Alethea Riski Maharani, 2015 PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
nyaman untuk belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, motivasi perlu digerakan dengan jalan menciptakan lingkungan yang merangsang siswa agar kelas
memberikan sambutan terhadap pelajaran yang diberikan guru.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Kegiatan belajar menurut pandangan aliran teori behavioristik diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat pemberian stimulus dan respon Slavin,
2000 : 24. Stimulus adalah apa yang diberikan oleh guru dan respon merupakan apa yang diterima oleh siswa. Dalam pandangan behavioristik motivasi dikontrol
oleh kondisi lingkungan, maka tergantung pada pendidiklah pengaturan lingkungan kelas sehingga peserta didik termotivasi dan mencapai kepuasaan
dalam belajar. Adapun berdasarkan teori motivasi Herzberg, ada dua jenis faktor yang
mempengaruhi motivasi. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang, dan faktor motivator
faktor intrinsik yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Menyadur teori tersebut, dalam kegiatan belajar, Uno 2010 : 23 menyebutkan bahwa:
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-
cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas tersebut muncul karena adanya rangsangan yang membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan
belajar. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar di dalam kelas merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang dapat memberikan rangsangan untuk meningkatkan
motivasi intrinsik siswa. Upaya guru dalam membelajarkan siswa sangat berperan, karena secara langsung guru terlibat dalam proses belajar mengajar di dalam kelas
. Dikutip dalam Jones dan Jones 2012 : 4 bahwa
“tiga keahlian yang dibutukan oleh guru pemula adalah pengetahuan bagaimana mengelola kelas, pengetahuan
Alethea Riski Maharani, 2015 PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
materi pelajaran, dan pemahaman latar belakang siswa ”. Dari ketiga keahlian
tersebut, Wang et. al 1993 masih dalam Jones dan Jones 2012 : 4 mengungkapkan
“dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, manajemen kelas adalah faktor yang paling penting
”. Namun pada kenyataannya, keahlian guru dalam mengelola kelas masih menjadi permasalahan bagi guru baik
guru pemula maupun guru yang sudah berpengalaman. Sebagaimana disebutkan dalam Sanderse
n 2004 yang menyatakan bahwa “Classroom management continues to be the most common concern cited by student teachers Clement,
1999; Clement, 2000 as well as beginning and experienced teachers Pigge Marso, 1997; Veenman, 1984; Wesley Vocke, 1992; White, 1995
”. Pengelolaan kelas pada hakikatnya berkaitan dengan upaya-upaya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang didalamnya mencakup pengaturan orang peserta didik dan fasilitas.
Pengelolaan kelas erat kaitannya dengan bidang kurikulum dan pengajaran, psikologi sosial, psikologi belajar, dan teori administrasi dan manajemen.
Menurut Arikunto 2008 : 30
pengertian pengelolaan kelas adalah sebagai berikut: Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar yang membantu dengan maksud agar di capai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar siswa dapat berjalan
dengan lancar dan terciptanya kondisi belajar yang optimal untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa.
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa tujuan dari pengelolaan kelas itu adalah terciptanya kondisi belajar yang optimal. Usman
2002 : 32 mengemukakan
bahwa “suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran”. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Dalam pelaksanaan pembelajaran, tentulah tidak sama antara kelas yang satu dengan kelas yang lain, perilaku siswa dari waktu ke waktu pun akan berbeda.
Begitupun antara pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. Pelajaran
Alethea Riski Maharani, 2015 PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Akuntansi yang membutuhkan lebih banyak latihan tidak bisa disamakan dengan pelajaran lain, seperti sejarah misalnya, yang lebih membutuhkan hafalan teori
atau olah raga yang membutuhkan lebih banyak praktek. Seorang guru harus bisa menyesuaikan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan tidak
mengabaikan perilaku dan watak siswa yang dominan di setiap kelas. Karena suasana kelas yang berbeda-beda dan selalu dinamis, pengelolaan kelas memiliki
pengertian yang pluralistik. Secara singkat, pengelolaan kelas merupakan keterampilan
yang harus
dimiliki guru
untuk mengembangkan
dan mempertahankan tingkah-laku siswa yang diinginkan dan membuang atau
mengurangi tingkah laku siswa yang tidak diinginkan serta menjaga organisasi kelas yang efektif dan produktif.
Adapun baik-buruk pengelolaan kelas yaitu terkait dengan masalah efektivitas. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang
tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih
dahulu ditentukan. Dalam konteks organisasi, Steers 2005 : 176
menyebutkan bahwa:
Sebuah organisasi yang betul-betul efektif adalah orang yang mampu menciptakan suasana kerja di mana para pekerja tidak hanya melaksanakan
pekerjaan yang telah dibebankan saja tetapi juga membuat suasana supaya para pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif demi peningkatan
efisiensi dalam usaha mencapai tujuan.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa efektivitas tidak hanya berorientasi pada tujuan melainkan berorientasi juga pada proses dalam mencapai tujuan. Jika
definisi ini diterapkan dalam pengelolaan kelas, maka efektivitas adalah kemampuan seorang guru untuk mengelola kelas yang telah direncanakan serta
kemampuan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan dalam upaya mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana yang
kondusif dan menarik bagi peserta didik.
Alethea Riski Maharani, 2015 PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pengelolaan kelas bukan hanya merupakan pengaturan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar.
Pada kenyataannya pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil saja, yang terutama adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana guru
merencanakan, mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas secara efektif sehingga merangsang siswa agar termotivasi sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Aritonang 2008 dalam jurnalnya menjelaskan b
ahwa “faktor yang paling utama yang menentukan apakah siswa akan berminat dan termotivasi untuk belajar adalah faktor dari guru sendiri.”
Dalam hal ini, kemampuan guru dalam mengelola kelas secara efektif merupakan salah satu dari kompetensi guru yang penting dimiliki karena merupakan salah
satu faktor yang menentukan apakah siswa akan berminat dan termotivasi untuk belajar atau tidak.
Pada akhirnya dapat dikatakan, dalam proses belajar mengajar di sekolah motivasi merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena motivasi
itu dapat menimbulkan kegairahan dan ketekunan dalam belajar. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus dapat memberikan motivasi
kepada siswanya jika melihat siswa tidak bergairah dalam belajar. Untuk itu, pengelolaan kelas, khususnya dalam pelajaran Akuntansi harus dilakukan
seefektif mungkin, agar dalam prosesnya siswa menjadi termotivasi untuk belajar sehingga tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran pun tercapai. Hasil
penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan tema sentral dengan penelitian ini yang telah dilakukan oleh Rismayanti 2012 mengindikasikan bahwa pengelolaan
kelas berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa di kelas XII Akuntansi SMK PGRI Wanaraja. Selain itu, Hung dan Fan 2014 juga telah melakukan
penelitian di seluruh SMP negeri di Taiwan dan mengemukakan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dapat memprediksi bagaimana
motivasi belajar siswa karena kondisi dan suasana belajar merupakan pengaruh yang paling kuat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa secara keseluruhan.
Alethea Riski Maharani, 2015 PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan fenomena dan uraian yang telah dijelaskan di atas, menjadi daya tarik peneliti untuk mengangkatnya dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Efektivitas Pengelolaan Kelas terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS di SMA Negeri 24 Bandung
”.
C. Rumusan Masalah Penelitian