commit to user
2. Teori Basis Ekonomi.
Merupakan teori yang menjelaskan perubahan-perubahan regional, dengan menekankan hubungan antar sektor-sektor yang terdapat dalam
perekonomian regional. Yang paling sederhana adalah teori basis ekonomi, konsep dasar ekonomi membagi perekonomian regional menjadi
2 sektor , yaitu : sektor basis dan sektor non basis Tarigan, 2005. a. Sektor Basis adalah sektor-sektor yang mengekspor barang dan jasa ke
tempat diluar perbatasan perekonomian masyarakat atau memasarkan barang dan jasa kepada orang yang datang dari luar batas
perekonomian masyarakat bersangkutan. b. Sektor bukan basis adalah sektor-sektor yang menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh orang-orang dalam batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian kegiatan basis
mempunyai peran penting sebagai penggerak utama.
3. Teori Ketimpangan
Model neoklasik beranggapan bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga kerja, pada permulaan proses pembangunan
adalah kurang lancar, akibatnya modal dan tenaga kerja ahli cenderung terkonsentrasi di daerah yang lebih maju sehingga ketimpangan
pembangunan cenderung melebar. Akan tetapi bila proses pembangunan terus berlanjut, dengan semakin baiknya prasarana dan fasilitas
komunikasi, maka mobilitas modal dan tenaga kerja tersebut akan semakin
commit to user
lancar. Dengan demikian, nantinya setelah negara yang bersangkutan telah maju, maka ketimpangan pembangunan regional akan berkurang.
Dalam hipotesis neoklasik ketimpangan pembangunan pada permulaan proses cenderung meningkat. Proses ini akan terjadi sampai
ketimpangan tersebut mencapai titik puncak. Setelah itu, bila proses pembangunan terus berlanjut, maka secara berangsur-angsur ketimpangan
pembangunan antar wilayah tersebut akan menurun. Dengan kata lain ketimpangan pada negara berkembang relatif lebih tinggi, sedangkan pada
negara maju ketimpangan tersebut relatif lebih rendah. Ketimpangan pada negara sedang berkembang relative lebih tinggi
karena pada waktu proses pembangunan baru dimulai, kesempatan dan peluang pembangunan yang ada umumnya dimanfaatkan oleh daerah-
daerah yang kondisi pembangunannya sudah lebih baik sedangkan daerah yang masih terbelakang tidak mampu memanfaatkan peluang ini karena
keterbatasan prasarana dan sarana serta rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Oleh sebab itulah, pertumbuhan ekonomi cenderung lebih cepat
didaerah dengan kondisi yang lebih baik, sedangkan daerah yang terbelakang tidak banyak mengalami kemajuan.
Penelitian tentang hipotesis neoklasik dilakukan oleh Jefrey G. Williamson pada tahun 1966 melalui suatu studi tentang ketimpangan
pembangunan antar wilayah pada negara maju dan negara sedang berkembang dengan menggunakan data time series dan cross section.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa hipotesis neoklasik ternyata terbukti benar secara empirik. Fakta empirik ini menunjukkan bahwa
commit to user
peningkatan ketimpangan pembangunan yang terjadi di negara-negara sedang berkembang sebenarnya bukanlah karena kesalahan pemerintah
atau masyarakatnya, tetapi hal tersebut terjadi secara natural diseluruh negara. Ukuran ketimpangan pembangunan antar wilayah yang dapat
digunakan mengidentifikasi adanya ketimpangan adalah indeks williamson.
4. Kerangka Teori