f. Korban bencana
g. Korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi Depsos Republik
Indonesia, 2009. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi yaitu:
a. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial b.
Institusi, yaitu arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagi profesi kemanusiaan yang
menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial c.
Aktivitas, yaitu suatu kegiatan-kegiatan atau usaha terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera Suharto, 2009: 2.
2.8 Kerangka Pemikiran
Kemiskinan identik dengan suatu penyakit, memahami suatu kemiskinan adalah menganggap kemiskinan itu sebagai suatu masalah. Masalah kemiskinan
tidak saja menjadi perhatian serius Pemerintah Indonesia saja tetapi juga telah menjadi perhatian pemerintah seluruh dunia. Sebagian besar orang miskin di
Indonesia adalah perempuan. Konsep feminisasi kemiskinan dengan jelas menggambarkan ketidakadilan dalam soal keterwakilan wanita di antara orang
miskin dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, kaum wanita miskin lebih menderita karena pada sebagian besar masyarakat, wanita juga menjadi subyek
dari nilai-nilai sosial yang membatasi mereka dalam meningkatkan kondisi
ekonomi atau menikmati akses yang sama ke pelayanan umum.
Universitas Sumatera Utara
Oleh sebab itu, sangat penting untuk memutuskan mata rantai kemiskinan dan jender karena beberapa hasil riset menunjukkan bahwa kemiskinan di
kalangan wanita mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak lebih daripada pria. Ketika penghasilan wanita meningkat dan jumlah wanita miskin berkurang,
anak-anak juga memperoleh manfaat dari perkembangan itu karena dibandingkan dengan pria, wanita lebih banyak membelanjakan uang mereka untuk keluarga
dan khususnya untuk anak-anak. Akibatnya perempuan pun ikut masuk ke dunia kerja.
Salah satu usaha jenis pekerjaan bagi perempuan yaitu pengrajin. usaha mikro yang menjanjikan yang diilaksanakan oleh pengrajin perempuan adalah
Ulos. Ulos merupakan salah satu kerajinan tradisional khas batak. Kain yang diproduksi secara home industry ini cara pembuatan dan alatnya sama seperti
pembuatan kain songket khas Palembang. Para pengrajin melakukan penenunan sambil duduk dengan penuh kesabaran, menenun untaian benang berwarna emas
dan perak untuk menghasilkan sebuah kain ulos yang indah dan artistik. Bagi orang Batak, kain ulos tidak saja digunakan untuk pakaian sehari-hari, tetapi juga
untuk upacara adat. Pemakaian kain ini secara garis besar ada tiga cara, yaitu
dengan cara dipakai, dililit di kepala atau di letakkan di bahu, dililit di pinggang.
Desa Lumban Siagian, salah satu desa yang terletak di kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara merupakan desa yang menghasilkan produktivitas ulos
tertinggi diantara desa lainnya. Pekerjaan menenun atau membuat ulos dikerjakan oleh kaum perempuan atau ibu-ibu di desa ini. Bila ditilik dari karakteristik usia, umumnya
para pengrajin ulos adalah perempuan yang berusia paruh baya. Terkadang mereka sendiri merupakan gabungan dari kelompok ibu-ibu yang memiliki kemampuan
menenun. Umumnya mereka adalah perempuan yang dikenal memiliki ketekunan dan
Universitas Sumatera Utara
ketelatenan dalam menenun kain ulos. Meski begitu, banyak dijumpai dilapangan pengrajin perempuan rata-rata hanya diberikan jatah untuk menenun saja dengan pola
yang seringkali sudah ditentukan. Bila memiliki akses yang lebih, rata-rata perempuan pengrajin bisa mendirikan sendiri sentral usaha ulos dengan pen gelolaan secara mandiri.
Selain itu dari sekian banyaknya pengrajin jarang sekali diantara mereka yang memiliki pendidikan riwayat yang tinggi. Umum nya mereka lulusan SD hingga SMP atau bahkan
tidak bersekolah sama sekali. Terkadang yang menjadi fakta banyak diantaranya yang juga menjadi penopang keluarga, mereka harus berbagi peran antara keluarga dan
pekerjaan. Industry kecil rumah tangga ini dapat menyerap banyak tenaga kerja tanpa memerlukan pendidikan tinggi, dapat dilakukan dirumah tanpa meninggalkan pekerjaan
utama sebagai petani. Hal yang demikian merupakan peluang bagi para perempuan didesa Lumban Siagian Julu untuk bisa berusaha dan bekerja tanpa meninggalkan peran utama
sebagai ibu rumah tangga, sehingga dapat membantu ekonomi keluarga. Kondisi perekonomian yang ada di desa Lumban Siagian Julu cukup
memprihatinkan. Ini dikarenakan karena lapangan pekerjaan yang ada didesa Lumban Siagian Julu adalah petani yang mana petani mendapatan keuntungan dalam jangka waktu
tertentu karena terdapat berbagai kendala saat musim tanam.
Adapun pendapatan yang dihasilkan dari penjualan ulos yang diterima oleh pengrajin ulos dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga
baik pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, pakaian, kebutuhan akan pendidikan anak-anak, atau tabungan ke bank daerah yang ada di desa.
Adapun tujuan pengrajin perempuan memilih ulos sebagai salah satu alternatif mencari pendapatan tambahan adalah untuk mencukupi kebutuhan
keluarga. Tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh perempuan pengrajin ulos ada yang berpendapatan kecil, sedang atau tinggi tergantung kepada tingkat
produktivitas ulos itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Bagan Alur Pikir
Kemiskinan
Pengrajin Perempuan
Ekonomi Keluarga :
a. Pendapatan
b. Pendidikan
c. Kesehatan
d. Konsumsi
e. Tabungan
f
Universitas Sumatera Utara
2.9 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.9.1 Definisi Konsep