HASIL PENELITIAN Prof.dr.Atan Baas Sinuhaji,Sp.AK, Prof. dr. H. Aznan Lelo, PhD,SpFK, dr.

xlvii

BAB 4. HASIL PENELITIAN

Sampel diperoleh dari anak diare yang berobat ke Puskesmas Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran. Diperoleh sampel 73 anak yang menderita diare cair akut dengan derajat dehidrasi yang berbeda, dimana 8 anak dieksklusikan dari penelitian karena: 4 anak menderita gizi buruk, 2 anak dengan dehidrasi berat, dan 2 anak tidak mendapat persetujuan dari orang tua. Dari 65 anak diare yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi dua kelompok secara acak terbuka, yaitu 36 anak mendapat selenium dosis pada usia 6 sampai 12 bulan sebesar 15 µg hari dan usia 1tahun sampai 2 tahun sebesar 20µg hari yang diberikan satu kali secara oral selama 7 hari dan 29 anak mendapat plasebo dosis yang sama dengan selenium. Kedua kelompok masing-masing dipantau sampai sembuh Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara xlviii Gambar 4.1. Profil penelitian Kedua kelompok memiliki gambaran karakteristik dasar sampel yang sama. Dimana rerata usia subyek adalah 13 bulan. Rerata, frekuensi diare, konsistensi tinja dan lama diare sebelum pemberian terapi pada kedua kelompok berturut-turut adalah 3-5 kali per hari, bersifat cair, lamanya 1-2 hari dan tidak dijumpai darah dalam tinja. Sebelum diberikan terapi, lebih banyak ditemukan anak dengan tanpa dehidrasi rata-rata 75 daripada dengan dehidrasi ringan sedang rata-rata 25 pada kedua kelompok. 73 anak penderita diare 8 orang dieksklusikan: 4 menderita gizi buruk 2 dehidrasi berat 2 tidak disetujui orang tua ikut dalam penelitian 65 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Selenium 15 mikrogram hari n=19 20 mikrogram hari n=17 Plasebo 15 mikrogram hari n=16 20 mikrogram hari n=13 Mengikuti penelitian dan pemantauan dilakukan sampai sembuh n = 36 Mengikuti penelitian dan pemantauan dilakukan sampai sembuh n = 29 Universitas Sumatera Utara xlix Karakteristik diare sebelum terapi pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai P 0.05 Tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik dasar sampel Karakteristik Responden Kelompok Intervensi Selenium n=36 Plasebo n=29 Jenis Kelamin, n Laki-Laki 19 52.8 17 58.6 Perempuan 17 47.2 12 41.4 Usia, mean SD, tahun 12.22 5.5 13.66 6.3 Berat Badan, mean SD, kg 8.29 1.5 8.34 2.1 Panjang Badan, mean SD, cm 71.03 5.7 71.17 8.3 BBPB, mean SD 92.67 3.4 93.45 4.9 Lama diare, n 1 hari 13 36.1 8 27.6 1 –2 hari 15 41.7 16 55.2 3 – 4 hari 5 13.9 5 17.2 4 hari 3 8.3 Frekuensi diare 3-5xhari 28 77.8 24 82.8 6-10xhari 5 13.9 4 13.8 10xhari 3 8.3 1 3.4 Konsistensi tinja, n Cair 36 100 29 100 Derajat dehidrasi, n Tanpa dehidrasi 27 75 22 75.9 Dehidrasi ringan-sedang 9 25 7 24.1 Darah dalam tinja, n Tidak ada 36 100 29 100 Riwayat konsumsi selenium, n Tidak ada 36 100 29 100 Pemantauan keparahan diare pada kedua kelompok dilakukan setiap hari selama 7 hari. Dengan menggunakan uji Mann Whitney diperoleh perbedaan bermakna rata-rata frekuensi diare per hari pada kelompok selenium dibandingkan dengan kelompok plasebo sejak pemantauan hari kedua sampai hari keempat P 0.05 . Gambar 4.2 . Sedangkan, pada hari Universitas Sumatera Utara l pertama setelah pemberian terapi belum ditemukan perbedaan yang bermakna untuk rerata frekuensi diare P=0.709. Pada hari kelima pengobatan, rerata frekuensi diare telah mencapai 2 kalihari pada kelompok yang mendapat selenium dan plasebo Gambar 4.2. Frekuensi diare per hari setelah diterapi Pada hari pertama setelah pemberian terapi, kedua kelompok memilliki konsistensi tinja yang cair. Dari kedua kelompok intervensi, konsistensi tinja yang normal sudah mulai tampak pada hari ketiga pengobatan, dimana kelompok responden yang memperoleh selenium lebih banyak dibandingkan plasebo yaitu 6 berbanding 1 responden dan setelah hari ketujuh seluruh responden sudah memiliki konsistensi tinja yang normal. Universitas Sumatera Utara li Sejak hari kedua pengobatan, konsistensi tinja untuk kedua kelompok telah mempunyai perbedaan yang signifikan P= 0.034 dimana responden yang mengalami konsistensi tinja yang cair telah menjadi 75 atau sebanyak 27 responden yang mendapat selenium sedangkan pada kelompok plasebo masih 96.6 yang tinjanya masih cair. Begitu juga untuk pengobatan di hari keempat sampai hari kelima, masih terdapat perbedaan yang bermakna untuk konsistensi tinja dari kedua kelompok intervensi P 0.05 Tabel 4.2 Tabel 4.2. Konsistensi tinja setelah terapi Konsistensi Tinja Selenium n=36 Plasebo n=29 P OR IK 95 Hari Pertama, n Cair 36 100 29 100 - - Lembek Normal Hari Kedua, n Cair 27 75 28 96.6 0.034 a 0.107 0.013-0.904 Lembek 9 25 1 3.4 Normal Hari Ketiga, n Cair 9 25 14 48.3 0.349 b - Lembek 21 58.3 14 48.3 Normal 6 16.7 1 3.4 Hari Keempat, n Cair 3 8.3 6 20.7 0.006 b - Lembek 14 38.9 20 68.9 Normal 19 52.8 3 10.4 Hari Kelima, n Cair 3 8.3 0.028 b - Lembek 5 13.9 17 58.6 Normal 28 77.8 12 41.4 Hari Keenam, n Cair 0.51 a 0.239 0.057-1.002 Lembek 3 8.3 8 27.6 Normal 33 91.7 21 72.4 Hari Ketujuh, n Cair - - Lembek Normal 36 100 29 100 a Fisher Exact, b Kolmogorov- Smirnov Dengan menggunakan uji Mann Whitney didapatkan perbedaan bermakna pada durasi diare sejak pemberian terapi hingga diare sembuh Universitas Sumatera Utara lii antara kedua kelompok dimana kelompok selenium ditemukan durasi diare yang lebih singkat dibandingkan dengan kelompok plasebo, dengan nilai median masing-masing adalah 60 jam 2.5 hari dan 72 jam 3 hari. Bila diamati sejak hari pertama diare sampai diare sembuh, maka juga didapatkan perbedaan bermakna pada lama diare antara kedua kelompok, dimana kelompok selenium lebih cepat sembuh dibanding kelompok plasebo dengan nilai rerata masing-masing 108 jam 4.5 hari dan 120 jam 5 hari Tabel 4.3 Tabel 4.3. Durasi diare Lama diare jam Selenium n= 36 Plasebo n=29 P median Min - maks Median Min –maks Obat - sembuh 60 18 - 120 72 36 – 132 0.001 Awal diare - sembuh 108 60 -132 120 48 - 132 0.009 Pada penelitian ini, efek samping yang dinilai meliputi mual, muntah, rambut rontok, dan napas berbau bawang putih. Pada kedua kelompok tidak dijumpai adanya efek samping. Universitas Sumatera Utara liii

BAB 5. PEMBAHASAN