwa tingkat penerimaan pengguna teknologi informasi (Information Technology Acceptance/ITA) ditentukan oleh enam faktor yaitu, variabel dari luar

(External Variable), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam

menggunakan teknologi (Perceived Ease of Use), persepsi pengguna terhadap kemanfaatan/kegunaan teknologi (Perceived Usefullness), sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi (Attitude Toward Using), kecenderungan perilaku (Behavioral Intention). Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang diubah, yaitu external variable yang diubah menjadi computer self-efficacy, dan behavioral intention menjadi intention to use (Wang, 2003 dan Nysveen, 2005).


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

B. Posisi Studi

Posisi studi ini dapat dijelaskan melalui tabel II.1. yang menyajikan variabel-variabel amatan dan alat analisis yang digunakan.

Tabel II.1. Posisi Studi

Peneliti / Tahun Variabel Dependen Variabel Independen Variabel Intervening

Alat Statistik Davis et al (1989) Actual system use External variable Perceived usefulness

Perceived ease of use Attitude

Behavioral intention to use

Regression

Adams et al (1992) Behavioral Intention Easy of use Usefulness

SEM

Karahanna et al(1999)

Behavioral Intention Behavioral belief Normative belief Perceived about voluntariness adopting IT

Attitude toward adopting IT Subjective Norm toward adopting IT

SEM

Templeton; Byrd (2003)

Relative advantage Ease of use Voluntariness Knowledge of proximity

Trialability Compatibility

Regression

Wang; Lin (2003) Behavioral Intention Computer Self Efficancy

Perceived usefulness Perceived easy of use Perceived credibility

SEM

Nysvenn et all

(2005)

Intention to use Perceived usefulness Perceived easy of use Perceived enjoyment Perceived

Expressivenes Normative pressure

Attitude towards use SEM

Snook (2005) Actual System Use Perceived usefulness Perceived easy of use Subjective Norm

Behavioral intention to use

Regression

Thompson (2006) Future intention Personal innovativeness

Perc, behavioral control

Computer self efficacy

Ease of use Social factor Perceived usefulness Affect

SEM

Shen et al (2006) Usage technology Perceived usefulness Perceived easy of use

Regression Liao et al (2007) Behavioral intention Perceived easy of use

Perceived usefulness Perceived enjoyment

Attitude SEM

Cui et al (2009) Intention to use Refusal Delay

E. decision making Pretest

Usefulness easy of use fun attitude


(29)

commit to user

C. Landasan Teori

Sub bab ini menjelaskan landasan teori serta hubungan sebab akibat variabel yang menjadi objek amatan dalam penelitian ini yang selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan hipotesis sebagai dasar pembentukan model yang dikontruksikan.

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Definisi UMKM antara lain:

a. Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil): Usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia; Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

b. Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil): Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi; bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Besar; memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun.

Berdasarkan Kepmenkeu No. : 571/KMK 03/2003 (Menteri Boediono) maka pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tak lebih dari Rp 600 juta.

c. Usaha Menengah (menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan Usaha Menengah): Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi; berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Besar; memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta, sampai dengan Rp. 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Usaha Produktif (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil): Usaha pada semua sektor ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan usaha.

Ada beberapa acuan definisi yang digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia, yaitu:

UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan


(31)

commit to user

aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar.

BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. Berdasarkan definisi tersebut, data BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2002 menunjukkan populasi usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit atau sekitar 99,85 persen dari seluruh jumlah usaha di Indonesia; sedangkan usaha menengah berjumlah sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15 persen dari seluruh usaha di Indonesia. Sementara itu persebaran UKM paling banyak berada di sektor pertanian (60 persen) dan perdagangan (22 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja di kedua sektor tersebut sekitar 53 juta orang (68 persen penyerapan tenaga kerja secara total). Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp. 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp. 1 miliar (sesuai UU No. 9 tahun 1995).

Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri kriteria


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp. 200 juta s/d Rp. 5 miliar) dan non manufaktur (Rp. 200 – 600 juta). Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang; usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

Sebaran responden UMKM di Kota Surakarta berdasarkan skala usaha adalah 38 persen merupakan skala mikro, 33 persen skala kecil dan 29 persen skala menengah. Rata-rata usia usaha UMKM di Kota Surakarta adalah 22 tahun. Secara umum, variasi UMKM di Kota Surakarta berdasarkan sektor usaha adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar 43 persen; yang diikuti oleh Sektor Perdagangan sebesar 32 persen; Sektor Jasa sebesar 13 persen; Sektor Pertanian sebesar 6 persen; dan Sektor Pengangkutan sebesar 5 persen. Sementara berdasarkan cakupan pemasaran terdapat sekitar 31 persen UMKM berorientasi lokal, 25 persen regional, 30 persen nasional dan 12 persen berorientasi ekspor (sumber: Data BLS Bank Indonesia Surakarta).

Jika dilihat dari aspek usaha terdapat sekitar 87 persen UMKM yang memiliki keterbatasan dalam pengembangan usaha. Faktor-faktor yang dominan membatasi perkembangan usaha UMKM antara lain yaitu: persaingan (persaingan klaster, persaingan domestik dan persaingan luar negeri), penyelundupan, kebjakan ekonomi, kebijakan harga, penguasaan


(33)

commit to user

teknologi, permodalan dan manajerial. Sementara itu, penggunaan bank sebagai mitra pengembangan UMKM di kota Surakarta belum optimal. Baru sekitar 48 persen UMKM di Kota Surakarta yang sudah berhubungan dengan Bank. Meskipun demikian pembinaan UMKM di Kota Surakarta belum optimal, setidaknya terdapat 63,4 persen UMKM yang belum mendapat pembinaan dari aparat yang berwenang. Secara umum, jika dilihat dari aspek potensi pengembangan produk UMKM, siklus produk UMKM Kota Surakarta 36 persen dalam tahap perkembangan, 42,5 persen berada dalam tahap matang (sumber: Data BLS Bank Indonesia Surakarta).

2. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) dikenalkan oleh Davis

(1989) yang diadaptasi dari Theory Reason Action (TRA), model yang menjelaskan fenomena adopsi inovasi. TAM dikembangkan untuk menjelaskan penemuan dampak faktor eksternal (teknologi) pada keyakinan konsumen. Dua pengukur utamanya adalah easy of use dan

usefulness, yang ditunjukkan dari validasi empirik oleh Davis et al. Dua ukuran tersebut telah ditemukan dapat mengukur konsistensi hubungan dengan target perilaku pada pengguna inovasi teknologi. TAM sudah berhasil menjelaskan tentang alasan seseorang menerima atau menolak inovasi (Templeton et al, 2003).


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Model dasar TAM oleh Davis dapat dilihat pada Gambar II.1. gambar tersebut memperlihatkan bahwa penerimaan terhadap teknologi informasi (information technology acceptance) ditentukan oleh 6 faktor, yaitu variable dari luar (external variables), persepsi akan manfaat teknologi tersebut (perceived usefullness), persepsi terhadap kemudahan penggunaan teknologi tersebut (perceived ease of use), sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi (attitude toward using), kecenderunangan perilaku (behavioral intention), dan pemakaian aktual (actual usage).

Gambar II.1

TAM original (Davis, 1989)

3. Computer Self-efficacy(CSE)

CSE adalah salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi informasi (Agarwal, et al. 2000, dalam Wang, 2003). Computer self-efficacy didefinisikan sebagai pertimbangan atau keputusan dari kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (Compeau and Higgins, 1995). Dalam penelitian ini berarti kemampuan pemilik UMKM dalam pengoperasian komputer dan internet.


(35)

commit to user

Definisi self efficacy menurut Bandura 1986 (dalam Compeau and

Higgins, 2006)adalah:

People’s judgement of their capabilities to organiized and execute courses of action required to attain designated types performance. It is concerned not with the skills one has but with judgements of what one can do with whatever skills one possesses

Definisi tersebut menunjukkan bahwa karakteristik kunci dari konstruk self efficacy yaitu: komponen skill (keahlian) dan ability

(kemampuan) dalam hal mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan. Dalam konteks komputer, CSE menggambarkan persepsi individu tentang kemampuanya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti menggunakan software untuk analisis data, menulit surat mail

marge, dan bahkan menggunakan internet berbasis komputer.

4. Perceived Usefullness (PU)

Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang ketika menggunakan suatu produk maka akan meningkatkan kinerja seseorang (Lihat Davis, dalam Nysveen et al, 2007). Pada studi ini

perceived usefulness dimaksudkan dengan menggunakan teknologi

internet maka akan meningkatkan potensi usaha dari pemilik UMKM.

Perceived Usefulness didefinisikan oleh Davis sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis 1989). Davis mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi terhadap

usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya apabila menggunakan teknologi informasi. Dalam konteks komersial, kegunaan ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesempatan memperoleh keuntungan baik yang bersifat fisik atau materi maupun non-materi.

5. Perceived Ease of Use (PEOU)

Perceived Easy of Use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang ketika menggunakan suatu produk tidak akan menemui kendala (Lihat Nysveen et al, 2005). Sehingga ketika menggunakan teknologi internet maka merasakan kemudahan dalam mengoperasikan.

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkann kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda tergantung dari kesan yang mereka dapatkan dari indera mereka. Faktor yang mempengaruhi persepsi individu adalah pelaku persepsi (perceiver), obyek yang dipersepsikan, atau situasi dimana persepsi tersebut dilakukan. Menurut Davis (1989), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau terbebaskan dari


(37)

commit to user

kesulitan atau tidak perlu berusaha keras. Dengan demikian persepsi mengenai kemudahan menggunakan ini merujuk pada keyakinan individu bahwa sistem teknologi informasi yang akan digunakan tidak merepotkan atau tidak membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemudahan penggunaan internet akan mengurangi usaha (baik waktu maupun tenaga) seseorang (responden/pelaku UMKM) di dalam melaksanakan aktivitas menggunakan internet. Perbandingan kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa seseorang (pelaku UMKM) yang menggunakan tenologi internet tidak menemukan kendala dalam menggunakan internet. Pengguna internet mempercayai bahwa internet lebih fleksibel, mudah dipahami, dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik kemudahan penggunaan.

6. Attitude Toward Using (A)

Atitude toward Using didefinisikan sebagai penilaian positif atau negatif individu terhadap objek atau produk yang dihadapi. (Lihat Nysveen et al, 2005). Liao et al, 2007 mendefinisikan attitude to use

sebagai tingkatan sikap seseorang dari suka sampai tidak suka terhadap suatu produk. Di sini dimasudkan bagaimana sikap koresponden terhadap teknologi internet dalam skala tertentu.

Sikap (attitude) adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Siegel dan Marcony (1989) mengemukakan sikap dipelajari sebagai kecenderungan untuk bereaksi


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

secara mendukung atau tidak terhadap manusia, obyek, ide atau situasi. Siegel dan Marcony (1989) menyatakan bahwa sikap bukan perilaku. Sikap menjadi bagian dari pribadi individu yang membantu konsistensi perilaku sedangkan perilaku mengacu pada bagaimana suatu kekuatan bereaksi terhadap obyek sikap. Davis (1989), mendefinisikan attitude toward the system, yang dipakai dalam Technology Acceptance Model

(TAM) sebagai suatu tingkat penilaian terhadap dampak yang dialami oleh seseorang bila menggunakan suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya. Kegunaan dan kemudahan yang dipersepsikan terhadap internet oleh para pelaku UMKM akan membentuk sikap mereka untuk menerima atau menolak internet tersebut, yang selanjutnya akan mempengaruhi niat para pelaku UMKM untuk menggunakan internet dan pada akhirnya berpengaruh pada penerimaan mereka terhadap penggunaan internet.

7. Intention to Use (ITU)

Intention to Use didefinisikan sebagai kekuatan minat atau keinginan seseorang untuk menunjukkan perilaku secara lebih khusus terhadap suatu produk (Lihat Nysveen et al, 2005). Perilaku niat untuk menggunakan dapat dilihat dari kecenderungan seseorang untuk mengadopsi produk atau teknologi (Lihat Liao et al, 2007).

Intention to use (niat menggunakan) adalah niat atau

kecenderungan dari perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi internet dapat diprediksi dari sikap dan perhatianya pada teknologi tersebut, misalnya keinginan untuk


(39)

commit to user

mengup-date hal terbaru berkaitan dengan teknologi tersebut, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain.

8. Moderation

Moderation, dalam hal ini adalah moderating variable

didefinisikan sebagai variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen serta memiliki kecenderungan untuk stabil, (Paul Jose, 2008). Variabel moderasi mempunyai pengaruh yang bersifat kontinjen (contingent) terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dan bisa berarti memperkuat atau memperlemah hubungan kedua variabel yang dimoderasi.

D. Hipotesis

Populasi pengguna internet yang naik secara drastis dari waktu ke waktu memberikan dampak yang cukup signifikan di bidang bisnis dan ekonomi. Internet memberi kemudahan akses terhadap konsumen dan berbagai kemudahan lainya yang memberi efek pada penurunan biaya produksi dan pemasaran dari sudut produsen. UMKM sebagai bagian dari produsen tentunya mempertimbangkan adopsi teknologi internet sebagai basis bisnis atau sebagai penunjang dalam bisnis mereka, misalnya sebagai sarana pemasaran iklan yang murah namun tepat sasaran. Kemudian pada akhirnya, penggunaan internet tersebut erat kaitanya dengan penguasaan komputer. Maka penelitian mengenai hubungan antara kemampuan seseorang dalam


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menggunakan komputer dengan adopsi teknologi internet untuk kebutuhan penunjang bisnis dirasa perlu untuk dilakukan. Untuk itulah disusun hipotesis dengan beberapa penjelasan seperti tersebut di bawah ini;

Computer self efficacy

Computer self-efficacy didefinisikan sebagai pertimbangan atau keputusan dari kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (Compeau and Higgins, 1995). Melanjutkan usaha penelitian computer self-efficacy bisa dilihat di penelitian-penelitian Agarwal et al., 2000; Johnson and Marakas, 2000; Hong

et al., 2001; Chau, 2001; dalam Wang, 2003, di mana menegaskan peran kritis

computer self-efficacy dalam pemahaman respon individu kepada tekhnologi informasi. Usulan mengenai hubungan antara computer self-efficacy dan

perceived ease of use didasarkan pada argumen teoritis oleh Davis (1989) dan Mathieson (1991). Berdasarkan pada teori social cognitive yang dibangun oleh Bandura (1986), Igbaria dan Iivari (1995) membuat postulasi (axiom) bahwa

computer self-efficacy berpengaruh pada sebuah individual’s computer anxiety, yang mana pada giliranya mempengaruhi perceived ease of use,

perceived usefulness dan e-commerce. Untuk itu, berdasarkan pada dukungan teoritis dan empiris dari literature di atas, maka diujilah hipotesis-hipotesis berikut:

H1 : Computer self-efficacy akan berpengaruh positif terhadap perceived usefulness

H2 : Computer self-efficacy akan berpengaruh positif terhadap perceived ease of use


(41)

commit to user Perceived ease of use

Penelitian yang luas pada dekade yang telah lalu menyediakan bukti pengaruh yang signifikan dari perceived ease of use dalam tujuan penggunaan, tiap langsung maupun tidak langsung sampai hal tersebut mempengaruhi perceived usefulness (Agarwal and Prasad, 1999; Davis et al., 1989; Hu et al., 1999; Jackson et al., 1997; Venkatesh, 1999,; Venkatesh and Davis, 1996,; Venkatesh and Morris, 2000). Supaya menjaga “under-used” persoalan manfaat sistem, sistem e-commerce memerlukan kedua hal yaitu mudah dipelajari dan mudah digunakan. Hal itu berarti bahwa mudah untuk digunakan akan mengurangi ancaman bagi individu (Moon and Kim, 2001). Hal ini mengimplikasikan bahwa perceived ease of use diharapkan berpengaruh positif dalam persepsi pengguna dari kredibilitas dalam interaksi mereka dengan e-commerce. Jadi, dibuatlah hipotesis bahwa perceived ease of use akan memiliki efek positif terhadap perceived usefulness untuk menggunakan e-commerce.

H3 : Perceived ease of use akan berpengaruh positif terhadap perceived usefulness

Perceived usefulness

Peceived usefulness juga merupakan topik yang sering diteliti dan didapatkan bukti adanya pengaruh yang signifikan dari perceived usefulness pada tujuan


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

penggunaan (Agarwal and Prasad, 1999; Davis et al., 1989; Hu et al., 1999; Jackson et al., 1997; Venkatesh, 1999; Venkatesh and Davis, 1996; Venkatesh and Morris, 2000). Alasan pokok masyarakat memanfaatkan e-commerce

adalah mereka menemukan sistem yang sangat berguna bagi kegiatan pemasaran mereka. Demikianlah, maka akan diuji hipotesis berikut:

H4 : Perceived usefulness akan berpengaruh positif terhadap attitude toward using

Attitude toward using

Attitude toward using (sikap terhadap penggunaan) di dalam TAM

dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan teknologi/sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakannya di dalam pekerjaanya. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components). Jadi, dibuat hipotesis bahwa perceived ease of use

akan memiliki efek positif terhadap attitude towards using untuk menggunakan e-commerce.

H5 : Perceived ease of use akan berpengaruh positif terhadap attitude toward using


(43)

commit to user

Intention to use (kecenderungan pemakaian) adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral

pendukung, selau up-date pada hal terbaru berkaitan dengan teknologi tersebut, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Demikianlah maka akan diuji intention to use

(kecenderungan pemakaian) ini akan dipengaruhi oleh perceived usefulness

(persepsi kemanfaatan) dan attitude toward using (sikap terhadap penggunaan).

H6 : Perceived usefulness akan berpengaruh positif terhadap intention to use

H7 : Attitude toward using akan berpengaruh positif terhadap intention to use

Moderation

Dalam statistik, moderasi terjadi ketika hubungan di antara dua variabel tergantung pada variabel ketiga. Variabel ketiga dikenal sebagai variabel moderator atau hanya moderasi saja. Pengaruh dari variabel moderasi digolongkan secara statistik sebagai sebuah interaksi, baik secara kualitatif (gender, ras, golongan) atau kuantitatif (tingkat upah) adalah variabel yang mempengaruhi arah dan atau kekuatan dari hubungan antara variabel dependen dan independen. Secara rinci di dalam kerangka analisis korelasi,


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

moderasi sebagai variabel ketiga yang mempengaruhi korelasi zero-order

antara dua variabel lainya. Pengaruh moderasi pada dasarnya bisa merepresentasikan interaksi antara variabel independen dan faktor yang ditetapkan sesuai kondisi di lapangan. (Baron and Kenny, 1986: p. 1174). H8a : Computer self-efficacy dimoderasi oleh gender akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

H8b : Computer self-efficacy dimoderasi oleh gender akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness

H8c : Computer self-efficacy dimoderasi oleh usia akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

H8d : Computer self-efficacy dimoderasi oleh usia akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness

H8e : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pendidikan akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

H8f : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pendidikan akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness

H8g : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pengalaman akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

H8h : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pengalaman akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness


(45)

commit to user

E. Model Penelitian

Berdasarkan hipotesis-hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar variabel yang dikonsepkan dalam hipotesis tersebut dapat digambarkan dalam bentuk model yang mendeskripsikan proses pengaruh Computer self efficacy

terhadap TAM (Lihat gambar II.2)

Gambar II.2. Model Penelitian

Keterangan

Gambar II.2 menjelaskan bahwa H1 menunjukkan pengaruh computerself efficacy pada perceived usefullness. H2 menunjukkan pengaruh computer self efficacy pada perceived ease of use. H3 menunjukkan pengaruh perceived ease


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

of use pada perceived usefullness. H4 menunjukkan pengaruh perceived usefullness pada attitude toward using. H5 menunjukkan pengaruh perceived ease of use pada attitude toward using. H6 menunjukkan pengaruh perceived usefullness pada intention to use. H7 menunjukkan pengaruh attitude toward using pada intention to use. H8 menujukkan pengaruh moderatif yang diwakili oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman antara variabel computer self efficacy pada perceived ease of use dan perceived usefullness. H8 pada tingkat hipotesis dijabarkan menjadi delapan hipotesis sebagai berikut; H8a merujuk pada pengaruh moderasi gender antara computer self efficacy pada perceived ease of use; H8b megacu pada pengaruh moderasi gender antara computer self efficacy pada perceived usefullness; H8c merujuk pada pengaruh moderasi usia antara computer self efficacy pada perceived ease of use; H8d megacu pada pengaruh moderasi usia antara computer self efficacy pada perceived

usefullness; H8e merujuk pada pengaruh moderasi pendidikan antara

computer self efficacy pada perceived ease of use; H8f megacu pada pengaruh moderasi pendidikan antara computer self efficacy pada perceived usefullness; H8g merujuk pada pengaruh moderasi pengalaman antara computer self efficacy pada perceived ease of use; H8h megacu pada pengaruh moderasi pengalaman antara computer self efficacy pada perceived usefullness.


(47)

commit to user

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan bab ini adalah untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel agar hasil studi dapat diyakini kebenarannya. Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, metode pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan pengukuran variabel, serta pengujian statistik.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian dasar (basic research), yaitu penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian dasar biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui konsep tertentu secara lebih mendalam (Lihat Kuncoro, 2003). Sedangkan menurut jenis hubungan antar variabelnya, penelitian ini bersifat kausal yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang diteliti, penelitian ini menunjukkan arah hubungan antar variabel bebas sebagai variabel penyebab dengan variabel terikat sebagai akibat suatu fenomena, disamping mengukur arah hubungannya. Berdasarkan waktu penelitiannya, studi ini bersifat cross sectional, karena studi ini hanya dilakukan dalam satu periode.

B. Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling

Target populasi studi ini adalah pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang telah menggunakan teknologi internet untuk mendukung


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

usaha mereka, misalnya untuk keperluan pemasaran atau iklan. Sampel direncanakan diambil di kota Surakarta sebanyak 250 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan cara convenience sampling, yaitu sampel non probabilitas dengan kriteria yang ditentukan.

Penentuan jumlah sampel diharapkan memenuhi kriteria minimal dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang dipilih, yaitu

Structural Equation Model (Hair et al., 1998). Sedangkan teknik purposive sampling yang dipilih bertujuan untuk menghindari bias persepsian dalam pengisian kuesioner dengan menenetukan kriteria sampel terlebih dahulu.

Kriteria yang digunakan antara lain: Usaha Mikro Kecil Menengah di Surakarta yang menggunakan teknologi internet untuk mendukung usahanya.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei yang dipandu dengan kuesioner yang telah didesain. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat keseriusan responden dalam pengisian kuesioner sehingga diharapkan data yang terkumpul mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Computer Self Efficacy. Studi terdahulu mendefinisikan Computer Self Efficacy sebagai pertimbangan atau keputusan dari kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (Compeau and Higgins, 1995). Variabel ini dioperasikan dengan menggunakan lima item pengukuran terkait: (1) penggunaan e-comerce jika memiliki prosedur pemakaian e-commerce, (2)


(49)

commit to user

paenggunaan e-comerce jika telah melihat orang lain menggunakannya sebelumnya, (3) penggunaan program e-comerce jika bisa meminta orang lain untuk memmbantu pengoperasian jika menghadapi kesulitan, (4) penggunaan program e-comerce karena memiliki kemampuan dalam mengoperasikan komputer, dan (5) penggunaan program e-comerce walaupun sebelumnya belum pernah melihat orang lain menggunakanya. Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

Perceived ease of use. Studi terdahulu mendefinisikan PerceivedEasy of Use sebagai tingkat kepercayaan seseorang ketika menggunakan suatu produk tidak akan menemui kendala (Lihat Nysveen et al, 2005 ). Variabel ini dioperasikan dengan menggunakan tujuh item pengukuran terkait: (1) perasaan mudah untuk belajar menggunakan e-comerce, (2) perasaan bahwa e-comerce mudah dan jelas dimengerti, (3) e-comerce sangat mudah dan fleksibel, (4) cara penggunaan e-comerce cepat dan mudah dipahami, (5) perassan mudah menggunakan e-comerce, (6) penggunaan e-comerce mudah dimengerti. Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

Peceived usefulllness. Studi terdahulu mendefinisikan peceived

usefulllness sebagai tingkatan di mana user percaya bahwa dengan

menggunakan teknologi atau sistem tersebut akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja (Renza Azhari dan Intan Sari H. Z., 2008).Variabel ini dioperasikan dengan menggunakan tujuh item pengukuran terkait: (1)


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

penggunaan e-comerce membantu meningkatkan efeksifitas bisnis, (2) penggunaan e-comerce dapat mempercepat proses transaksi dengan konsumen, (3) penggunaan e-comerce mempermudah hubungan dengan konsumen, (4) penggunaan e-comerce sangan efektif bagi pemasaran produk, (5) melalui e-comerce mempermudah mengetahui informasi seputar konsumen, (6) penggunaan e-comerce mempermudah mengetahui keinginan konsumen, (7) penggunaan e-comerce mempermudah dalam bekerja. Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

Atitude toward Using. Kajian literatur mendefinisikan Atitude toward Using sebagai penilaian positif atau negatif individu terhadap objek atau produk yang dihadapi. (Lihat Nysveen et al, 2005). Variabel ini dioperasikan dengan menggunakan empat item pengukuran terkait: (1) bijak atau bodoh, (2) positif atau negatif, (3) bermanfaat atau sia-sia, (4) bijak atau buruk. Masing-masing item diukur dengan menggunakan skala semantik 1 sampai 4.

Intention to Use. Kajian literatur mendefinisikan Intention to Use

sebagai kekuatan minat atau keinginan seseorang untuk menunjukkan perilaku secara lebih khusus terhadap suatu produk (Lihat Nysveen et al, 2005). Variabel ini dioperasikan dengan menggunakan enam item pengukuran terkait: (1) penggunaan kembali e-comerce dalam berbisnis, (2) penggunaan kembali e-comerce untuk mempermudah transaksi penjualan, (3) ketertarikan menggunakan lagi e-comerce untuk mengetahui keinginan konsumen, (4) perasaan menggunakan lagi e-comerce merupakan ide yang bagus, (5) staff


(51)

commit to user

dan pihak terkait turut mendukung bila menggunkaan e-comerce kembali, (6) kesulitan dalam menggunakan kembali e-comerce sebagai salah satu cara pemasaran yang dipakai. Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

D. Metode Analisis Data 1. Analsis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterprestasikan. Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan

2. Pengujian Statistik

Pengujian statistik diawali dengan pengujian validitas dan reliabilitas data penelitian. Hal ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa data yang diperoleh telah memenuhi kriteria kelayakan untuk diuji dengan menggunakan metode statitik apapun jenisnya. Dengan demikian, hasil yang diperoleh mampu menggambarkan fenomena yang diukur.

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk menentukan sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2008). Dalam penelitian ini


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

akan digunakan uji validitas dengan confirmatory factor analysis

(CFA) menggunakan software SPSS 16.

CFA perlu dilakukan terhadap model pengukuran karena syarat untuk dapat menganalisis model dengan SEM, indikator masing-masing konstruk harus memiliki loading factor yang signifikan terhadap konstruk yang diukur. Indikator masing-masing konstruk yang memiliki loading factor yang signifikan membuktikan bahwa indikator tersebut merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur konstruk yang sama dan dapat memprediksi dengan baik konstruk yang seharusnya diprediksi (Hair, et. al., 1998).

Validitas berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan. Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen yang digunakan adalah Confirmatory Factor Analisys

(CFA), serta setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading

yang lebih dari 0,40 (Hair, et. al., 1998).

Teknik yang digunakan adalah dengan melihat output dari

rotated component matrix yang harus terekstrak secara sempurna. Jika masing-masing item pertanyaan belum terekstrak secara sempurna, maka proses pengujian validitas dengan Factor Analysis harus diulang dengan cara menghilangkan item pertanyaan yang memiliki nilai ganda yang mengindikasi 2 (dua) kostruk.


(53)

commit to user

b. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2008). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cronbach alpha dari software SPSS 16. Rules of tumb

yang dipakai adalah item-total correlation masing-masing butir harus lebih besar dari 0,50 dan cronbach's alpha harus lebih besar dari 0,70 agar konstruk dikatakan memenuhi syarat reliabilitas dengan baik.

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2006) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut, jika

alpha atau r hitung:

1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima secara moderat 3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Gliem & Gliem (2003) mengindikasikan bahwa koefisien reliabilitas Cronbach's alpha normanya berada di antara 0 dan 1. Koefisian Cronbach's alpha yang mendekati 1.0 maka konsistensi internal dari item tersebut lebih besar, dalam skala Likert. George & Mallery, 2003 (dalam Gliem&Gliem, 2003) menyampaikan bahwa koefisien untuk Cronbach's alpha ([alpha]) adalah sebagai berikut: "[alpha] > 0.9--Excellent, [alpha] > 0.8--Good, [alpha] >

0.7--Acceptable, [alpha] > 0.6--Questionable, [alpha] > 0.5--Poor, and


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Pengujian Model Structural

Analisis Stuctural Equation Model (SEM) bertujuan untuk mengestimasi beberapa persamaan regresi terpisah akan tetapi masing masing mempunyai hubungan simultan atau bersamaan. Dalam analisis ini dimungkinkan terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lainnya.

1) Evaluasi Asumsi SEM

a) Asumsi Kecukupan Sampel

Disarankan lebih dari 100 atau minimal 5 kali jumlah observasi. Namun apabila jumlah sampel yang terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penarikan sampel seluruhnya, maka penelitian akan menggunakan rekomendasi untuk menggunakan maksimun likelihood yaitu penarikan sampel antara 100-200 sampel (Ferdinand, 2006; Ghozali, 2008).

b) Asumsi Normalitas

Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas yang merupakan bentuk distribusi data pada variabel matriks tunggal yang menghasilkan distribusi normal (Hair et al. 1998, dalam Ferdinand, 2006). Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi


(55)

commit to user

dan penyimpangan data normalitas tersebut besar maka akan menghasilkan hasil uji statistik yang bias. Normalitas

univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada skewness

dan kurtosis dengan nilai di bawah 2,58. Normalitas

multivariate dilihat pada c.r kurtosis baris bawah kanan yang direkomendasikan mempunyai nilai dibawah 7 (Ghozali, 2008). c) Asumsi Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang mucul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat berbeda dari observasi-observasi lainnya. (Ferdinand, 2006). Umumnya perlakuan terhadap outliers

adalah dengan mengeluarkannya dari data dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan berikutnya. Bila tidak terdapat alasan khusus untuk mengeluarkan outliers, maka observasi dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Outliers dapat dievaluasi dengan nilai mahalanobis distance

dengan nilai degree of freedom sejumlah variabel yang dipergunakan dalam penelitian pada tingkat p < 0,001.


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2) Evaluasi atas Kriteria Goodness of Fit

Pengujian goodness of fit model didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a) Chi Square. Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Dalam pengujian ini nilai x2 yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians data dan matriks kovarians yang diestimasi. Chi square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya.

b) Goodness of fit index (GFI). Indeks ini mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai yang mendekati 1 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian dengan baik.

c) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA).

RMSEA adalah indeks yang digunakan untuk mengukur fit model menggantikan chi square statistik dalam jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA < 0,08 mengindikasi indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

penggunaan internet mempengaruhi anggapan mereka mengenai kemudahan penggunaan teknologi internet. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, teknologi telah menjadi bagian penting yang dekat dalam kehidupan manusia dewasa ini, baik itu teknologi komputer maupun teknologi internet. Sehingga mereka nyaris dituntut untuk menguasainya atau malah mempelajarinya secara alami sebagai tuntutan kehidupan dewasa ini. Sehingga bisa dipahami bahwa semua orang (dalam hal ini responden) tidak berpikir bahwa kemampuan mereka dalam mengoperasikan komputer ada hubunganya dengan mudah atau tidaknya mereka mengaplikasikan internet. Karena masing-masing telah mereka pelajari secara alami sebagai tuntutan kehidupan modern.


(2)

commit to user

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini bertujuan untuk menjelaskan kesimpulan dari penelitian serta keterbatasan dan implikasinya. Berikut adalah penjelasannya.

A. Kesimpulan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang memberi pengaruh signifikan maupun yang tidak memberi pengaruh pada variabel dependennya. Hubungan antar variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hubungan positif dan signifikan computer self efficacy dengan perceived usefulness. Menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer maka semakin tinggi pula anggapan mengenai kemanfaatan (usefullness) akan teknologi internet.

Sedangkan hubungan antara computer self efficacy menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pada perceived ease of use. Hal ini berarti bahwa responden tidak mengaggap bahwa kemampuan dalam mengoperasikan komputer memberi pengaruh pada anggapan mereka akan kemudahan teknologi internet untuk aplikasi bisnis.

2. Selanjutnya, perceived ease of use ditengarai memberi pengaruh positif pada perceived usefulness. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi kemudahan dalam mengaplikasikan komputer dan teknologi internet


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

maka anggapan mengenai kemanfaatan (usefullness) akan teknologi tersebut juga semakin tinggi.

3. Hubungan antara perceived usefulness dengan attitude toward using menunjukan terdapat hubungan positif di antara keduanya. Hal itu berarti bahwa penggunaan teknologi internet bermanfaat sehingga memunculkan sikap positif terhadap penggunaan teknologi internet.

Sedangkan hubungan antara perceived ease of use dengan attitude toward using menunjukan bahwa perceived ease of use tidak berpengaruh pada attitude toward using. Artinya responden tidak mengaggap kemudahan penggunaan internet mempengaruhi sikap mereka dalam menilai positif atau tidaknya teknologi penggunaan internet.

4. Hubungan antara perceived usefulness dengan intention to use

mengindikasikan hubungan yang positif. Berarti responden menganggap kemanfaatan penggunaan teknologi internet mempengaruhi keputusan responden dalam menggunakan teknologi internet untuk mendukung bisnis mereka.

Hubungan antara attitude toward using dengan intention to use

menunjukan hubungan yang positif. Berarti responden menganggap bahwa sikap mereka dalam menilai penggunaan teknologi internet berbanding lurus dengan keputusan responden dalam menggunakan teknologi internet untuk mendukung bisnis mereka.

5. Moderasi baik gender, usia, pendidikan, maupun pengalaman tidak memberi pengaruh antara variabel computer self efficacy dan variabel


(4)

commit to user

perceived ease of use. Artinya, seluruh responden dari sudut demografis manapun sepakat bahwa latar belakang mereka tidak memberi pengaruh pada hubungan antara computer self efficacy dan perceived ease of use. Sedangkan moderasi gender memperkuat hubungan antara variabel computer self efficacy dan perceived usefulness. Ini berarti gender, dalam hal ini laki-laki, beranggapan bahwa kemampuan dalam mengoperasikan komputer berbanding lurus dengan anggapan mengenai kegunaan dan manfaat dari teknologi internet.

Sementara moderasi usia memperkuat hubungan antara variabel computer self efficacy dan perceived usefulness. Ini berarti usia, dalam hal ini kelompok usia di bawah 25 tahun, beranggapan bahwa kemampuan dalam mengoperasikan komputer sangat mempengaruhi anggapan mengenai kegunaan dan manfaat dari teknologi internet.

Moderasi pendidikan memperkuat hubungan antara variabel computer self efficacy dan perceived usefulness. Ini berarti pendidikan, dalam hal ini kelompok pendidikan di atas SMA, beranggapan bahwa kemampuan dalam mengoperasikan komputer yang semakin tinggi berarti anggapan mengenai kegunaan dan manfaat dari teknologi internet juga semakin tinggi.

Moderasi pengalaman memperkuat hubungan antara variabel computer self efficacy dan perceived usefulness. Ini berarti pengalaman dalam hal ini kelompok pengalaman di bawah 2 tahun, beranggapan bahwa kemampuan


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dalam mengoperasikan komputer berkorelasi positif dengan anggapan mengenai kegunaan dan manfaat dari teknologi internet.

B. Keterbatasan

Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan antara lain;

a. Objek amatan terbatas pada sektor UMKM, sehingga berdampak pada generalisasi studi yang bersifat terbatas. Sehingga perlu dipertimbangkan penelitian yang lebih mendalam untuk objek amatan dengan karakteristik yang berbeda.

b. Penelitian ini terfokus pada setting penelitian di Surakarta, sehingga mungkin belum dapat mewakili perilaku adopsi tekhnologi pada berbagai setting di Indonesia. Sehingga untuk aplikasi pada setting yang berbeda membutuhkan kecermatan dan kehati-hatian.

C. Saran

1. Saran Teoritis

Hasil pengujian diharapkan memberikan referensi teoritis mengenai variabel-variabel yang diamati. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terkait dengan model yang diuji dan dapat digunakan sebagai bahan diskusi yang selanjutnya dapat dikembangkan dan diuji lagi pada konteks yang bebeda.

2. Saran Studi Lanjutan

Penelitian ini menggunakan model TAM sesuai awalnya. Sehingga


(6)

commit to user

model penelitian, dan lebih variatif dalam melihat kemungkinan variabel-variabel lain yang mempengaruhi adopsi teknologi.

3. Saran Praksis

Pada tataran praksis, penelitian ini memberi referensi pada para pelaku UMKM untuk menggunakan internet sebagai basis bisnis atau sarana pendukung dalam menjalankan usaha mereka, serta memperkuat kemampuan dalam menggunakan program komputer karena hal tersebut cukup berpengaruh dalam adopsi terhadap teknologi internet.

Sedangkan untuk pihak pemerintah, hasil penelitian ini bisa memberi referensi untuk membuat kebijakan yang terkait dengan peningkatan performa UMKM dalam menyambut era teknologi informasi dewasa ini. Misalnya dengan adanya pelatihan komputer atau internet gratis bagi para pelaku UMKM.