commit to user
C. Intepretasi Hasil 1. Analisis Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Perkapita Propinsi
Jawa Tengah Tahun 2004-2008
Seperti yang diketahui bahwa PDRB per kapita adalah total PDRB dibagi dengan total penduduk, sehingga diperoleh tingkat pendapatan per
kapita penduduk secara agregat. Dengan memperhatikan tingkat PDRB per kapita, kita dapat memiliki gambaran mengenai tingkat pertumbuhan
ekonomi di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2004-2008.
Tabel 4.10 Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Perkapita
Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2008
Tahun Laju
Pertumbuhan PDRB
Laju Pertumbuhan
PDRB Perkapita
2004 2005 5,35 4.53
2006 5,33 4.70 2007 5,59 4.50
2008 5,46 4.77
Total 21,7 18.51 Rata-rata 5,43
4.63
Sumber: Data BPS Jateng 2004-2008, diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui perbedaan laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah dari tahun 2004 sampai 2008 dengan angka rata-
rata laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah sebesar 5,43 persen dan laju pertumbuhan PDRB perkapita sebesar 4,63 persen.
2. Analisis Location Quotient LQ
commit to user
Sektor ekonomi yang memiliki nilai LQ-nya 1 merupakan standar normatif untuk ditetapkan sebagai sektor unggulansektor basis.
Sektor-sektor tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan guna meningkatkan laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
kabupatenkota di Propinsi Jawa Tengah. Namun ketika banyak sektor disuatu wilayah yang menghasilkan LQ1, sementara yang dicari hanya
satu, maka yang harus dipilih adalah sektor yang nilai LQ paling tinggi. Karena semakin tinggi nilai LQ menunjukkan semakin tinggi pula potensi
keunggulan sektor tersebut.
Berikut akan dibahas hasil dari perhitungan analisis LQ di tiap kabupaten kota Propinsi Jawa Tengah dalam periode waktu tahun 2004-
2008. Terdapat 9 sektor ekonomi yang diidentifikasi dari 35 kabupatenkota di Propinsi Jawa Tengah, dengan mengacu pada LQ 1
maka sektor paling unggul yaitu sebagai berikut :
a. Sektor Pertanian Berdasarkan hasil dari analisis LQ pada tahun 2004-2008
terdapat kurang lebih 25 kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang menjadikan sektor pertaniannya sebagai sektor basis.
b. Sektor Pertambangan Kabupaten Blora merupakan daerah yang bersektor basis pada
sektor pertambangan, hal ini ditunjukkan dengan berdasarkan analisis LQ selama tahun 2004 hingga 2008 koefisien nilai LQ sektor
pertambangannya merupakan yang tertinggi yaitu sekitar 3,65. Selain
commit to user
Kabupaten Blora masih terdapat 12 kabupaten lagi yang bersektor basis pada sektor pertambangan.
c. Sektor Industri Pengolahan Sektor ini merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar
dalam perekonomian di Propinsi Jawa Tengah. Jika dilihat dalam analisis LQ selama tahun periode 2004-2008 hanya terdapat 6
kabupaten yang bersektor basis pada sektor industri pengolahan. Kelima kabupaten tersebut adalah Kabupaten Kendal, Kabupaten
Semarang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Cilacap.
d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Dari 22 kabupaten kota yang memiliki nilai LQ 1 pada
sektor listrik, gas dan air bersih, yang berarti menunjukkan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Kota Salatiga merupakan daerah yang
memiliki koefisien nilai LQ tertinggi selama tahun 2004 hingga 2008. e. Sektor Bangunan
Sektor ini berdasarkan analisis LQ merupakan sektor basis dari 15 kabupaten kota yang ada di Propinsi Jawa Tengah. Salah satunya
adalah Kabupaten Magelang yang memiliki koefisien nilai LQ tertinggi sektor bangunan selama tahun 2004 hingga 2008.
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Magelang merupakan kabupaten yang memiliki
nilai koefisien LQ tertinggi di sektor perdangan, hotel dan restoran selama tahun 2004-2008 dari 13 kabupaten kota di Propinsi Jawa
commit to user
Tengah, yang berarti menjadikan sektor ini sebagai sektor basis dalam perekonomiannya.
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor basis
dari 18 kabupaten kota yang ada di Propinsi Jawa Tengah selama tahun 2004-2008. Sedangkan kota Magelang adalah yang memiliki
koefisien nilai LQ tertinggi dari 18 kabupaten kota yang bersektor basis pengangkutan dan komunikasi tersebut.
h. Sektor Keungan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Selama tahun 2004 hingga 2008 sebanyak 25 kabupaten kota
yang ada di Propinsi Jawa Tengah berbasis pada sektor ini, hal ini berdasarkan hasil analisis LQ yang nilainya lebih dari satu. Dari nilai
LQ tersebut Kota Magelang tercatat yang memiliki nilai tertinggi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
i. Sektor Jasa-jasa Setelah dilakukan perhitungan LQ selama periode 2004-2008
Kota Magelang merupakan salah satu dari 20 kabupaten kota yang memiliki sektor basis pada sektor jasa-jasa. Nilai LQ sektor ini di Kota
Magelang rata-rata sebesar 3,59 dan merupakan yang tertinggi.
commit to user
3. Analisis Tipologi Klassen