Kelembagaan Petani Pestisida Organik

commit to user Tabel 4.7 Peternakan di Desa Karangbangun tahun 2009 No Jenis Ternak Jumlah Ekor 1. 2. 3. 4. 5. Ayam Kampung Itik Kambing Sapi Babi 13.635 105 894 394 393 Sumber : Monografi Desa Karangbangun Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa jumlah ternak yang banyak dimiliki petani adalah ayam kampung sebesar 13.635 ekor. Ternak unggas lebih diminati penduduk di Desa Karangbangun karena perawatannya yang cukup mudah. Potensi pertanian dan peternakan tersebut dapat menjadi salah satu alternatif petani dalam memperoleh penghasilan tambahan. Adanya ternak sapi juga sangat membantu petani khususnya dalam bidang pertanian, karena selain dimanfaatkan dagingnya, keduanya juga dapat dimanfaatkan limbah atau kotorannya sebagai pupuk atau bahan pembuatan pestisida organik. Berikut data mengenai jumlah ternak sapi yang dibudidayakan petani di Desa Karangbangun: Tabel 4.8 Jumlah Ternak Sapi Yang dimiliki Petani Responden di Desa Karangbangun tahun 2009 No Jumlah ternak Ekor Jumlah responden Jiwa 1. 2. 3. 1 2 32 19 9 Total 60 Sumber : Data Primer 2010

D. Kelembagaan Petani

Adanya kelembagaan penyuluhan petani dapat menunjukkan sejauh mana wilayah tersebut aktif untuk berpartisipasi dalam pembangunan khususnya pembangunan pertanian. Salah satu kelembagaan penyuluhan pertanian adalah kelompok tani dan GAPOKTAN. Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat kelembagaan penyuluhan pertanian di Desa Karangbangun : commit to user Tabel 4.9 Kelembagaan Petani Pertanian di Desa Karangbangun No Kelembagaan Petani Dusun Jumlah anggota Jiwa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 Kelompok Tani ”Manunggal Tekad” Kelompok Tani ”Manunggal Tekad 1” Kelompok Tani ”Manunggal Tekad 2’’ Kelompok Tani ”Manunggal Tekad 3 Kelompok Tani ”Manunggal Tekad 4” Kelompok Tani ”Manunggal Tekad 5” Kelompok Tani ”Manunggal Tekad 6” Kelompok Tani ”Manunggal Tekad 7” Kebonkulon Randurante Karangbangun II Gentan II Ngrandu IV Ngentak Kebonwetan VI Kebonwetan V 35 40 90 38 85 35 60 36 Total 419 Sumber: Data Monografi Desa Karangbangun Tahun 2009 Berdasarkan data pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa Desa Karangbangun dapat dikatakan sebagai wilayah yang cukup berpartisipsi aktif dalam pembangunan pertanian dilihat dari kelembagaan petani yang ada. Kelompok tani sebagai tempat atau kelas belajar bagi para anggotanya artinya kelompok tani merupakan media pertemuan dan interaksi bagi para anggotanya, untuk saling tukar-menukar informasi yang berkaitan dengan inovasi semisal adanya pestisida organik, serta dapat mengadopsinya. Dibentuknya kelompok tani dalam jangka panjang diharapkan mampu menghilangkan ketergantungan dari pihak lain atau dengan kata lain petani dapat tumbuh dengan kemandiriannya Kelompok tani juga dibentuk tidak hanya sekedar sebagai wahana bertukar ilmu atau informasi akan tetapi dengan dibentuknya kelompok tani tersebut diharapkan dapat mempermudah petani dalam mendapatkan bantuan saprodi seperti bibit, pupuk serta simpan pinjam modal usahatani. Karena pada waktu penyuluhan, petani juga memanfaatkan waktu tersebut untuk diadakannya arisan kelompok tani.

E. Pestisida Organik

Petani Karangbangun biasa memanfaatkan bahan-bahan sekitar untuk memproduksi pestisida organik. Bahan baku pembuatan pestisida organik juga diperoleh dari pasar. Pembuatan pestisida organik pada awalnya dibuat oleh masing-masing kelompok tani, dengan mendapat bimbingan dari commit to user penyuluh. Hasilnya pun dibagikan kepada anggota kelompok tani, atau dijual kepada kelompok petani lain, tetapi ada juga petani yang membuat pestisida organik secara individu dan dalam takaran yang kecil. Partisipasi anggota kelompok tani dapat dilihat pada waktu pelaksanaan, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya anggota kelompok tani yang membawa masing-masing bahan pembuat pestisida organik. Adapun beberapa macam pestisida yang dibuat oleh petani Karangbangun antara lain: 1. Pestisida Pengendali Wereng a. Bahan Daun sirsak 1 genggam Rimpang jeringau 1 genggam Bawang putih 20 siung Sabun collek 20 g Air 20 Liter b. Cara pembuatan Daun sirsak, rimpang jeringau dan bawang putih ditumbuk sampai halus, lalu campurkan dengan sabun colek. Campuran tersebut direndam dengan 20 L air selama dua hari. Setelah itu, larutan disaring kain halus c. Cara pengaplikasian Setiap I liter air, lalu disemprotkan merata kebagian bawah tanaman padi. d. Kandungan aktif bahan pestisida organik Daun sirsak dan rimpang jeringau berperan sebagai insektisida, larvasida, repellent penolak serangga, antifeedant penurun nafsu makan dan antifertalitas pemandul hama, 2. Rodentisida pestisida pengendali tikus a. Bahan Umbi gadung racun I kg Dedak 10 kg Tepung ikan 1 ons Kemiri bahan penarik - commit to user Air - b. Cara membuat Umbi gadung dikupas dan dihaluskan, kemudian semua bahan dicampur, diaduk dan dibentuk seperti pellet kering. c. Aplikasi Pelet dari umbi gadung ditebarkan pada pematang disarang tikus atau dijalan yang dilewati tikus d. Catatan Umbi gadung racun mengandung alkaloid dioskorin yaitu suatu substansi yang bersifat basa, serta mengandung I atau lebih atom nitrogen dan bersifat toksik. 3. Fungisida organik pengganti pestisida kimia merek SCORE a. Bahan Telur bebek 5 Butir Alcohol 1 Liter Susu cair 1 Liter Madu 5 Sendok Air 1 Liter b. Cara membuat Semua bahan dicampur dan ditutup dalam wadah atau bak selama dua minggu. Setiap tiga hari sekali dilakukan pengocokan pada bahan yang berada dalam wadah tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah gas yang terlalu besar yang terdapat dalam campuran bahan pestisida organik ini. c. Aplikasi Setelah 2 minggu, tutup bisa dibuka. Setiap 200 ml Aqua gelas pestisida ini dilarutkan dengan 10 liter air 1 tangki sprayer. Pestisida organik ini diaplikasikan, sebelum dan sesudah tanaman padi bunting. 4. Pestisida sekaligus pupuk bagi tanaman Herbafarm Banyak petani yang sudah memanfaatkan adanya produk organik olahan pabrik Sidomuncul seperti herbafarm, ini. Adanya produk herbafarm, commit to user juga merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan penggunaan pestisida kimia. Dengan adanya sekolah lapang yang diikuti oleh petani, petani mencoba untuk membuat pestisida yang semisal dengan produk ini guna menghemat biaya input usahatani, bahan-bahannya adalah sebagai berikut: a. Bahan Urin sapi Empon-empon jahe, kunyit, lengkuas dan lain-lain b. Cara pembuatan Empon-empon dihaluskan kemudian dicampur dengan urin sapi. Setelah itu bahan tersebut dibiarkan selama 14 hari. c. Aplikasi Pada waktu aplikasi dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Kemudian dicampur dengan air yang bertujuan guna menghindari plasmolisis yang menyebabkan tanaman layu dan mati. Aplikasi pupuk ini bisa dilakukan dua minggu setelah tanam, hal ini dimaksudkan agar sebagian unsure hara dalam urine dapat langsung diserap oleh tanaman, dan sebagian lagi masih harus teruraikan. Aplikasi penyemprotan menggunakan hand sprayer dan waktu penyemprotan dilakukan pada sore hari pukul 15.00-17.00 WIB Wudianto, 1992. commit to user

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A.