3.6.2 Uji Reliabilitas Data
Menurut Ghozali 2010:75 “Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS, butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: pertanyaan dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbanch Alpha 0,60”.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.
3.7.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Dalam permasalahan regresi, adanya uji asumsi klasik diperlukan karena dapat mempengaruhi bisa tidaknya kesimpulan suatu
analisis.
3.7.3. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal,
Universitas Sumatera Utara
yakni distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorv smirnorv. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5 0,05 maka jika nilai Asymp. Sig 2-tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang
dkk, 2010:91.
3.7.4. Uji Heteroskeditas
Menurut Erlina 2008:106, “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual pengamatan ke
pengamatan lain”. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Erlina 2007:108.
3.7.5. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti
terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Ghozali,2005:91
Universitas Sumatera Utara
Adanya multikolinearitas dapat diliht dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF. Batas tolerance value adalah 0,1 dan batasan VIF adalah 5,
dimana : 1. Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = terjadi multikolinearitas.
2. Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = tidak terjadi multikolinearitas.
3.8. Pengujian Hipotesis