102 selayaknya  dikuasai  oleh  individu-individu  yang  mempunyai  kepribadian  yang
mantap.  Keterampilan  berkomunikasi  secara  efektif,  sikap  tenggang  rasa,  sikap saling memberi dan menerima, toleran, selalu mementingkan musyawarah untuk
mencapai  mufakat  secara  demokratis,  memiliki  rasa  tanggung  jawab  sosial dengan kemandirian yang kuat, semua itumerupakan arah pengembangan pribadi
yang  dapat  dicapai  dengan  diaktifkannya  dinamika  kelompok.  Dengan menggunakan  kelompok,  pembimbing  dan  konseli  akan  dapat  mengembangkan
sikap  sosial,  sikap  memeahami  peran  konseli  dalam  lingkungannya  menurut penglihatan  orang  lain  dalam  kelompok  itu  karena  ia  ingin  mendapatkan
pandangan baru tentang dirinya dari orang lain serta hubungannya dengan orang lain.
D.  Keterbatasan  Penelitian  dalam  teknik  Modelling  dalam  Bimbingan Kelompok .
Meskipun  teknik  Modelling  dalam  bimbingan  kelompok  dapat meningkatkan  kemandirian  belajar  peserta  didik,  dalam  penelitian  ini  mimiliki
keterbatasan yaitu pemimpin kelompok mengalami kesulitan dalam membangun keaktifan  anggota  kelompok,  karena  seluruh  anggota  kelompok  masih  terlihat
malu  dan  ragu-ragu.  Namun  hal  ini  dapat  teratasi  oleh  pemimpin  kelompok dengan perkenalan dan permainan. Selain keterbatasan itu, peneliti juga menemui
keterbatasan  yang  lain  yaitu  tidak  tersedianya  tempat  pelaksanaan  kegiatan bimbingan  kelompok  untuk  bisa  dimanfaatkan,  namun  ini  dapat  teratasi  dengan
memanfaatkan ruang kelas saat pagi yang tidak ada jam pelajaran.
103
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.  Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat dikatahui bahwa hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  kemandirian  belajar  peserta  didik  dapat
ditingkatkan  melalui  layanan  bimbingan  kelompok  dengan  teknik  Modelling. Dengan  perbedaan  Post-Test  kelompok  eksperimen  89,7  dan  Post-Test  kontrol
83,2  sedangkan  mean  Pre-Test  kelompok  eksperimen  57,7  dan  Pre-Test kelompok  kontrol  57,9.  Hal  ini  terbukti  dari  hasil  pengujian  hipotesis  yang
disajikan  dalam  program  SPSS  Statistics  22  pada  kelompok  eksperimen diperoleh t
hitung
= -18,014. dari hasil perolehan skor t
hitung
kemudian dibandingkan dengan harga t
tabel
0,05= 2, 262. Ketentuan t
hitung
≥ t
tabel
atau 18,014≥2,262, pada kelompok  eksperimen    hipotesis  yang  diajukan  diterima  sehingga  Ha  diterima
dan Ho ditolak. Ternyata hasil t
hitung
≥ t
tabel
artinya terdapat perbedaan signifikan antara skor kemandirian belajar peserta didik kelompok eksperimen sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan teknik Modelling dalam bimbingan kelompok. Pada  kelompok  kontrol  diperoleh  t
hitung
=    -14.940.  dari  hasil  perolehan skor  t
hitung
kemudian  dibandingkan  dengan  harga  t
tabel
0,05=  2,  262.  Ketentuan t
hitung
≥ t
tabel
atau -14.940 ≥2,262, pada kelompok  kontrol hipotesis yang diajukan
diterima sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Ternyata hasil t
hitung
≥ t
tabel
artinya terdapat perbedaan signifikan antara skor kemandirian belajar peserta didik pada