Potensi Bahaya K3 pada Pekerjaan Arsitektur

4.3.2. Potensi Bahaya K3 pada Pekerjaan Arsitektur

Pada pekerjaan arsitektur terdiri dari beberapa tahapan proses. Dimulai dari pekerjaan dinding, pekerjaan lantai, pekerjaan pintu dan jendela, pekerjaan plafon dan pekerjaan atap beton. Pada pekerjaan dinding terdapat proses pemasangan bata, pemlesteran, pengacian dan pengecatan dinding. Pada pekerjaan lantai terdapat proses persiapan adonan semen yang akan digunakan untuk merekatkan keramik dan proses pemasangan keramik. Bentuk keramik dapat diubah sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan menggunakan mesin gerinda tangan. Pada pekerjaan pintu dan jendela terdapat proses pemasangan kusen pintu dan jendela yang terbuat dari aluminium dan pemasangan daun pintu serta pemasanga jendela yang sudah dilengkapi dengan kaca. Pada tahap ini terdapat proses membor dengan menggunakan mesin bor tangan serta memotong, meratakan dan merapikan benda kerja dengan menggunakan mesin gerinda tangan. Pada pekerjaan plafon terdapat proses pemasangan rangka plafon yang terbuat dari metal furing dan pemasangan plafon gypsum. Pada tahap ini juga terdapat proses membor dengan menggunakan mesin bor tangan, memotong dan pengguaan scaffolding saat pemasangan plafon gypsum. Selanjutnya adalah pekerjaan atap dimana pada proyek ini tidak menggunakan atap model miring tetapi menggunakan atap model datar yang disebut dengan atap beton. Setiap proses pekerjaan mengandung suatu potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan pekerja. Potensi bahaya K3 pada pekerjaan arsitektur dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Potensi bahaya K3 pada pekerjaan arsitektur No. Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Uraian Potensi Bahaya 1. Pekerjaan dinding Bahaya mekanik Pada proses pemasangan bata, pemlesteran, pengacian dan pengecatan pekerja menggunakan scaffolding sehingga pekerja berpotensi untuk terjatuh. Bahaya kimia - Pekerja menghirup debu-debu dari bata saat proses pemasangan bata. - Pada saat membuat plesteran dan acian menjadi rata dengan menggunakan jidar yang terbuat dari aluminium, serpihan dari bahan plesteran dan acian tersebut dapat berterbangan dan terhirup oleh pekerja. - Dalam cat terdapat kandungan zat yang cukup berbahaya yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan, iritasi kulit dan mata. 2. Pekerjaan lantai Bahaya mekanik - Kaki dapat terpotong akibat cangkul yang digunakan saat proses pencampuran bahan adukan semen. - Tangan dapat terpotong saat memotong keramik dan meratakan serta merapikan sisi hasil pemotongan dengan gerinda tangan. Potensi bahaya lain adalah batu gerinda pecah saat proses pemotongan dan perataan keramik sedang berlangsung sehingga dapat melukai pekerja. Bahaya kimia - Pekerja menghirup debu yang berterbangan saat memotong keramik dengan mesin pemotong keramik dan merapikan keramik dengan mesin gerinda. Bahaya fisik - Pekerja terpapar getaran dan kebisingan saat penggunaan mesin gerinda tangan Universitas Sumatera Utara pada proses pemotongan dan perataan sisi keramik. - Terkena percikan bunga api saat proses penggerindaan. Bahaya listrik Pekerja kesetrum listrik akibat isolasi kabel mesin gerinda tangan yang tidak baik. 3. Pekerjaan pintu dan jendela Bahaya mekanik - Tangan terpotong akibat gerinda tangan yang digunakan ntuk memotong kusen pintu dan jendela yang terbuat dari aluminium. Untuk merapikan hasil pemotongan, batu gerinda diganti dengan yang sesuai untuk merapikan kusen. - Terluka akibat tertimpa daun pintu. - Tangan tertusuk mata bor saat penggunaan alat bor tangan untuk membuat lobang sebagai tempat skrup. - Tertusuk fishcer paku sekrup. - Jari tangan terluka akibat tertusuk mata bor saat melubangi posisi gagang pintu dan badan kunci pada daun pintu dengan bor tangan. Bahaya kimia - Menghirup debu-debu yang berterbangan dari aluminium saat pemotongan dan merapikan kusen aluminium dengan gerinda tangan. - Menghirup debu-debu kayu saat pemboran dengan mesin bor tangan untuk melubangi daun pintu sebagai lokasi gagang pintu dan badan kunci. - Mata kemasukan debu-debu kayu dan aluminium. Bahaya fisik - Pekerja terpapar getaran dan kebisingan saat proses pemotongan kusen aluminium dengan menggunakan mesin gerinda tangan - Pekerja terpapar getaran dan kebisingan saat proses pemboran daun pintu Universitas Sumatera Utara sebagai tempat gagang pintu dan badan kunci dengan bor tangan. - Pekerja terpapar getaran dan kebisingan saat proses pemboran dinding sebagai tempat skrup melalui kusen dengan bor tangan. - Terkena percikan bunga api saat proses penggerindaan. Bahaya listrik Pekerja kesetrum listrik akibat isolasi kabel mesin gerinda tangan dan bor tangan yang tidak baik. 4. Pekerjaan plafon Bahaya mekanik - Jari tangan terluka akibat tertusuk mata bor saat membor siku metal dengan mesin bor tangan. - Tangan terpotong akibat gerinda yang digunakan untuk memotong rangka plafon. Selain itu batu gerinda dapat pecah sehingga dapat melukai pekerja - Terjatuh dari scaffolding yang digunakan saat pemasangan rangka plafon dan plafon gypsum. Bahaya kimia Pekerja menghirup debu-debu yang berterbangan dari siku metal saat pemboran dan debu-debu rangka plafon saat pemotongan dengan gerinda tangan. Bahaya fisik - Pekerja terpapar kebisingan dan getaran akibat penggunaan mesin gerinda tangan dan bor tangan. - Terkena percikan bunga api saat proses penggerindaan. Bahaya listrik Pekerja kesetrum listrik akibat isolasi kabel mesin gerinda tangan dan bor tangan yang tidak baik. 5. Pekerjaan atap Bahaya mekanik - Pekerja tertimpa bekisting dan ring besi yang terjatuh akibat sling TC yang Universitas Sumatera Utara beton putus saat pengangkutan. - Kaki dan tangan terjepit bekisting dan ring besi saat sedang menempatkan bekisting dan ring besi tersebut. - Tangan pekerja tergores besi dari ring besi dan kayu bekisting. - Terjatuh dari scaffolding saat pemasangan beskisting dan ring besi. - Pada saat penuangan adonan dengan menggunakan concrete pump, pekerja dapat ketumpahan hasil coran beton. - Kaki pekerja terluka akibat cangkul yang digunakan untuk meratakan adonan beton yang dituangkan dari concrete pump. Bahaya kimia - Pekerja menghirup debu dari kayu bekisting. - Pekerja menghirup debu-debu dari beton saat pengecoran dan pemlesteran. - Mata kemasukan debu-debu beton. - Dalam cat waterproofing terdapat kandungan yang dapat membahayakan kesehatan pekerja sehingga menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi kulit dan mata. Bahaya fisik - Proses pengecoran dilakukan pada siang hari sehingga pekerja berpotensi terpapar cuaca panas. - Terpapar kebisingan dan getaran akibat mesin vibrator. Universitas Sumatera Utara 60 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Potensi bahaya K3 pada bagian struktur