Rumusan Masalah Kerangka Konsep Jenis Penelitian Definisi Operasional

Pihak perusahaan telah memberikan APD kepada pekerja, tetapi mayoritas pekerja sering tidak menggunakan APD saat bekerja. Alasan dari mereka adalah karena pemakaian APD saat bekerja adalah hal yang merepotkan bagi mereka, dimana mereka menjadi tidak leluasa saat bekerja. Disamping itu pihak perusahaan juga kurang memperhatikan aspek K3 seperti tidak adanya rambu-rambu K3 di tempat kerja, penambahan jam kerja di malam hari, serta kurang adanya pengawasan terhadap pekerja yang tidak menggunakan APD di lapangan. Mereka juga tidak menerapkan sanksi yang tegas kepada pekerja yang tidak menerapkan aturan-aturan K3. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik ingin melihat apa saja potensi bahaya K3 pada proyek pembangunan Hotel The Regale.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “apa saja potensi bahaya K3 pada bagian struktur dan arsitektur proyek pembangunan Hotel The Regale tahun 2013”. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya K3 pada bagian struktur dan arsitektur proyek pembangunan Hotel The Regale tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui potensi bahaya pada pekerjaan struktur. 2. Untuk mengetahui potensi bahaya pada pekerjaan arsitektur. Universitas Sumatera Utara 1.4.Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dalam upaya untuk meminimalkan risiko yang ada pada proses pembangunan tersebut. 2. Bagi tenaga kerja, agar lebih mengetahui bagaimana potensi bahaya pada pekerjaannya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan di lapangan. 3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis serta dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. 4. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi penulis khususnya tentang potensi bahaya di bidang konstruksi. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkatan tertentu. Sedangkan risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang menyebabkan kecelakaan dan intensitas bahaya tersebut HIPSMI dalam buku Notoatmodjo, 2007. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Menurut Suma’mur 2001, keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2. Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha- Universitas Sumatera Utara usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja Notoatmodjo, 2007. Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya Anonim, 2010. Agar seorang tenaga kerja berada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada keseimbangan antara beban kerja, beban tambahan akibat dari pekerjaan dan lingkungan kerja dan kapasitas kerja Suma’mur, 2009. Tujuan akhir kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif antara lain suhu ruangan yang nyaman, peneranganpencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggotanya ergonomi, dan sebagainya Notoatmodjo, 2007.

2.1.3. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan potensi bahaya atau risiko yang dapat mengakibatkan kesakitan dan Universitas Sumatera Utara kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka konsep berpikir Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan celaka dengan pendekatan ilmiah dan praktis secara sistematis systematic, dan dalam kerangka piker kesisteman system oriented Anonim, 2010. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan control terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja Yuli, 2005. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya preventif yang kegiatan utamanya adalah identifikasi, substitusi, eliminasi, evaluasi, dan pengendalian risiko dan bahaya Notoatmodjo, 2007.

2.1.4. K3 Konstruksi

Menurut Davies 1996, keselamatan konstruksi adalah bebas dari resiko luka dari suatu kecelakaan dimana kerusakan kesehatan muncul dari suatu akibat langsungseketika maupun dalam jangka waktu panjang. Menurut Levitt 1993 menyatakan bahwa keselamatan konstruksi adalah usaha untuk meniadakan dari resiko kerugianluka-luka dari suatu kecelakaan dan kerusakan kesehatan yang diakibatkan oleh efek jangka panjang akibat dari lingkungan kerja tak sehat. Selanjutnya, Suraji dan Bambang Endroyo 2009 menyatakan bahwa keselamatan konstruksi adalah keselamatan orang yang bekerja safe for people di proyek konstruksi, keselamatan masyarakat safe for people di proyek konstruksi, Universitas Sumatera Utara keselamatan property safe for property yang diadakan untuk pelaksanaan proyek konstruksi dan keselamatan lingkungan safe for environment di mana proyek konstruksi dilaksanakan. Keselamatan konstruksi pada hakekatnya adalah untuk melindungi pekerja dan orang-orang yang ada di tempat kerja, masyarakat, peralatan dan mesin, serta lingkungan agar terhindar dari kecelakaan. Untuk itu semua dapat dilakukan dengan usaha-usaha preventif, kuratif dan rehabilitative. Usaha preventif biasa dengan mengadakan peraturan dan perundangan yang harus ditaati oleh semua penyelenggara kegiatan konstruksi. Usaha kuratif dilakukan apabila ternyata terjadi kecelakaan sehingga untuk penanganannya diperlukan usaha dan dana. Usaha rehabilitative adalah pemulihan kembali korban-korban kecelakaan manusia maupun bukan manusia agar dapat kembali berfungsi sebagaimana sebelumnya. Khusus untuk manusia, dimungkinkan adanya perpindahan posisijob disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis yang bersangkutan setelah terjadi kecelakaan.

2.2. Potensi Bahaya

2.2.1. Defenisi Potensi Bahaya

ILO dalam buku Budiono 2008, mendefinisikan potensi bahaya atau bahaya kerja adalah suatu sumber potensi kerugian atau suatu situasi yang berhubungan dengan pekerja, pekerjaan dengan lingkungan kerja yang berpotensi menyebabkan gangguankerugian. Potensi bahaya merupakan segala hal atau sesuatu yang mempunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik harta benda, lingkungan maupun manusia. Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Jenis-jenis bahaya

Dalam kehidupan banyak sekali bahaya yang ada di sekitar kita. Bahaya- bahaya itu dapat menyebabkan kecelakaan, menurut Ramli 2010 jenis-jenis bahaya itu antara lain: Jenis-jenis bahaya diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Bahaya mekanis Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda yang bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara manual maupun dengan penggerak. Misalnya mesin gerinda, bubut, popong, press, tempa. Bagian yang bergerak pada mesin mengandung bahaya seperti gerakan mengebor, memotong, menempa, menjepit, menekan dan bentuk gerakan lainnya. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cidera atau kerusakan seperti tersayat, terjepit, terpotong, atau terkupas. 2. Bahaya listrik Sumber bahaya yang berasal dari energi listrik . Energi listrik dapat mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan singkat. Di lingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan listrik maupun peralatan kerja atau mesin-mesin yang menggunakan energi listrik. 3. Bahaya kimiawi Jenis bahaya yang bersumber dari senyawa atau unsur atau bahan kimia. Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai sifat dan Universitas Sumatera Utara kandungannya. Banyak kecelakaan terjadi akibat bahaya kimiawi. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia antara lain: - Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat racun - Iritasi oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti asam kuat,dll - Kebakaran dan ledakan - Polusi dan pencemaran lingkungan 4. Bahaya fisik Bahaya yang berasal dari faktor-faktor fisik seperti: - Bising - Tekanan - Getaran - Suhu panas atau dingin - Cahaya atau penerangan - Radiasi dari bahan radioaktif, sinar ultra violet atau infra merah. 5. Bahaya biologis Di berbagai lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau berasal dari aktifitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri makanan, farmasi, pertanian, pertambangan, minyak dan gas bumi Ramli,2010. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Sumber-sumber Bahaya di Lingkungan Kerja

Menurut Sahib 1997, kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi karena adanya sumber-sumber bahaya di lingkungan kerja. Sumber bahaya itu bisa berasal dari : 1. Bangunan, Peralatan dan Instalasi 2. Bahan 3. Proses 4. Cara Kerja 5. Lingkungan Kerja

2.3. Proyek Konstruksi

2.3.1. Pengertian Proyek Konstruksi

Ferdy dan Yudi 2008 menjelaskan defenisi Industri Konstruksi merupakan lapangan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja, yang mana kecelakaan kerja ini juga dapat menimbulkan kerugian terhadap pekerja dan juga kontraktor. Pekerja konstruksi sangat berbeda karakteristiknya dengan pekerja di sektor industri atau pekerjaan formal lainnya. Salah satu karakteristik pekerja konstruksi adalah mobilitasnya yang sangat tinggi dan cenderung tidak terikat dalam satu perusahaan tertentu. Menurut Gould 2002 mendefinisikan proyek konstruksi sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya baik biaya, tenaga kerja, material, dan peralatan. Proyek konstruksi dilakukan secara detail dan tidak berulang. Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Jenis-jenis Proyek Konstruksi

Jenis proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Proyek konstruksi bangunan gedung Adalah proyek konstruksi yang menghasilkan tempat orang bekerja atautinggal. Proyek konstruksi bangunan gedung meliputi rumah, kantor,pabrik, apartemen, dan sebagainya. 2. Proyek konstruksi non-gedung Bangunan Sipil Proyek konstruksi Proyek konstruksi yang digunakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia. Proyek bangunan sipil meliputi infrastruktur jalan, jembatan, dan bendungan.

2.3.3. Karakteristik Proyek Konstruksi

Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi, yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya dan membutuhkan organisasi. Kemudian, proses penyelesaiannya harus berpegang pada tiga kendala triple constraint, yaitu sesuai spesifikasi mutu yang ditetapkan, sesuai time schedule, dan biaya yang direncanakan. Ketiganya diselesaikan secara simultan Ervianto,2004. Ciri pokok dari proyek adalah: 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. 2. Jumlah biaya, criteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan. 3. Mempunyai awal kegiatan dan mempunyai akhir kegiatan yang telah ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara 4. Rangkaian kegiatan hanya dilakukan sekali non rutin, tidak berulang-ulang, sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik tidak identik tapi sejenis. 5. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

2.3.4. Tahapan-tahapan dalam Proyek Konstruksi

Adapun tahapan-tahapan proyek konstruksi adalah Wijaya,2011: 1. Adanya kebutuhan need Semua proyek konstruksi biasanya dimulai dari gagasan dibangun berdasarkan kebutuhan Need. 2. Studi kelayakan feasibility study Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan: Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya Meramalkan manfaat yang akan diperoleh Menyusun analisis kelayakan proyek Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi 3. Membuat penjelasan yang lebih rinci briefing Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik. Universitas Sumatera Utara Kegiatan yang dilaksanakan: Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan batas-batas proyek. 4. Membuat rancangan awal preliminary design Pada tahap ini melakukan perancangan design yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik seperti membuat gambar rencana, spesifikasi, Rencana Anggaran Biaya RAB, metode pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan : Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir Memeriksa masalah teknis Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek Mempersiapkan: - Rancangan terinci - Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal - Daftar kuantitas - Taksiran biaya akhir 5. Membuat rancangan yang lebih rinci design development dan detail design 6. Melakukan pengadaan procurementtender Universitas Sumatera Utara Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya. Kegiatan yang dilaksanakan: Prakulaifikasi Dokumen Kontrak 7. Pelaksanaan construction Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua operasional di lapangan : Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah - Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan - Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan - Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja - Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material Kegiatan Koordinasi - Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan - Mengkoordinasi para sub kontraktor - Universitas Sumatera Utara 8. Pemeliharaan dan persiapan penggunaan maintenance and start up Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah: Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan as build drawing Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan Mempersiapkan petunjuk operasionalpelaksanaan serta pedoman pemeliharaan Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan Proyek konstruksi dimulai sejak timbulnya prakarsa dari pemilik untuk membangun suatu bangunan yang kemudian akan dipengaruhi oleh unsure lainnya seperti konsultan, kontraktor dan lainnya. Pelaksanaan proyek konstruksi pada dasarnya adalah mengubah sumber daya yang tersedia dan dana tertentu secara terorganisir menjadi suatu hasil pembangunan yang mantap dan sesuai tujuan awal dan harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

2.4. Pekerjaan Struktur

2.4.1. Pekerjaan Cetakan Beton Bekisting

Pekerjaan cetakan beton, yang secara umum para petugas di lapangan menyebut dengan istilah bekisting, adalah merupakan pekerjaan sementara, tetapi Universitas Sumatera Utara walaupun merupakan pekerjaan sementara harus kuat untuk menahan tekanan beton yang masih cair, dan juga harus kuat jika terkena injakan para pekerja dan pukulan- pukulan yang tidak disengaja Sajekti, 2009. Fungsi sebuah bekisting Pada pokoknya sebuah konstruksi bekisting menjalani tiga fungsi: a. Bekisting menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat. Bentuk sederhana dari sebuah konstruksi beton menghendaki sebuah bekisting yang sederhana; b. Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan bentuk yang timbul dan geseran-geseran dapat diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransi-toleransi tertentu; c. Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas, dan dipindahkan. Pada pekerjaan bekisting ini harus diyakini juga agar tidak berubah bentuknya selama pekerjaan pengecoran beton sampai beton menjadi keras. Untuk pekerjaan rumah sederhana cetakan beton biasanya terdiri dari bidang alas dan dinding samping saja untuk menahan beton yang masih cair. Cetakan balok beton atau plat beton yang menggantung, beban keseluruhan harus dipikul oleh balok-balok kayu, kemudian beban dari balok-balok kayu tersebut diteruskan ke tiang-tiang penyangga dari perancah atau scaffolding. Sedangkan cetakan beton untuk konstruksi beton yang bagian bawahnya langsung didukung oleh tanah dasar, pasangan pondasi batu kali atau pasangan dinding tembok, jika memungkinkan tidak bocor air semennya, maka Universitas Sumatera Utara bidang alas tidak perlu dipasang papan cetakan, tetapi cukup dipasang dinding cetakan samping. Konstruksi cetakan beton harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibongkar. Biasanya bahan bekisting adalah dari kayu karena mudah pengerjaannya, tetapi sekarang sudah banyak cetakan beton dari plat besi dan balok- balok besi profil, sehingga lebih efisien karena dapat dipakai terus dengan tidak mengalami kerusakan atau kerusakan relative sangat kecil, sedangkan dengan menggunakan bahan kayu biasanya dipakai tiga atau empat kali sudah harus diganti cetakan dindingnya Sajekti, 2009.

2.4.2. Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan meningat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung Sajekti, 2009. Pembesian atau juga biasa disebut penulangan untuk beton, biasanya berfungsi untuk menahan gaya tarik yang terjadi pada beton, karena beton tidak kuat menahan gaya tarik. Sebelum suatu pekerjaan bangunanproyek dimulai, salah satu pekerjaan yang harus dikerjakan adalah merencanakan potong dan bengkok besi. Potong dan bengkok besi dibuat dalam sebuah daftar untuk setiap diameter, yang disebut Daftar Potong dan Bengkok Besi. Dari daftar tersebut sudah direncanakan pemotongan yang paling efisien, sehingga sisa yang terbuang sesedikit mungkin. Pelaksana di lapangan harus mengikuti daftar pemotongan dan pembengkokan besi tersebut. Perakitan besi beton dengan mengikat kawat ikat pada beberapa persilangan besi sehingga posisi dari besi beton kuat dan tidak berubah jika diinjak-injak oleh Universitas Sumatera Utara pekerja. Pada beberapa bagian dari anyaman besi beton yang terlalu panjang, dan jika diinjak dapat melentur, maka perlu diberi penyangga dari sisa-sisa besi, dengan bentuk sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban orang dan mesin pemadat beton. Besi penyangga ini juga perlu diikat dengan ayaman besi. Di lapangan diberi istilah besi kaki ayam. Pemotongan dan pembengkokan besi biasanya dengan mesin bertenaga listrik untuk pekerjaan besar dan secara missal, tetapi kadang-kadang perlu juga adanya alat pembengkokan secara manual untuk pekerjaan yang kecil-kecil dan hanya perlu satu atau dua buah saja. Rangkaian besi beton untuk balok-balok kecil dan kolom-kolom kecil misalnya balok sloof dan kolom praktis dikerjakandirakit di luar tempat pekerjaan prefabricated. Tetapi untuk kolom-kolom besar, balok-balok besar dan plat lantai dikerjakandirakit langsung di tempat pekerjaan.

2.4.3. Pekerjaan Pengecoran beton

Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana Sajekti, 2009.

2.5. Pekerjaan Arsitektur

2.5.1. Pekerjaan Memplester

Pekerjaan memplester tembok merupakan pekerjaan menutup pasangan bata dengan plester adukanspesi. Plesteran ini dapat sebagai penutup bagian luar atau dalam atau kedua-duanya. Universitas Sumatera Utara Fungsi dari plesteran adalah : 1. Melindungi pasangan tembok dari pengaruh cuaca, khususnya hujan dan terik panas matahari 2. Memperhalus atau meratakan permukaan pasangan tembok sehingga memudahkan pengecatan 3. Memperindah penampilan

2.5.2. Pintu dan Jendela

Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh perletakanpenempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam merencanakan pintu dan jendela, ada 4 empat hal yang harus dipertimbangkan Tamrin, 2008, yaitu : 1. Matahari Pintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas, sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur danatau barat. 2. Penerangan Untuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan jendela dekat sudut ruangan maka dinding didekatnya disinari cahaya akan memantulkan ke dalam ruangan. 3. Pemandangan Jendela sebaiknya ditempatkan untuk memberi bingkai pada pemandangan. Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang yang duduk ataupun berdiri di dalam ruangan, juga jangan sampai kerangka jendela membagi dua atau lebih suatu pemandangan. Universitas Sumatera Utara 4. Penampilan Jendela akan dapat mempengaruhi penampilan ekterior rumahbangunan. Persyaratan Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi : 1. Bekerja dengan aman 2. Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembangsusut muai, melengkung 3. Tidak ada celah cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca suhu, udara masuk ke dalam ruangan. 4. Kuat

5. Minimal ada 1satu buah jendela dalam sebuah ruangan.

Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan 1. Fungsi pintu Dalam kegiatankomunikasi antar ruang maka pintu sangat dibutuhkan, demikian juga sarana lintas antara bagian dalam dan bagian luar bangunan. 2. Fungsi jendela a. Penerangan alami ruangan b. Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin c. Melihat pemandangansituasi luar bangunan

2.5.3. Kusen Pintu dan Jendela

Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Universitas Sumatera Utara Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari kayu, kusen logam tidak terpengaruh bila basah, kusen logam ini tidak memiliki kehangatan dalam penampilan dan memberikan daya tahan yang kecil terhadap perpindahan panas. Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja tak berkarat stainless- steel, warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah korosi Tamrin, 2008.

1. Bagian-Bagian Kusen

Kusen terdiri atas : 1. Tiang style. 2. Ambang dorpel pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah. 3. Sponneng, yaitu tempat perletakanmelekatnya daun pintu atau daun jendela. 4. Telinga, yaitu bagian ambang dorpel yang masukditanam kedalam tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang. 5. Alur kapur, bagian dari tiang style yang dialurdicoak dengan fungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah. 6. Angkur, dipasang pada tiang style, berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke mukake belakang. Universitas Sumatera Utara 7. Duk neut, dipasang pada tiang style di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.

2.5.4. Dinding Bangunan

Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan Tamrin, 2008. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas: 1. Bata cetakbata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya. 2. Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm. 3. Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. 4. Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang. 5. Batu bata bata merah,pada umurnnya merupakan prisma tegak balok dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu. Universitas Sumatera Utara

2.5.5. Kuda-Kuda dan Atap 1. Kuda-Kuda

Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework truss. Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter, Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dan lain-lain. Kudakuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horizontal Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban Universitas Sumatera Utara vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati yaitu berat penutup atap, reng, usuk,gording, kuda-kuda dan beban hidup angin, air hujan, orang pada saat memasangmemperbaiki atap.

2. Atap

Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutuppelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka kuda- kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda- kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom danatau balok. Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik Tamrin, 2008.

2.5.6. Plafon

Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit- langit bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap. Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau dingin, melainkan juga sebagai hiasan yang akan lebih mempercantik interior suatu bangunan. Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian tertentu. Namun sebagai variasi ada juga yang dibuat tidak selalu rata. Variasi tersebut dikenal sebagai plafond drop ceiling. Plafon dibuat lebih tinggi dari yang lain Tamrin, 2008. Universitas Sumatera Utara Manfaatkegunaan dari plafon antara lain sebagai berikut : a. Supaya ruangan di bawah atap selalu tampak bersih, dan tidak tampak kayu dari rangka-atapnya. b. Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah genteng. c. Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung. d. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap.

2.5.7. Konstruksi Lantai

Pemasangan lantai biasanya dimulai bila semua pekerjaan bagian atas, seperti pemasangan atap, plafon, dan plesteran dinding dan pekerjaan bagian bawah, seperti pemasangan pipa-pipa riolering telah selesai dilaksanakan. Lantai keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup finishing lantai dari bahan keramik. Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai adalah menambah kekuatan lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai, serta mendekorasi ruangan lantai. Selain fungsi-fungsi tersebut, efek pemasangan keramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfer tertentu pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik yang dipilih Tamrin, 2008.

2.5.8. Pekerjaan Pengecatan

Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang akan dicat, memilih warna yang sesuai dengan selera, langkah selanjutnya adalah menentukan merek cat yang sesuai dengan anggaran. Cat yang berkualitas minimal mempunyai empat fungsi yang harus dimiliki diantaranya daya sebar, daya tutup, mudah dalam pengaplikasiannya, dan aman bagi Universitas Sumatera Utara kesehatan lingkungan. Memang semakin tinggi kualitas cat, maka harganya pun akan semakin mahal, karena disamping keempat hal pokok diatas, cat yang berkualitas akan memiliki nilai tambah seperti daya tahan terhadap cuaca, anti jamur, tidak memudar anti fading, mudah dibersihkan washable, dapat menutup retak rambut cover hair line crack serta tambahan pengharum fragnance. Cat juga harus aman dan ramah lingkungan. Saat ini di pasar masih banyak dijual produk yang tidak memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan lingkungan, karena bahan baku yang dipergunakan masih mengandung tambahan logam merkuri Hg dan timah hitamtimbal Pb. Padahal kedua bahan tersebut sangat berpotensi membahayakan manusia jika secara terus menerus masuk kedalam tubuh. Di negara lain untuk bangunan lama yang dibangun sebelum tahun 1976, pemilik bangunan diharuskan untuk mengerok cat lama dan mengecat ulang. Pada saat pengerokkan pun harus menggunakan alat pelindung seperti masker, spectacles kacamata dan sarung tangan. Hal ini mengingat semua produk cat yg diproduksi sebelum tahun 1976 masih menggunakan kedua bahan baku tersebut. Timah hitamtimbal Pb, merupakan salah satu logam yg bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf pada manusia terutama anak kecil Tamrin, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.6. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Potensi Bahaya K3 1. Mekanik 2. Kimiawi 3. Fisik 4. Listrik Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektur Universitas Sumatera Utara 32 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menggambarkan potensi bahaya K3 yang ditimbulkan pada proses kerja proyek pembangunan hotel The Regale pada tahun 2013. Desain penelitian ini adalah cross sectional.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan gedung Hotel The Regale.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Februari 2014.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.3.1. Populasi Table 3.1.

Populasi Pekerja Proyek Pembangunan Hotel The Regale Unit Kerja Jumlah Pekerja Struktur 47 Arsitektur 155 Jumlah Total 202

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari suatu populasi. Untuk mengetahui ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya menggunakan rumus Slovin: Universitas Sumatera Utara n = Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir misalnya, 2, 5, 10 n = = 66.89 67 Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 67 orang.

3.3.3. Tehnik Penarikan Sampel

Tehnik sampling penarikan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah tehnik Probability Sampling jenis Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu merupakan tehnik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Rumus Proportionate Stratified Random Sampling adalah: Ni = Keterangan : Ni = Ukuran tiap strata sample Ni = Ukuran tiap strata populasi n = Ukuran total sample N = Ukuran total populasi Sugiyono, 2007 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Sampel Pekerja Proyek Pembangunan Hotel The Regale Unit Kerja Jumlah Pekerja Populasi Sampel Struktur 47 x 67 = 15,59 16 Arsitektur 155 x 67 = 51,41 51 JUMLAH SAMPEL 67

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data diperoleh dengan mengobservasi pekerja dan tempat kerja dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan kamera digital.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari arsip-arsip proyek pembangunan hotel The Regale yang meliputi gambaran umum dari tempat penelitian yaitu proyek pembangunan The Regale, data pekerja, dan data-data lain yang diperlukan untuk menunjang penelitian.

3.5. Definisi Operasional

Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Potensi Bahaya K3 Potensi bahaya K3 adalah suatu sumber potensi kerugian seperti bahaya mekanik, kimiawi, fisik dan listrik yang berpotensi menyebabkan Universitas Sumatera Utara gangguankerugian. Bahaya mekanik adalah bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan peralatan kerja yang mengandung bahaya seperti bar cutter, bar bender, gergaji, palu, pemotong kaca, alat bor, dan-lain-lain. Bahaya kimia adalah bahaya yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Bahaya fisik adalah bahaya yang ditimbulkan dari lingkungan kerja. Bahaya listrik adalah bahaya yang ditimbulkan dari jaringan listrik maupun peralatan kerja atau mesin-mesin yang menggunakan energi listrik. 2. Pekerjaan struktur Pekerjaan struktur meliputi proses bekisting, pembesian dan pengecoran. Pada proses bekisting dilakukan perakitan bekisting dan pemasangan bekisting. Pada proses pembesian dilakukan fabrikasi besi tulangan, perakitan ring besi, serta pemasangan ring besi. Pada proses pengecoran dilakukan pencampuran adonan beton dengan mixer concrete truck serta pengecoran beton. 3. Pekerjaan arsitektur Pekerjaan arsitektur meliputi pekerjaan dinding, lantai, plafond, pintu dan jendela, dan atap. Pada pekerjaan dinding terjadi proses pemasangan bata, pemlesteran dan pengecatan. Pada pekerjaan lantai terjadi proses mempersiapkan adukan semen dan keramik yang akan dipasang serta pemasangan keramik. Pada pekerjaan plafond terjadi proses pemasangan rangka dan pemasangan plafond. Pada pekerjaan pintu dan jendela terjadi proses pemasangan kusen dan daun pintu dan jendela, pemasangan gagang Universitas Sumatera Utara pintu dan badan kunci serta pemasangan kaca jendela. Pada pekerjaan atap terjadi proses bekisting, pembesian, waterproofing dan pemlesteran. 3.6.Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan di analisis secara deskriptif. Universitas Sumatera Utara 37 BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Proyek Pembangunan Hotel The Regale