Efek Antibakteri Ekstrak Bahan Dengan Metode Difusi Cara Pengukuran Zona Bening Efek Antibakteri Ekstrak Bahan Dengan Metode Perhitungan Koloni Bakteri

Gambar 23. Media yang sudah siap

4.5.3.4 Pembiakan Spesimen

Fusobacterium nucleatum yang digunakan adalah spesimen stem sel Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 yang dibiakkan secara murni pada media BHI dalam suasana anaerob hingga didapatkan pertumbuhan yang sehat yang berarti bahwa bakteri tumbuh subur. Ambil tabung yang sudah disterilkan kemudian masukkan 10ml BHI Brot setelah itu 100µl bakteri kemudian divortex secara perlahan agar bakteri dapat menyatu dengan bahan. Tutup atas tabung dengan kapas kemudian masukan tabung ke dalam wadah setelah itu isi wadah tersebut dengan gas CO 2 selama 1 menit dalam posisi wadah tertutup. Pengisian gas dimaksudkan untuk menciptakan suasana wadah menjadi anaerob agar bakteri dapat tumbuh. Setelah 1 menit hentikan pengisian gas yang diikuti dengan pencabutan selang dari wadah setelah itu tutup rapat wadah kemudian masukkan wadah kedalam inkubator.

4.5.3.5 Efek Antibakteri Ekstrak Bahan Dengan Metode Difusi

Menggunakan Cakram Biakan bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah fusobacterium nucleatum. Sebanyak 1-2 ose dari biakan murni yang telah dikultur dan disuspensikan dengan menggunakan larutan BHI Brot sampai diperoleh kekeruhan yang diinginkan, kemudian suspensi diusapkan merata dengan kapas lidi steril pada media dalam cawan petri. Diperlukan 6 cawan petri untuk ekstrak batang kemuning berisi 3 buah cakram kosong yang ditetesi masing-masing 10 mikro liter ekstrak 1 2,5 5 7,5 20 dan juga kontrol. Lalu media diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Ekstrak bahan dikatakan efektif apabila zona bening terbentuk.

4.5.3.6 Cara Pengukuran Zona Bening

Zona bening yang terbentuk diukur dua kali, pengukuran berdasarkan garis tengah diagonal, dan hasilnya direratakan. Pengukuran zona bening dengan kaliper. Gambar 24. cara mengukur zona hambat bakteri pada media BHI setelah 24 jam pengamatan. D1 diameter zona terang D2 diameter zona terang Cakram berisi ekstrak sampel Cakram Zona hambat = D1+D2 2 2 Media BHI yang sudah disuspensikan bakteri

4.5.3.7 Efek Antibakteri Ekstrak Bahan Dengan Metode Perhitungan Koloni Bakteri

Pada percobaan ini dilakukan penghitungan jumlah koloni menggunakan metode Drop Plates Miles Mesra yaitu setiap konsentrasi ekstrak etanol batang Kemuning Murraya Paniculata setelah diinkubasi dalam waktu 3 jam dan 6 jam, kemudian diteteskan dalam petri yang sudah diberi label. Setelah diteteskan lakukan perataan cairan dengan menggunakan plat besi yang dihangatkan pada setiap kali percobaan. Setelah mengering dimasukkan kedalam wadah yang akan diisi oleh gas CO 2 kemudian diinkkubasi dalam inkubator dengan suhu 37 o C selama 24 jam. Jumlah koloni bakteri dihitung dengan prinsip satu sel bakteri hidup bila dibiakkan pada media padat akan tumbuh menjadi satu koloni bakteri. Apabila bentuk koloni melebar dianggap berasal dari satu koloni, bila bentuknya dua koloni bersinggungan dianggap sebagai dua koloni. Setelah dihitung jumlah koloni bakteri pada masing-masing tetesan, dikalikan dengan faktor pengenceran dan faktor pengali. Oleh karena pada penelitian konsentrasi yang dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri merupakan konsentrasi awal sebelum dilakukan dilusi maka faktor pengenceran dikali 1. Selain itu karena pada penetesan suspensi bahan coba dan bakteri pada media padat sebanyak 50 µl, maka hasil perhitungan harus dikali dengan faktor pengali 20 untuk mendapatkan hasil standar CFUml.

4.6 Pengolahan dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

39 299 83

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

9 130 100

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

3 56 72

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium Nucleatum (Penelitian InVitro)

12 103 68

Efektifitas Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Pertumbuhan Fusobacterium nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

9 134 70

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernoniaamygdalina) Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar Terhadap Enterococcus Faecalis(Secarain Vitro)

21 182 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

0 0 14

EFEK ANTIBAKTERI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG KEMUNING (MURRAYA PANICULATA) TERHADAP FUSOBACTERIUM NUCLEATUM SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF MEDIKAMEN SALURAN AKAR GIGI (IN VITRO)

0 0 15