9 didik dalam kategori rendah, dan tidak ada peserta didik dalam kategori sangat
rendah. Oleh sebab itu perlu dilakukannya upaya dalam menangani peserta didik yang kemandirian belajarnya kurang baik dengan menggunakan layanan bimbingan
kelompok dengan menggunakan teknik Modelling. Berdasarkan gambaran dan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul
“Pengaruh Teknik Modelling dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar di Kelas VIII SMP
Negeri 08 Bandar Lampung”. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti memiliki beberapa masalah yang diidentifikasi sebagai barikut:
1. Terdapat 8 19,5 peserta didik yang memiliki kemandirian belajar sangat tinggi,
2. Terdapat 7 17 peserta didik yang memiliki kemandirian belajar tinggi, 3. Terdapat 6 14,6 peserta didik yang memiliki kemandirian belajar sedang,
4. Terdapat 20 48 peserta didik yang memiliki kemandirian belajar rendah.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya yang akan diteliti, maka penelitian memberikan batasan masalah dalam penelitian ini
“Pengaruh Teknik Modelling dalam Bimbingan Kelompok dapat Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik
Kelas VIII SMP Negeri 08 Bandar Lampung ”.
10
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, adapun permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah “Kemandirian belajar rendah” maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Teknik Modelling dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Kelas VIII
SMP Negeri 08 Bandar Lampung ”.
E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh teknik Modelling dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajat peserta didik kelas VIII di SMP Negeri
Bandar Lampung.
2. Tujuan khusus
a. Mengembangkan kemandirian belajar peserta didik melalui teknik Modelling dalam Bimbingan Kelompok untuk meningkatkan kemandirian
belajar kelas VIII SMP Negeri 08 Bandar Lampung. b. Mengetahui adanya perbedaan kemandirian belajar peserta didik sebelum
dan setelah diberikan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis yaitu
11 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai subjek pemikiran dalam
menambah ilmu pengetahuan tentang peserta didik yang mengalami kemandirian belajar yang kurang baik.
2. Manfaat praktis a. Bagi peserta didik
Menangani peserta didikyang mengalami kemandirian belajar yang kurang baik melalui teknik Modelling dalam bimbingan kelompok diharapkan
memiliki kemandirian belajar yang baik dan sesuai yang diinginkan baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
b. Bagi sekolah Agar dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi
peseta didik, sehingga pihak sekolah dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada peserta didik.
c. Bagi Guru pembimbing atau konselor Dapat menerapkanmemperkaya tentang teknik Modelling dalam
bimbingan kelompok agar guru pembimbing lebih memperhatikan permasalahan pada peserta didik.
12
G. Ruang Lingkup
Penulis membatasi ruang lingkup ini agar lebih jelas dalam penelitian ini dari tujuan yang diterapkan, diantaranya sebagai berikut:
1. Ruang lingkup ilmu Ilmu bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknik Modelling dalam
bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar. 2. Ruang lingkup objek
Pengaruh teknik Modelling dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar di SMP Negeri 08 Bandar Lampung.
3. Ruang lingkup subjek Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 08
Bandar Lampung. 4. Ruang lingkup wilayah
SMP Negeri 08 Bandar Lampung. Jl. Untung Suropati Gg. Bumimanti II Kampung Baru Kedaton Bandar Lampung.
5. Ruang lingkup waktu Ruang lingkup waktu penelitian ini dilakukan pada semester ganjil
20162017.
13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teknik Modelling 1. Pengertian teknik Modelling
Penggunaan teknik Modelling penokohan telah dimulai pada akhir tahun 50-an, meliputi tokoh nyata, tokoh melalui film, tokoh imajinasi
imajiner. Beberapa istilah yang digunakan adalah penohohan Modelling, peniruan initation, dan belajar melalui pengamatan obsevational learning.
Penokohan istilah yang menunjukkan terjadinya proses belajar yang melalui pengamatan obsevational learning terhadap orang lain dan perubahan terjadi
melalui peniruan. Peniruan imitation menunjukkan bahwa perilaku orang lain yang diamati, yang ditiru, lebih merupakan peniruan terhadap apa yang
dilihat dan diamati. Proses belajar melalui pengamatan menunjukkan terjadinya proses belajar setelah mengamati perilaku pada orang lain.
13
Menurut Albert Bandura Modelling merupakan belajar melalui observasi yang menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang teramati, menggeneralisir
berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses kognitif. Dalam hal ini klien dapat mengamati seseorang yang dijadikan modelnya untuk berprilaku
kemudian diperkuat dengan mencontohkan tingkah laku sang model. Bandura menyatakan bahwa belajar yang bisa diperoleh melalui pengalaman langsung
bisa pula diperoleh secara tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang ain beserta konsekuensi-kosekuensinya.
14
13
Gantika Komalasari dan Eka Wahyuni, Teori dan Teknik Konseling, Jakarta Barat: Indeks Penerbit, 2011, h 176
14
Arista Kiswantoro, Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Life Model Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Atlet Persinas Asad Kabupaten Kudus Tahun 2015, Online,
tersedia http:jurnal.umk.ac.id
. 13 Agustus 2016.