Pihak  perusahaan  telah  memberikan  APD  kepada  pekerja,  tetapi  mayoritas pekerja  sering  tidak  menggunakan  APD  saat  bekerja.  Alasan  dari  mereka  adalah
karena  pemakaian  APD  saat  bekerja  adalah  hal  yang  merepotkan  bagi  mereka, dimana mereka menjadi tidak leluasa saat bekerja.  Disamping itu pihak perusahaan
juga  kurang  memperhatikan  aspek  K3  seperti  tidak  adanya  rambu-rambu  K3  di tempat kerja, penambahan jam kerja di malam hari, serta kurang adanya pengawasan
terhadap  pekerja  yang  tidak  menggunakan  APD  di  lapangan.  Mereka  juga  tidak menerapkan  sanksi  yang  tegas  kepada  pekerja  yang  tidak  menerapkan aturan-aturan
K3. Berdasarkan  uraian  tersebut,  penulis  tertarik  ingin  melihat  apa  saja  potensi
bahaya K3 pada proyek pembangunan Hotel The Regale.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “apa saja potensi bahaya K3 pada bagian struktur dan arsitektur proyek pembangunan
Hotel The Regale tahun 2013”.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.  Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya K3 pada bagian  struktur  dan  arsitektur  proyek  pembangunan  Hotel  The  Regale  tahun
2013.
1.3.2.  Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui potensi bahaya pada pekerjaan struktur.
2. Untuk mengetahui potensi bahaya pada pekerjaan arsitektur.
Universitas Sumatera Utara
1.4.Manfaat Penelitian
1. Sebagai  bahan  masukan  bagi  pihak  manajemen  perusahaan  untuk
meningkatkan  kinerja  keselamatan  dan  kesehatan  kerja  dalam  upaya  untuk meminimalkan risiko yang ada pada proses pembangunan tersebut.
2. Bagi  tenaga  kerja,  agar  lebih  mengetahui  bagaimana  potensi  bahaya  pada
pekerjaannya  sehingga  dapat  dijadikan  pedoman  dalam  melaksanakan  tugas atau pekerjaan di lapangan.
3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis serta dapat bermanfaat dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. 4.
Sebagai  penambah  wawasan  pengetahuan  bagi  penulis  khususnya  tentang potensi bahaya di bidang konstruksi.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.1.1.  Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan  adalah  suatu  kondisi  yang  bebas  dari  risiko  yang  relatif  sangat kecil  di  bawah  tingkatan  tertentu.  Sedangkan  risiko  adalah  tingkat  kemungkinan
terjadinya suatu bahaya yang menyebabkan kecelakaan dan intensitas bahaya tersebut HIPSMI dalam buku Notoatmodjo, 2007.
Keselamatan  kerja  adalah  sarana  utama  untuk  pencegahan  kecelakaan,  cacat dan  kematian  sebagai  akibat  kecelakaan  kerja.  Keselamatan  kerja  yang  baik  adalah
pintu  gerbang  bagi  keamanan  tenaga  kerja.  Kecelakaan  selain  menjadi  sebab hambatan-hambatan  langsung  juga  merupakan  kerugian  secara  tidak langsung  yakni
kerusakan  mesin  dan  peralatan  kerja,  terhentinya  proses  produksi  untuk  beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain.
Menurut  Suma’mur  2001,  keselamatan  kerja  merupakan  rangkaian  usaha untuk  menciptakan  suasana  kerja  yang  aman  dan  tentram  bagi  para  karyawan  yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
2.1.2.  Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan  kerja  adalah  aplikasi  kesehatan  masyarakat  dalam  suatu  tempat kerja  dan  yang  menjadi  pasien  dari  kesehatan  kerja  adalah  masyarakat  pekerja  dan
masyarakat  di  sekitar  perusahaan  tersebut.  Kesehatan  kerja  bertujuan  untuk memperoleh  derajat  kesehatan  setinggi-tingginya,  baik  fisik,  mental,  dan  sosial  bagi
masyarakat  pekerja  dan  masyarakat  lingkungan  perusahaan  tersebut,  melalui  usaha-
Universitas Sumatera Utara
usaha  preventif,  promotif,  dan  kuratif  terhadap  penyakit  atau  gangguan  kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja Notoatmodjo, 2007.
Pengertian  sehat  senantiasa  digambarkan  sebagai  suatu  kondisi  fisik,  mental dan  sosial  seseorang  yang  tidak  saja  bebas  dari  penyakit  atau  gangguan  kesehatan
melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.  Konsep  kesehatan  kerja  dewasa  ini  semakin  banyak  berubah,  bukan
sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya Anonim, 2010.
Agar  seorang  tenaga  kerja  berada  dalam  keserasian  sebaik-baiknya,  yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas
kerjanya  secara  optimal,  maka  perlu  ada  keseimbangan  antara  beban  kerja,  beban tambahan akibat dari pekerjaan dan lingkungan kerja dan kapasitas kerja Suma’mur,
2009. Tujuan akhir kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang  memenuhi  syarat-syarat  kesehatan.  Lingkungan  kerja  yang  mendukung
terciptanya  tenaga  kerja  yang  sehat  dan  produktif  antara  lain  suhu  ruangan  yang nyaman,  peneranganpencahayaan  yang  cukup,  bebas  dari  debu,  sikap  badan  yang
baik,  alat-alat  kerja  yang  sesuai  dengan  ukuran  tubuh  atau  anggotanya  ergonomi, dan sebagainya Notoatmodjo, 2007.
2.1.3.  Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan  potensi  bahaya  atau  risiko  yang  dapat  mengakibatkan  kesakitan  dan
Universitas Sumatera Utara
kecelakaan  dan  kerugian  yang  mungkin  terjadi.  Kerangka  konsep  berpikir Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan celaka dengan
pendekatan  ilmiah  dan  praktis  secara  sistematis  systematic,  dan  dalam  kerangka piker kesisteman system oriented Anonim, 2010.
Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  dapat  diartikan  sebagai  kegiatan  yang menjamin  terciptanya  kondisi  kerja  yang  aman,  terhindar  dari  gangguan  fisik  dan
mental  melalui  pembinaan  dan  pelatihan,  pengarahan,  dan  control  terhadap pelaksanaan  tugas  dari  para  karyawan  dan  pemberian  bantuan  sesuai  dengan  aturan
yang  berlaku,  baik  dari  lembaga  pemerintah  maupun  perusahaan  dimana  mereka bekerja  Yuli,  2005.  Keselamatan  dan  kesehatan  kerja  merupakan  upaya  preventif
yang  kegiatan  utamanya  adalah  identifikasi,  substitusi,  eliminasi,  evaluasi,  dan pengendalian risiko dan bahaya Notoatmodjo, 2007.
2.1.4. K3 Konstruksi
Menurut Davies 1996, keselamatan konstruksi adalah bebas dari resiko luka dari  suatu  kecelakaan  dimana  kerusakan  kesehatan  muncul  dari  suatu  akibat
langsungseketika maupun dalam jangka waktu panjang. Menurut  Levitt  1993  menyatakan  bahwa  keselamatan  konstruksi  adalah
usaha  untuk  meniadakan  dari  resiko  kerugianluka-luka  dari  suatu  kecelakaan  dan kerusakan  kesehatan  yang  diakibatkan  oleh  efek  jangka  panjang  akibat  dari
lingkungan kerja tak sehat. Selanjutnya,  Suraji  dan  Bambang  Endroyo  2009  menyatakan  bahwa
keselamatan  konstruksi  adalah  keselamatan  orang  yang  bekerja  safe  for  people  di proyek  konstruksi,  keselamatan  masyarakat  safe  for  people  di  proyek  konstruksi,
Universitas Sumatera Utara
keselamatan  property  safe  for  property  yang  diadakan  untuk  pelaksanaan  proyek konstruksi  dan  keselamatan  lingkungan  safe  for  environment  di  mana  proyek
konstruksi dilaksanakan. Keselamatan  konstruksi  pada  hakekatnya  adalah  untuk  melindungi  pekerja
dan  orang-orang  yang  ada  di  tempat  kerja,  masyarakat,  peralatan  dan  mesin,  serta lingkungan agar terhindar dari kecelakaan. Untuk itu semua dapat dilakukan dengan
usaha-usaha  preventif,  kuratif  dan  rehabilitative.  Usaha  preventif  biasa  dengan mengadakan peraturan dan perundangan yang harus ditaati oleh semua penyelenggara
kegiatan  konstruksi.  Usaha  kuratif  dilakukan  apabila  ternyata  terjadi  kecelakaan sehingga  untuk  penanganannya  diperlukan  usaha  dan  dana.  Usaha  rehabilitative
adalah  pemulihan  kembali  korban-korban  kecelakaan  manusia  maupun  bukan manusia  agar  dapat  kembali  berfungsi  sebagaimana  sebelumnya.  Khusus  untuk
manusia,  dimungkinkan  adanya  perpindahan  posisijob  disesuaikan  dengan  kondisi fisik dan psikis yang bersangkutan setelah terjadi kecelakaan.
2.2. Potensi Bahaya
2.2.1.  Defenisi Potensi Bahaya
ILO dalam buku Budiono 2008, mendefinisikan potensi bahaya atau bahaya kerja  adalah  suatu  sumber  potensi  kerugian  atau  suatu  situasi  yang  berhubungan
dengan  pekerja,  pekerjaan  dengan  lingkungan  kerja  yang  berpotensi  menyebabkan gangguankerugian.  Potensi  bahaya  merupakan  segala  hal  atau  sesuatu  yang
mempunyai  kemungkinan  mengakibatkan  kerugian  baik  harta  benda,  lingkungan maupun manusia.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.  Jenis-jenis bahaya
Dalam  kehidupan  banyak  sekali  bahaya  yang  ada  di  sekitar  kita.  Bahaya- bahaya itu dapat menyebabkan kecelakaan, menurut Ramli 2010 jenis-jenis bahaya
itu antara lain: Jenis-jenis bahaya diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahaya mekanis
Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda yang bergerak dengan  gaya  mekanika  baik  yang  digerakkan  secara  manual  maupun  dengan
penggerak. Misalnya mesin gerinda, bubut, popong, press, tempa. Bagian  yang  bergerak  pada  mesin  mengandung  bahaya  seperti  gerakan
mengebor,  memotong,  menempa,  menjepit,  menekan  dan  bentuk  gerakan lainnya.  Gerakan  mekanis  ini  dapat  menimbulkan  cidera  atau  kerusakan
seperti tersayat, terjepit, terpotong, atau terkupas. 2.
Bahaya listrik Sumber  bahaya  yang  berasal  dari  energi  listrik  .  Energi  listrik  dapat
mengakibatkan  berbagai  bahaya  seperti  kebakaran,  sengatan  listrik,  dan hubungan singkat. Di lingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik
dari  jaringan  listrik  maupun  peralatan  kerja  atau  mesin-mesin  yang menggunakan energi listrik.
3. Bahaya kimiawi
Jenis  bahaya  yang  bersumber  dari  senyawa  atau  unsur  atau  bahan  kimia. Bahan  kimia  mengandung  berbagai  potensi  bahaya  sesuai  sifat  dan
Universitas Sumatera Utara
kandungannya.  Banyak  kecelakaan  terjadi  akibat  bahaya  kimiawi.  Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia antara lain:
- Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat racun
- Iritasi  oleh  bahan  kimia  yang  memiliki  sifat  iritasi  seperti  asam
kuat,dll -
Kebakaran dan ledakan -
Polusi dan pencemaran lingkungan 4.
Bahaya fisik Bahaya yang berasal dari faktor-faktor fisik seperti:
- Bising
- Tekanan
- Getaran
- Suhu panas atau dingin
- Cahaya atau penerangan
- Radiasi dari bahan radioaktif, sinar ultra violet atau infra merah.
5. Bahaya biologis
Di  berbagai  lingkungan  kerja  terdapat  bahaya  yang  bersumber  dari  unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau berasal
dari  aktifitas  kerja.  Potensi  bahaya  ini  ditemukan  dalam  industri  makanan, farmasi, pertanian, pertambangan, minyak dan gas bumi Ramli,2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.  Sumber-sumber Bahaya di Lingkungan Kerja
Menurut  Sahib  1997,  kecelakaan  dan  penyakit  akibat  kerja  terjadi  karena adanya  sumber-sumber  bahaya  di  lingkungan  kerja.  Sumber  bahaya  itu  bisa  berasal
dari : 1.
Bangunan, Peralatan dan Instalasi 2.
Bahan 3.
Proses 4.
Cara Kerja 5.
Lingkungan Kerja
2.3. Proyek Konstruksi
2.3.1.  Pengertian Proyek Konstruksi
Ferdy  dan  Yudi  2008  menjelaskan  defenisi  Industri  Konstruksi  merupakan lapangan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja, yang
mana  kecelakaan  kerja  ini  juga  dapat  menimbulkan  kerugian  terhadap  pekerja  dan juga kontraktor. Pekerja konstruksi sangat berbeda karakteristiknya dengan pekerja di
sektor  industri  atau  pekerjaan  formal  lainnya.  Salah  satu  karakteristik  pekerja konstruksi adalah mobilitasnya yang sangat tinggi dan cenderung tidak terikat dalam
satu perusahaan tertentu. Menurut  Gould  2002  mendefinisikan  proyek  konstruksi  sebagai  suatu
kegiatan  yang  bertujuan  untuk  mendirikan  suatu  bangunan  yang  membutuhkan sumber  daya  baik  biaya,  tenaga  kerja,  material,  dan  peralatan.  Proyek  konstruksi
dilakukan secara detail dan tidak berulang.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.  Jenis-jenis Proyek Konstruksi
Jenis proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1.
Proyek konstruksi bangunan gedung Adalah  proyek  konstruksi  yang  menghasilkan  tempat  orang  bekerja
atautinggal.  Proyek  konstruksi  bangunan  gedung  meliputi  rumah, kantor,pabrik, apartemen, dan sebagainya.
2. Proyek konstruksi non-gedung Bangunan Sipil
Proyek  konstruksi  Proyek  konstruksi  yang  digunakan  untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia. Proyek bangunan sipil meliputi
infrastruktur jalan, jembatan, dan bendungan.
2.3.3.  Karakteristik Proyek Konstruksi
Karakteristik  proyek  konstruksi  dapat  dipandang  dalam  tiga  dimensi,  yaitu unik,  melibatkan  sejumlah  sumber  daya  dan  membutuhkan  organisasi.  Kemudian,
proses  penyelesaiannya  harus  berpegang  pada  tiga  kendala  triple  constraint,  yaitu sesuai  spesifikasi  mutu  yang  ditetapkan,  sesuai  time  schedule,  dan  biaya  yang
direncanakan. Ketiganya diselesaikan secara simultan Ervianto,2004. Ciri pokok dari proyek adalah:
1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
2. Jumlah biaya, criteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah
ditentukan. 3.
Mempunyai awal kegiatan dan mempunyai akhir kegiatan yang telah ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
4. Rangkaian  kegiatan  hanya  dilakukan  sekali  non  rutin,  tidak
berulang-ulang,  sehingga  menghasilkan  produk  yang  bersifat  unik tidak identik tapi sejenis.
5. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
2.3.4.  Tahapan-tahapan dalam Proyek Konstruksi
Adapun tahapan-tahapan proyek konstruksi adalah Wijaya,2011: 1.
Adanya kebutuhan need Semua  proyek  konstruksi  biasanya  dimulai  dari  gagasan  dibangun
berdasarkan kebutuhan Need. 2.
Studi kelayakan feasibility study Pada  tahap  ini  adalah  untuk  meyakinkan  pemilik  proyek  bahwa  proyek
konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan:
Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
Menyusun analisis kelayakan proyek Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
3. Membuat penjelasan yang lebih rinci briefing
Pada  tahap  ini  pemilik  proyek  menjelaskan  fungsi  proyek  dan  biaya  yang diijinkan  sehingga  konsultan  perencana  dapat  dengan  tepat  menafsirkan
keinginan pemilik.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan yang dilaksanakan: Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan
denah dan batas-batas proyek. 4.
Membuat rancangan awal preliminary design Pada  tahap  ini  melakukan  perancangan  design  yang  lebih  mendetail  sesuai
dengan  keinginan  dari  pemilik  seperti membuat  gambar  rencana,  spesifikasi, Rencana Anggaran Biaya RAB, metode pelaksanaan, dan sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan : Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
Memeriksa masalah teknis Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
Mempersiapkan: -
Rancangan terinci -
Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal -
Daftar kuantitas -
Taksiran biaya akhir 5.
Membuat rancangan yang lebih rinci design development dan detail design 6.
Melakukan pengadaan procurementtender
Universitas Sumatera Utara
Pada  tahap  ini  bertujuan  untuk  mendapatkan  kontraktor  yang  akan mengerjakan  proyek  konstruksi  tersebut,  atau  bahkan  mencari  sub
kontraktornya. Kegiatan yang dilaksanakan:
Prakulaifikasi Dokumen Kontrak
7. Pelaksanaan construction
Tujuan  pada  tahap  ini  adalah  mewujudkan  bangunan  yang  dibutuhkan  oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan
biaya,  waktu  yang  sudah  disepakati,  serta  dengan  mutu  yang  telah disyaratkan.
Kegiatan  yang  dilaksanakan  adalah  merencanakan,  mengkoordinasikan, mengendalikan semua operasional di lapangan :
Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah -
Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan -
Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan -
Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja -
Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material Kegiatan Koordinasi
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan
- Mengkoordinasi para sub kontraktor
-
Universitas Sumatera Utara
8. Pemeliharaan dan persiapan penggunaan maintenance and start up
Tujuan  pada  tahap  ini  adalah  untuk  menjamin  agar  bangunan  yang  telah sesuai  dengan  dokumen  kontrak  dan  semua  fasilitas  bekerja  sebagaimana
mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah:
Mempersiapkan  data-data  pelaksanaan,  baik  berupa  data-data  selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan as build drawing
Meneliti  bangunan  secara  cermat  dan  memperbaiki  kerusakan- kerusakan
Mempersiapkan  petunjuk  operasionalpelaksanaan  serta  pedoman pemeliharaan
Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan Proyek  konstruksi  dimulai  sejak  timbulnya  prakarsa  dari  pemilik  untuk
membangun  suatu  bangunan  yang  kemudian  akan  dipengaruhi  oleh  unsure  lainnya seperti  konsultan,  kontraktor  dan  lainnya.  Pelaksanaan  proyek  konstruksi  pada
dasarnya  adalah  mengubah  sumber  daya  yang  tersedia  dan  dana  tertentu  secara terorganisir  menjadi  suatu  hasil  pembangunan  yang  mantap  dan  sesuai  tujuan  awal
dan harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
2.4. Pekerjaan Struktur
2.4.1.  Pekerjaan Cetakan Beton  Bekisting
Pekerjaan  cetakan  beton,  yang  secara  umum  para  petugas  di  lapangan menyebut  dengan  istilah  bekisting,  adalah  merupakan  pekerjaan  sementara,  tetapi
Universitas Sumatera Utara
walaupun  merupakan  pekerjaan  sementara  harus  kuat  untuk  menahan  tekanan  beton yang masih cair, dan juga harus kuat jika terkena injakan para pekerja dan pukulan-
pukulan yang tidak disengaja Sajekti, 2009. Fungsi sebuah bekisting
Pada pokoknya sebuah konstruksi bekisting menjalani tiga fungsi: a.
Bekisting  menentukan  bentuk  dari  konstruksi  beton  yang  akan  dibuat. Bentuk  sederhana  dari  sebuah  konstruksi  beton  menghendaki  sebuah
bekisting yang sederhana; b.
Bekisting  harus  dapat  menyerap  dengan  aman  beban  yang  ditimbulkan oleh  spesi  beton  dan  berbagai  beban  luar  serta  getaran.  Dalam  hal  ini
perubahan  bentuk  yang  timbul  dan  geseran-geseran  dapat  diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransi-toleransi tertentu;
c. Bekisting  harus  dapat  dengan  cara  sederhana  dipasang,  dilepas,  dan
dipindahkan. Pada pekerjaan bekisting ini harus diyakini juga agar tidak berubah bentuknya
selama  pekerjaan  pengecoran  beton  sampai  beton  menjadi  keras.  Untuk  pekerjaan rumah sederhana cetakan beton biasanya terdiri dari bidang alas dan dinding samping
saja untuk menahan beton yang masih cair. Cetakan balok beton atau plat beton yang menggantung,  beban  keseluruhan  harus  dipikul  oleh  balok-balok  kayu,  kemudian
beban  dari  balok-balok  kayu  tersebut  diteruskan  ke  tiang-tiang  penyangga  dari perancah  atau  scaffolding.  Sedangkan  cetakan  beton  untuk  konstruksi  beton  yang
bagian  bawahnya  langsung  didukung  oleh  tanah  dasar,  pasangan  pondasi  batu  kali atau pasangan dinding tembok, jika memungkinkan tidak bocor air semennya, maka
Universitas Sumatera Utara
bidang  alas  tidak  perlu  dipasang  papan  cetakan,  tetapi  cukup  dipasang  dinding cetakan samping.
Konstruksi  cetakan  beton  harus  dibuat  sedemikian  rupa  sehingga  mudah untuk  dibongkar.  Biasanya  bahan  bekisting  adalah  dari  kayu  karena  mudah
pengerjaannya, tetapi sekarang sudah banyak cetakan beton dari plat besi dan balok- balok  besi  profil,  sehingga  lebih  efisien  karena  dapat  dipakai  terus  dengan  tidak
mengalami  kerusakan  atau  kerusakan  relative  sangat  kecil,  sedangkan  dengan menggunakan bahan kayu biasanya dipakai tiga atau empat kali sudah harus diganti
cetakan dindingnya Sajekti, 2009.
2.4.2.  Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang  peranan  penting  dari  aspek  kualitas  pelaksanaan  meningat  fungsi  besi
tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung Sajekti, 2009. Pembesian  atau  juga  biasa  disebut  penulangan  untuk  beton,  biasanya
berfungsi untuk menahan gaya tarik yang terjadi pada beton, karena beton tidak kuat menahan  gaya  tarik.    Sebelum  suatu  pekerjaan  bangunanproyek  dimulai,  salah  satu
pekerjaan  yang  harus  dikerjakan  adalah  merencanakan  potong  dan  bengkok  besi. Potong  dan  bengkok  besi  dibuat  dalam  sebuah  daftar  untuk  setiap  diameter,  yang
disebut  Daftar  Potong  dan  Bengkok  Besi.  Dari  daftar  tersebut  sudah  direncanakan pemotongan  yang  paling  efisien,  sehingga  sisa  yang  terbuang  sesedikit  mungkin.
Pelaksana  di  lapangan  harus  mengikuti  daftar  pemotongan  dan  pembengkokan  besi tersebut. Perakitan besi beton dengan mengikat kawat ikat pada beberapa persilangan
besi  sehingga  posisi  dari  besi  beton  kuat  dan  tidak  berubah  jika  diinjak-injak  oleh
Universitas Sumatera Utara
pekerja. Pada beberapa bagian dari anyaman besi beton yang terlalu panjang, dan jika diinjak  dapat  melentur,  maka  perlu  diberi  penyangga  dari  sisa-sisa  besi,  dengan
bentuk  sedemikian  rupa  sehingga  dapat  menahan  beban  orang  dan  mesin  pemadat beton. Besi penyangga ini juga perlu diikat dengan ayaman besi. Di lapangan diberi
istilah besi kaki ayam. Pemotongan dan pembengkokan besi biasanya dengan mesin bertenaga listrik
untuk pekerjaan besar dan secara missal, tetapi kadang-kadang perlu juga adanya alat pembengkokan secara manual untuk pekerjaan yang kecil-kecil dan hanya perlu satu
atau dua buah saja. Rangkaian besi beton untuk balok-balok kecil dan kolom-kolom kecil  misalnya  balok  sloof  dan  kolom  praktis  dikerjakandirakit  di  luar  tempat
pekerjaan  prefabricated.  Tetapi  untuk  kolom-kolom  besar,  balok-balok  besar  dan plat lantai dikerjakandirakit langsung di tempat pekerjaan.
2.4.3.  Pekerjaan Pengecoran beton
Pekerjaan  pengecoran  adalah  pekerjaan  penuangan  beton  segar  ke  dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan
pengecoran,  harus  dilakukan  inspeksi  pekerjaan  untuk memastikan  cetakan  dan  besi tulangan telah terpasang sesuai rencana Sajekti, 2009.
2.5. Pekerjaan Arsitektur
2.5.1.  Pekerjaan Memplester
Pekerjaan memplester tembok merupakan pekerjaan  menutup pasangan bata dengan  plester  adukanspesi.  Plesteran  ini  dapat  sebagai  penutup  bagian  luar  atau
dalam atau kedua-duanya.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dari plesteran adalah : 1.
Melindungi pasangan tembok dari pengaruh cuaca, khususnya hujan dan terik panas matahari
2. Memperhalus  atau  meratakan  permukaan  pasangan  tembok  sehingga
memudahkan pengecatan 3.
Memperindah penampilan
2.5.2.  Pintu dan Jendela
Pintu  dan  jendela  merupakan  konstruksi  yang  dapat  bergerak,  bergeraknya pintu  atau  jendela  dipengaruhi  oleh  perletakanpenempatan,  efisiensi  ruang  dan
fungsinya.  Dalam  merencanakan  pintu  dan  jendela,  ada  4  empat  hal  yang  harus dipertimbangkan Tamrin, 2008, yaitu :
1. Matahari
Pintu  dan  jendela  merupakan  sumber  pengurangan  dan  penambahan  panas, sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur danatau barat.
2. Penerangan
Untuk  menghasilkan  penerangan  alami  sebuah  ruangan,  dengan  menempatkan jendela  dekat  sudut  ruangan  maka  dinding  didekatnya  disinari  cahaya  akan
memantulkan ke dalam ruangan. 3.
Pemandangan Jendela  sebaiknya  ditempatkan  untuk  memberi  bingkai  pada  pemandangan.
Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang yang duduk  ataupun  berdiri  di  dalam  ruangan,  juga  jangan  sampai  kerangka  jendela
membagi dua atau lebih suatu pemandangan.
Universitas Sumatera Utara
4. Penampilan
Jendela akan dapat mempengaruhi penampilan ekterior rumahbangunan.
Persyaratan
Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi : 1. Bekerja dengan aman
2. Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembangsusut muai,
melengkung 3. Tidak ada celah cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca suhu, udara masuk
ke dalam ruangan. 4. Kuat
5. Minimal ada 1satu buah jendela dalam sebuah ruangan.
Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan 1. Fungsi pintu
Dalam  kegiatankomunikasi  antar  ruang  maka  pintu  sangat  dibutuhkan,  demikian juga sarana lintas antara bagian dalam dan bagian luar bangunan.
2. Fungsi jendela a. Penerangan alami ruangan
b. Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin c. Melihat pemandangansituasi luar bangunan
2.5.3.  Kusen Pintu dan Jendela
Untuk  meletakkan  daun  pintu  atau  daun  jendela  pada  dinding,  dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam.
Universitas Sumatera Utara
Kusen  kayu  memberikan  penampilan  yang  hangat  dan  indah  dari  tampilan  tekstur serat-serat  kayu  yang  dimilikinya,  mempunyai  nilai  penyekat  panas  yang  baik  dan
pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik  yang  telah  diselesaikan  dengan  pelapisan  cat,  pewarnaan  atau  masih  berupa
kayu  asli  tanpa  pelapisan.  Kusen  dari  bahan  logam  berbeda  dari  kayu,  kusen  logam tidak  terpengaruh  bila  basah,  kusen  logam  ini  tidak  memiliki  kehangatan  dalam
penampilan  dan  memberikan  daya  tahan  yang  kecil  terhadap  perpindahan  panas. Kusen  logam  dapat  terbuat  dari  alumunium,  baja  atau  baja  tak  berkarat  stainless-
steel, warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah korosi Tamrin, 2008.
1. Bagian-Bagian Kusen
Kusen terdiri atas : 1. Tiang style.
2.  Ambang  dorpel  pada  kusen  jendela  terdapat  ambang  atas  dan  ambang  bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
3. Sponneng, yaitu tempat perletakanmelekatnya daun pintu atau daun jendela. 4. Telinga, yaitu bagian ambang dorpel yang masukditanam kedalam tembok yang
berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang. 5.  Alur  kapur,  bagian  dari  tiang  style  yang  dialurdicoak  dengan  fungsi  untuk
menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
6. Angkur, dipasang pada tiang style, berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke mukake belakang.
Universitas Sumatera Utara
7. Duk neut, dipasang pada tiang style di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu, berfungsi  untuk  menahan  gerakan  tiang  ke  segala  arah  dan  melindung  tiang  kayu
terhadap resapan air dari latai ke atas.
2.5.4.  Dinding Bangunan
Dinding  adalah  bagian  bangunan  yang  sangat  penting  perannya  bagi  suatu konstruksi  bangunan.  Dinding  membentuk  dan  melindungi  isi  bangunan  baik  dari
segi  konstruksi  maupun  penampilan  artistik  dari  bangunan  Tamrin,  2008.  Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:
1.  Bata  cetakbata  kapur,  adalah  batu  buatan  yang  dibuat  dari  campuran  beberapa bahan  dengan  perbandingan  tertentu,  Umumnya  digunakan  pada  rumah-rumah
sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya. 2.  Bata  celcon  atau  hebel,  terbuat  dari  pasir  silika.  Harganya  lebih  mahal  dari  pada
bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm. 3. Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau
papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. 4.  Batako  dan  blok  beton,  adalah  batu  buatan  yang  dibuat  dari  campuran  bahan
mentah:  tras+  kapur  +  pasir  dengan  perbandingan  tertentu.  Batu  buatan  jenis  ini bentuknya  berlubang,  model  dan  lubangnya  dibuat  bermacam  variasi  model.  Blok
beton,  adalah  batu  buatan  yang  dibuat  dari  campuran  bahan  mentah:  semen  +  pasir dengan  perbandingan  tertentu,  sama  juga  dengan  bataco,  blok  beton  ini  juga
berlubang. 5.  Batu  bata  bata  merah,pada  umurnnya  merupakan  prisma  tegak  balok  dengan
penampang empat persegi panjang, ada juga batu.
Universitas Sumatera Utara
2.5.5.  Kuda-Kuda dan Atap 1. Kuda-Kuda
Konstruksi  kuda-kuda  ialah  suatu  susunan  rangka  batang  yang  berfungsi untuk  mendukung  beban  atap  termasuk  juga  beratnya  sendiri  dan  sekaligus  dapat
memberikan  bentuk  pada  atapnya.  Kuda-kuda  merupakan  penyangga  utama  pada struktur  atap.  Struktur  ini  termasuk  dalam  klasifikasi  struktur  framework  truss.
Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda  kayu  digunakan  sebagai  pendukung  atap  dengan  bentang
maksimal  sekitar  12  m.  Kuda-kuda  bambu  pada  umunya  mampu  mendukung  beban atap  sampai  dengan  10  meter,  Sedangkan  kuda-kuda  baja  sebagai  pendukung  atap,
dengan  sistem  frame  work  atau  lengkung  dapat  mendukung  beban  atap  sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan
pabrik,  dan  lain-lain.  Kudakuda  dari  beton  bertulang  dapat  digunakan  pada  atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter.
Pada  kuda-kuda  dari  baja  atau  kayu  diperlukan  ikatan  angin  untuk memperkaku  struktur  kuda-kuda  pada  arah  horizontal    Pada  dasarnya  konstruksi
kuda-kuda  terdiri  dari  rangakaian  batang  yang  selalu  membentuk  segitiga.  Dengan mempertimbangkan  berat  atap  serta  bahan  dan  bentuk  penutupnya,  maka  konstruksi
kuda-kuda  satu  sama  lain  akan  berbeda,  tetapi  setiap  susunan  rangka  batang  harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh  yang nantinya mampu memikul beban
yang  bekerja  tanpa  mengalami  perubahan.  Kuda-kuda  diletakkan  diatas  dua  tembok selaku  tumpuannya.  Perlu  diperhatikan  bahwa  tembok  diusahakan  tidak  menerima
gaya  horisontal  maupun  momen,  karena  tembok  hanya  mampu  menerima  beban
Universitas Sumatera Utara
vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban  yang dihitung adalah beban mati yaitu berat
penutup  atap,  reng,  usuk,gording,  kuda-kuda  dan  beban  hidup  angin,  air  hujan, orang pada saat memasangmemperbaiki atap.
2. Atap
Atap  merupakan  bagian  dari  struktur  bangunan  yang  berfungsi  sebagai penutuppelindung  bangunan  dari  panas  terik  matahari  dan  hujan  sehingga
memberikan  kenyamanan  bagi  penggunan  bangunan.  Struktur  atap  pada  umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-
kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-
kuda,  gording,  usuk  dan  reng.  Beban-beban  atap  akan  diteruskan  ke  dalam  fondasi melalui  kolom  danatau  balok.  Konstruksi  atap  memungkinkan  terjadinya  sirkulasi
udara dengan baik Tamrin, 2008.
2.5.6.   Plafon
Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit- langit bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca
panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap. Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau
dingin,  melainkan  juga  sebagai  hiasan  yang  akan  lebih  mempercantik  interior  suatu bangunan. Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian tertentu. Namun sebagai variasi
ada juga yang dibuat tidak selalu rata. Variasi tersebut dikenal sebagai plafond  drop ceiling. Plafon dibuat lebih tinggi dari yang lain Tamrin, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Manfaatkegunaan dari plafon antara lain sebagai berikut : a.  Supaya  ruangan  di  bawah  atap  selalu  tampak  bersih,  dan  tidak  tampak  kayu  dari
rangka-atapnya. b. Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah genteng.
c. Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung. d. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap.
2.5.7.  Konstruksi Lantai
Pemasangan lantai biasanya dimulai bila semua pekerjaan bagian atas, seperti pemasangan atap, plafon, dan plesteran dinding dan pekerjaan bagian bawah, seperti
pemasangan pipa-pipa riolering telah selesai dilaksanakan. Lantai keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup finishing lantai dari
bahan keramik. Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai adalah menambah kekuatan lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai, serta
mendekorasi  ruangan  lantai.  Selain  fungsi-fungsi  tersebut,  efek  pemasangan keramik  lantai  juga  bisa  menghadirkan  atmosfer  tertentu  pada  ruangan,  tergantung
jenis dan corak keramik yang dipilih Tamrin, 2008.
2.5.8.  Pekerjaan Pengecatan
Pada  saat  melakukan  pengecatan  baik  itu  tembok  lama  maupun  baru,  hal pertama  yang  harus  dilakukan  adalah  memilih  warna  yang  sesuai  dengan  fungsi
dinding  yang  akan  dicat,  memilih  warna  yang  sesuai  dengan  selera,  langkah selanjutnya adalah menentukan merek cat yang sesuai dengan anggaran.
Cat  yang  berkualitas  minimal  mempunyai  empat  fungsi  yang  harus  dimiliki diantaranya daya sebar, daya tutup, mudah dalam pengaplikasiannya, dan aman bagi
Universitas Sumatera Utara
kesehatan lingkungan. Memang semakin tinggi kualitas cat, maka harganya pun akan semakin  mahal,  karena  disamping  keempat  hal  pokok  diatas,  cat  yang  berkualitas
akan  memiliki  nilai  tambah  seperti  daya  tahan  terhadap  cuaca,  anti  jamur,  tidak memudar anti  fading, mudah  dibersihkan  washable,  dapat  menutup  retak  rambut
cover hair line crack serta tambahan pengharum fragnance. Cat  juga  harus  aman  dan  ramah  lingkungan.  Saat  ini  di  pasar  masih  banyak
dijual  produk  yang  tidak  memperhatikan  aspek-aspek  kesehatan  dan  lingkungan, karena bahan baku yang dipergunakan masih mengandung tambahan logam merkuri
Hg  dan  timah  hitamtimbal  Pb.  Padahal  kedua  bahan  tersebut  sangat  berpotensi membahayakan manusia jika secara terus menerus masuk kedalam tubuh. Di negara
lain  untuk  bangunan  lama  yang  dibangun  sebelum  tahun  1976,  pemilik  bangunan diharuskan untuk mengerok cat lama dan mengecat ulang. Pada saat pengerokkan pun
harus menggunakan alat pelindung seperti masker, spectacles kacamata dan sarung tangan. Hal ini mengingat semua produk cat yg diproduksi sebelum tahun 1976 masih
menggunakan kedua bahan baku tersebut. Timah hitamtimbal Pb, merupakan salah satu  logam  yg  bisa  mengakibatkan  kerusakan  sistem  syaraf  pada  manusia  terutama
anak kecil Tamrin, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Konsep
Gambar 2.1. Kerangka Konsep
Potensi Bahaya K3 1.
Mekanik 2.
Kimiawi 3.
Fisik 4.
Listrik Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
Universitas Sumatera Utara
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian  ini  bersifat  deskriptif  untuk  menggambarkan  potensi  bahaya  K3 yang  ditimbulkan  pada  proses  kerja  proyek  pembangunan  hotel  The  Regale  pada
tahun 2013. Desain penelitian ini adalah cross sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1.   Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan gedung Hotel The Regale.
3.2.2.  Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Februari 2014.
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.3.1.  Populasi Table 3.1.
Populasi Pekerja Proyek Pembangunan Hotel The Regale Unit Kerja
Jumlah Pekerja
Struktur 47
Arsitektur 155
Jumlah Total 202
3.3.2.  Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari suatu populasi. Untuk mengetahui ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya  menggunakan rumus Slovin:
Universitas Sumatera Utara
n = Keterangan:   n = ukuran sampel
N = ukuran populasi e  =  kelonggaran  atau  ketidaktelitian  karena  kesalahan  pengambilan
sampel yang dapat ditolerir misalnya, 2, 5, 10
n = = 66.89    67
Berdasarkan  hasil  perhitungan  rumus  di  atas,  maka  jumlah  sampel  yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 67 orang.
3.3.3.  Tehnik Penarikan Sampel
Tehnik  sampling  penarikan  sampel  yang  digunakan  dalam  peneltian  ini adalah tehnik Probability Sampling jenis Proportionate Stratified Random Sampling,
yaitu  merupakan  tehnik  pengambilan  sampel  anggota  populasi  yang  dilakukan dengan  memperhatikan  strata  yang  ada  dalam  populasi  tersebut.  Rumus
Proportionate Stratified Random Sampling adalah: Ni =
Keterangan :  Ni = Ukuran tiap strata sample Ni = Ukuran tiap strata populasi
n = Ukuran total sample N = Ukuran total populasi
Sugiyono, 2007
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Sampel Pekerja Proyek Pembangunan Hotel The Regale
Unit Kerja Jumlah
Pekerja Populasi
Sampel
Struktur 47
x 67 = 15,59
16
Arsitektur 155
x 67 =  51,41
51
JUMLAH SAMPEL 67
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1.  Data Primer
Data  diperoleh  dengan  mengobservasi  pekerja  dan  tempat  kerja  dengan menggunakan alat  bantu berupa lembar observasi dan kamera digital.
3.4.2.  Data Sekunder
Data  sekunder  diperoleh  dari  arsip-arsip  proyek  pembangunan  hotel  The Regale  yang  meliputi  gambaran  umum  dari  tempat  penelitian  yaitu  proyek
pembangunan  The  Regale,  data  pekerja,  dan  data-data  lain  yang  diperlukan  untuk menunjang penelitian.
3.5. Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1.
Potensi Bahaya K3 Potensi  bahaya  K3  adalah  suatu  sumber  potensi  kerugian  seperti  bahaya
mekanik,  kimiawi,  fisik  dan  listrik  yang  berpotensi  menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
gangguankerugian.  Bahaya  mekanik  adalah  bahaya  yang  ditimbulkan  dari penggunaan peralatan kerja yang mengandung bahaya seperti  bar cutter, bar
bender,  gergaji,  palu,  pemotong  kaca,  alat  bor,  dan-lain-lain.  Bahaya  kimia adalah  bahaya  yang  ditimbulkan  dari  bahan-bahan  kimia  yang  digunakan
dalam  proses  produksi.  Bahaya  fisik  adalah  bahaya  yang  ditimbulkan  dari lingkungan kerja. Bahaya listrik adalah bahaya yang ditimbulkan dari jaringan
listrik  maupun  peralatan  kerja  atau  mesin-mesin  yang  menggunakan  energi listrik.
2. Pekerjaan struktur
Pekerjaan  struktur  meliputi    proses  bekisting,  pembesian  dan  pengecoran. Pada  proses  bekisting  dilakukan  perakitan  bekisting  dan  pemasangan
bekisting. Pada proses pembesian dilakukan fabrikasi besi tulangan, perakitan ring  besi,  serta  pemasangan  ring  besi.  Pada  proses  pengecoran  dilakukan
pencampuran  adonan  beton  dengan  mixer  concrete  truck  serta  pengecoran beton.
3. Pekerjaan arsitektur
Pekerjaan  arsitektur  meliputi  pekerjaan  dinding,  lantai,  plafond,  pintu  dan jendela,  dan  atap.  Pada  pekerjaan  dinding  terjadi  proses  pemasangan  bata,
pemlesteran  dan  pengecatan.  Pada  pekerjaan  lantai  terjadi  proses mempersiapkan  adukan  semen  dan  keramik  yang  akan  dipasang  serta
pemasangan  keramik.  Pada  pekerjaan  plafond  terjadi  proses  pemasangan rangka  dan  pemasangan  plafond.  Pada  pekerjaan  pintu  dan  jendela  terjadi
proses  pemasangan  kusen  dan  daun  pintu  dan  jendela,  pemasangan  gagang
Universitas Sumatera Utara
pintu  dan  badan  kunci  serta  pemasangan  kaca  jendela.  Pada  pekerjaan  atap terjadi proses bekisting, pembesian, waterproofing dan pemlesteran.
3.6.Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan di analisis secara deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Proyek Pembangunan  Hotel  The Regale