xxii
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diare Cair Akut
Diare cair akut didefinisikan diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari dengan frekuensi ≥ 3x per hari disertai pengeluaran tinja
yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah atau lendir dalam tinja. Mungkin disertai muntah dan demam.
13,14
Umumnya diare akut yang terjadi di negara berkembang merupakan diare infeksius yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit.
13,15
Dari beberapa penelitian di Indonesia tentang penyebab diare akut, rotavirus
merupakan penyebab tersering, dengan penyebaran tersering melalui transmisi faecal-oral, dan masa inkubasi 1 sampai 3 hari.
16
Pada diare infeksius terjadi pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi serta reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan
akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
13,17
Ada 2 prinsip patomekanisme terjadinya diare cair akut, yaitu : 1 diare sekretorik disebabkan sekresi air dan elektrolit ke dalam usus. Hal ini
terjadi bila absorbsi natrium oleh villi gagal sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung terus menerus atau meningkat. Hasil akhir adalah sekresi
Universitas Sumatera Utara
xxiii
cairan yang mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja cair. Kripta melakukan sekresi aktif klorida dan menghambat absorbsi
natrium, klorida dan HCO
3-
yang dirangsang oleh siklik AMP, siklik GMP dan Ca
2+
. Pada diare karena infeksi perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri atau virus , 2 diare
osmotik disebabkan meningkatnya osmolaritas intra luminal, misalnya absorbsi larutan dalam lumen kolon yang buruk.
14,18
Sebagai contoh adalah diare yang yang disebabkan Rotavirus. Infeksi Rotavirus umumnya mengenai
jejunum, tetapi dapat difus menyebar mengenai seluruh usus halus sehingga menimbulkan diare yang hebat. Virus ini menimbulkan diare dengan cara
menginvasi epitel vili sehingga terjadi kerusakan sel yang matur. Sel matur ini akan diganti dengan sel imatur yang berasal dari proliferasi sel- sel kripta. Sel
imatur ini mempunyai kapasitas absorbsi yang kurang dibandingkan dengan sel matur dan aktifitas disakaridase yang terdapat di sel imatur ini masih
kurang sehingga terjadi gangguan pencernaan karbohidrat. Kedua hal
patomekanisme ini dapat terjadi invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili usus yang dapat
menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi. Bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
13- 19
Universitas Sumatera Utara
xxiv
Dalam revisi ke-4 WHO tahun 2005 mengenai tatalaksana diare cair akut pada anak menyebutkan tujuan pengobatan diare akut pada anak adalah:
20
1. Pencegahan dehidrasi: bila tidak dijumpai tanda-tanda dehidrasi. 2. Pengobatan dehidrasi: bila dijumpai tanda-tanda dehidrasi Tabel 2.1
3. Mencegah timbulnya kurang kalori protein: dengan cara memberikan makanan selama diare berlangsung dan setelah diare berhenti.
4. Mengurangi lama dan beratnya diare dan mengurangi kekambuhan diare pada masa-masa mendatang dengan memberikan zink dengan
dosis 10 sampai 20 mg selama 10 sampai 14 hari. Tabel 2.1. Penentuan derajat dehidrasi pada diare
GEJALA TANDA
KLASIFIKASI DEHIDRASI TANPA
DEHIDRASI RINGAN-
SEDANG BERAT
Keadaan umum Baik, Sadar
Gelisah LetargiTidak sadar
Mata Normal
Cekung Sangat cekung
Rasa haus Minum biasa, tidak
haus Sangat haus
Tidak bisa minum
Turgor kulit Kembali cepat
Kembali lambat Kembali sangat lambat
≥ 2 detik Pembacaan tabel dari kanan ke kiri
Kesimpulan derajat dehidrasi ditentukan bila dijumpai ≥ 2 gejala tanda pada kolom yang sama.
Menurut WHO pemberian oralit dapat untuk mengganti cairan yang
Universitas Sumatera Utara
xxv
hilang melalui diare. Pemberian oralit berguna untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan mengobati dehidrasi terapi pada diare akut. Bila pemberian
oralit gagal, dilakukan pemberian cairan secara intravena dan penderita harus dirawat di rumah sakit. Pemberian cairan dilakukan berdasarkan
derajat dehidrasi yang terjadi. Pada anak tanpa dehidrasi diberikan cairan per oral sekehendak hati oralit, minuman bergaram, cairan sayur atau sop
bergaram sampai diare berhenti. Pada penderita dehidrasi ringan sedang diberikan cairan rehidrasi per oral atau intravena 75cckg berat badan
selama 4 jam, sedangkan pada dehidrasi berat diberikan cairan intravena 100 cckg berat badan dalam waktu 3-6 jam.
1,20
Obat antidiare dan antimuntah tidak dianjurkan karena tidak terbukti bermanfaat dalam pengobatan diare bahkan dapat menyebabkan
kelumpuhan usus dan bahkan menimbulkan kematian pada bayi.
16
Setelah rehidrasi selesai makanan segera diberikan walaupun diare masih terus berlangsung. Tujuan pemberian makanan untuk mencegah
terjadinya kurang kalori protein, mempercepat rehabilitasi mukosa usus yang rusak dan mengurangi pemecahan lemak dan protein tubuh sehingga
mengurangi pembentukan asam-asam organik dan mencegah terjadinya asidosis metabolik.
17,20
Keberadaan oralit sebagai terapi pencegahan dehidrasi telah menurunkan angka kematian yang disebabkan diare akut, dari 5 juta anak
Universitas Sumatera Utara
xxvi
per tahun menjadi 3.2 juta per tahun, akan tetapi oralit tidak dapat mengurangi keparahan diare.
21
2.2. Selenium