Teknik Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

78 Berdasarkan tabel 16, persentase setiap indikator variabel hasil belajar matematika bangun ruang yaitu indikator menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana yang memiliki empat sub indikator seperti menentukan macam-macam bangun ruang sederhana sebesar 70,56, menentukan sisi-sisi bangun ruang sederhana sebesar 74,70, menentukan rusuk-rusuk bangun ruang sederhana sebesar 67,07, dan menentukan titik sudut bangun ruang sederhana sebesar 75,26. Persentase dari indikator menentukan jaring-jaring balok dan kubus yang memiliki dua sub indikator yaitu sub indikator menentukan jaring- jaring kubus sebesar 82,56 dan sub indikator menentukan jaring-jaring balok sebesar 62,56.

C. Teknik Analisis Data

1. Uji Pra Syarat a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan salah satu prasyarat menentukan jenis statistik yang digunakan untuk mengetahui korelasi variabel-variabel yang diteliti. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16 for windows dengan Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi 5. Data berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut. 79 Tabel 17. Hasil Uji Normalitas No. Variabel Asymp. Sig Signifikansi Keterangan 1. Motivasi Berprestasi 0,062 0,05 Normal 2. Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang 0,126 0,05 Normal Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan hasil signifikansi untuk variabel motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika bangun ruang masing-masing sebesar 0.062 dan 0,126, sehingga dapat disimpilkan bahwa sebaran data kedua variabel penelitian ini normal karena nilai Asymp. Sig dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,00. b. Uji Linieritas Uji lineritas digunakan untuk menguji apakah hubungan dua variabel linear atau tidak. Proses uji normalitas dilakukan melalui test of linearity dengan bantuan program SPSS versi 16 for windows. Hubungan kedua variabel liniar jika nilai signifikansi pada kolom deviation from linearity 0,05. Hasil pengujian linieritas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Hasil Uji Linieritas No Variabel Signifikansi dari linierity Signifikansi dari deviation fromlinierity Kesimpulan 1. Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang 0,000 0,487 Linier Berdasarkan tabel 18 tersebut, dapat dilihat bahwa signifikansi dari linierity 0,000 0,005 dan signifikansi dari 80 deviation fromlinierity 0,487 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika bangun ruang adalah linier. Persamaan linier dari kedua variabel tersebut dapat dilihat dari tabel hasil uji regresi linier terlampir sehingga diperoleh persamaan linier sebagai berikut Y= 5,823 + 0,402X. Dari persamaan linier tersebut dapat digambarkan dalam kurva kartesius sebagai berikut. Gambar 13. Kurva Kartesius Linieritas Kedua Variabel Keterangan: X= Motivasi Berprestasi Y= Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang 81 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis asosiatif. Hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Hipotesis yang diajukan yaitu: ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika bangun ruang siswa kelas IV SD Negeri se-Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 19. Hasil Uji Coba Hipotesis Korelasi r hitung Taraf Signifikansi Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang 0,679 0,000 Berdasarkan tabel 19, dapat diketahui bahwa nilai r hitung sebesar 0,679. Hal tersebut berarti semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, maka hasil belajar matematika bangun ruangnya juga semakin tinggi. Nilai r hitung juga menunjukkan nilai positif, artinya terjadi hubungan yang positif antara kedua variabel. Selanjutnya r hitung dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,1406 dengan taraf signifikansi 5. Ternyata nilai r hitung lebih besar dari r tabel , sehingga Ho ditolah dan Ha diterima. Selain membandingkan r hitung 82 dengan r tabel , peneliti juga melihat hasil analisis dari program SPSS versi 16 for windows. Dari hasil analisis program SPSS versi 16 for windows didapatkan taraf signifikansi sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel signifikan karena taraf signifikansinya kurang dari 0,05 yaitu 0,000 0,05. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika bangun ruang siswa kelas IV SD Negeri se-Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo. Dari hasil tersebut, kemudian diinterpretasikan dengan tabel pedoman koefisien korelasi seperti pada tabel 20 berikut. Tabel 20. Pedoman untuk Memberikan Intrepretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkatan Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Berdasarkan tabel 20, maka nilai koefisien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang kuat antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika bangun ruang. Hal ini karena nilai koefisien korelasi 0,679 terletak pada rentang 0,60-0,799.

D. Pembahasan