Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis

commit to user penyerapan tenaga kerja, alokasi dana perbankan, investasi dan pertumbuhan Dumairy, 1996:59. 7. Daerah Daerah dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan kebijaksanaan yang lebih mendasar pada administrasi pemerintahan, sehingga suatu daerah merupakan kesatuan administrasi atau politik pemerintahan.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data sekunder untuk periode tahun 2004-2008. Data yang digunakan adalah : 1. PDRB Propinsi Jawa Tengah ADHK periode tahun 2004-2008. 2. PDRB KabupatenKota di Propinsi Jawa Tengah ADHK periode tahun 2004-2008. 3. PDRB Perkapita Propinsi Jawa Tengah ADHK periode tahun 2004-2008 4. PDRB Perkapita Kabupaten Kota di Propinsi Jawa Tengah ADHK periode 2004-2008. 5. Jumlah Penduduk Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2008 6. Jumlah Penduduk KabupatenKota di Propinsi Jawa Tengah tahun 2004- 2008 Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari BPS Propinsi Jawa Tengah. commit to user

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang diolah dari pihak kedua. Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka tidak dilakukan pengumpulan data primer sehingga tidak diperlukan teknik sampling atau kuesioner. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan menggunakan data yang berkaitan dengan objek penelitian yang didapatkan dari kantor statistik maupun melalui literature-literatur lainnya yang sesuai dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Analisis Laju Pertumbuhan . Formula yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah: Pertumbuhan Ekonomi = ………… 3.1 Keterangan: = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t-1 commit to user 2. Analisis Location Quotient LQ Teknik analisa LQ merupakan salah satu cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Rumusnya : LQ = atau ………………………………………. 3.2 Sumber : Tarigan, 2005 Keterangan : LQ = Besarnya Location Quotient Si = Nilai tambah sektor di tingkat Kabupaten i S = PDRB di Kabupaten i Ni = Nilai tambah sektor di tingkat Propinsi N = PDRB di tingkat Propinsi. 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Tipologi Klassen Analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah adalah Analisis Tipologi KlassenDaerah H. Aswandi dan Mudrajat Kuncoro, 2002. Kritera yang digunakan terdiri dari empat: a. Kuadaran I pertama yakni daerah cepat maju dan cepat tumbuh high income and high growth adalah daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah. b. Kuadran II kedua yakni daerah maju tapi tertekan high income but low growth adalah daerah yang memiliki pendapatan per kapita lebih commit to user tinggi, tetapi tingkat pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah. c. Kuadaran III ketiga yakni daerah berkembang cepat high growth but low income adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah. d. Kuadaran IV keempat adalah daerah relatif tertinggal low growth and low income adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah. Daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita rendah dibandingkan rata-rata daerah di wilayah referensi. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan klasifikasi wilayah menurut Tipilogi Klassen. Tabel 3.1 Klasifikasi Wilayah Menurut Tipologi Klassen r y yi y yi y ri r Wilayah Maju dan Tumbuh Cepat Wilayah yang Sedang Tumbuh ri r Wilayah Maju tetapi Tertekan Wilayah Relatif Tertinggal commit to user Keteranngan : ri = Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Wilayah i yi = PDRB per kapita Wilayah i r = Laju Pertumbuhan PDRB Wilayah Referensi y = PDRB per kapita Wilayah referensi 4. Analisi Ketimpangan Regional a. Indeks Ketimpangan Williamson Syafrizal, 1997 yakni analisis yang digunakan sebagai indeks ketimpangan regional regional inequality dengan rumusan sebagai berikut: IW = …………………………………….3.3 Dimana ; IW = Indeks Ketimpangan Williamson Yi = PDRB per kapita di KabupatenKota i Y = PDRB per kapita provinsi Jawa Tengah fi = Jumlah Penduduk di Kabupaten i n = Jumlah Penduduk di provinsi Jawa Tengah Dengan indikator bahwa apabila angka indeks ketimpangan Williamson semakin mendekati nol maka menunjukkan ketimpangan yang semakin kecil dan bila angka indeks menunjukkan semakin jauh dari nol maka menunjukkan ketimpangan yang makin melebar. commit to user b. Indeks Entropi Theil Merupakan aplikasi konsep teori informasi dalam mengukur ketimpangan dan konsentrasi industri yang menawarkan tentang pendapatan regional per kapita dan kesenjangan pendapatan. Menurut Kuncoro 2001: 87, konsep entropi Theil dari distribusi pada dasarnya merupakan aplikasi konsep teori informasi dalam mengukur ketimpangan ekonomi dan konsentrasi industri. Studi empiris yang dilakukan Theil dengan menggunakan indeks entropi menawarkan pandangan yang tajam mengenai pendapatan regional per kapita dan kesenjangan pendapatan, kesenjangan internasional dan distribusi produk domestik bruto dunia. Adapun rumusan dari indeks entropi Theil adalah sebagai berikut Kuncoro, 2004 : Indeks Entropy Theil : T = Oi Oj ………………………3.4 Dikomposisi indeks Entropi Theil : T = Oi …………3.5 Total Theil = Theil Within + Theil Between Ti = Oj ……………………...3.6 Sumber : Kuncoro, 2004 Dimana : commit to user = Total pendapatan di kabupaten i, grup j Y = Total pendapatan untuk propinsi O O = Rata-rata pendapatan di propinsi I, grup j Y = Pendapatan perkapita untuk Propinsi Jawa Tengah Indeks ketimpangan entropi Theil memungkinkan untuk membuat perbandingan selama waktu tertentu. Indeks ketimpangan entropi Theil juga dapat menyediakan secara rinci dalam sub unit geografis yang lebih kecil, yang pertama akan berguna untuk menganalisis kecenderungan konsentrasi geografis selama periode tertentu; sedang yang kedua juga penting ketika kita mengkaji gambaran yang lebih rinci mengenai kesenjanganketimpangan spasial. Sebagai contoh kesenjanganketimpangan antardaerah dalam suatu negara dan antar sub unit daerah dalam suatu kawasan Kuncoro, 2001: 87. Dengan indikator bahwa apabila semakin besar nilai indeks entropi Theil maka semakin besar ketimpangan yang terjadi sebaliknya apabila semakin kecil nilai indeks maka semakin merata terjadinya pembangunan. BAB IV commit to user ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah