35
Adapun sistem pewarisan dalam hukum adat Batak Toba yaitu :
61
1. Sistem pewarisan individual Di tanah Batak pada umumnya berlaku sistem pewarisan individual ini, yaitu
harta warisan terbagi-bagi kepemilikannya kepada masing-masing ahli waris. Salah satu kelebihan sistem pewarisan ini adalah dengan adanya pembagian
terhadap harta warisan kepada masing-masing ahli waris maka mereka bebas untuk menentukan kehendaknya terhadap bagian warisan itu.
2. Sistem pewarisan mayorat laki-laki Selain pewarisan individual ada juga sebagian masyarakat yang meng-
gunakan sistem pewarisan mayorat laki-laki, yaitu sistem pewarisan yang menentukan bahwa harta warisan seluruhnya dikuasai dan dipelihara oleh
anak laki-laki sulung.
3. Sistem pewarisan minorat laki-laki Selain anak sulung, anak bungsu laki-laki juga dapat diberi kepercayaan untuk
menguasai dan memelihara harta warisan peninggalan orang tuanya, misalnya ia yang paling lama tinggal di rumah warisan orang tuanya, dengan demikian
ia merupakan orang yang menjaga dan dan memelihara rumah warisan tersebut.
Sistem pewarisan pada masyarakat Batak berdasarkan pada masyarakat yang unilateral-patrilineal
62
sehingga pada masyarakat Batak Toba laki-laki mempunyai kedudukan paling penting dalam meneruskan silsilah dan keturunan keluarga, karena
laki-lakilah yang dapat menurunkan marga bagi keturunannya.
63
1. Harta dalam Perkawinan Adat Batak Toba
Pada masyarakat Batak Toba dikenal adanya pemberian harta kekayaan orangtua kepada anaknya, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Harta
kekayaan yang diberikan orangtua dapat berasal dari harta bawaan yang dibawa orangtua laki-laki atau perempuan sebelum melangsungkan perkawinan maupun harta
61
Ibid, hal 15-16
62
Djaren Saragih, Op.cit, hal 16 artinya bahwa setiap anak yang lahir laki-laki maupun
perempuan dengan sendirinya mengikuti clan ayah, dan yang dapat meneruskan marga dan silsilah seorang ayah adalah anak laki-laki.
63
Ibid, hal 17
Universitas Sumatera Utara
36
yang diperoleh selama menikah. Harta kekayaan tersebut dapat berupa sawah dan ladang hauma, kebun porlak, rumah bagas, emas, uang hepeng dan binatang
peliharaan pinahan.
64
Dilihat dari sumbernya, maka harta kekayaan ini bersumber dari:
65
a. Harta kekayaan yang dibawa oleh masing-masing pihak. Harta kekayaan yang dibawa oleh masing-masing pihak ini terdiri dari:
1 Harta yang diperoleh pihak laki-laki dari orangtuanya sendiri sebagai modal
panjaean. Pada saat laki-laki berpisah rumah dengan orangtuanya maka biasanya orangtua itu memberi modal pertama, agar mereka dapat berdiri
sendiri. Karena pada permulaan rumah tangga baru itu biasanya belum mempunyai peralatan-peralatan rumah tangga. Walaupun ada orangtua yang
tidak sampai hati memberikan sedikit sebagai modal manjae bagi anaknya sendiri.
2 Harta kekayaan yang dibawa oleh si wanita yang merupakan pemberian dari
ayahnya yang disebut pauseang. Biasanya si wanita yang mau kawin membawa barang dari keluarganya, berupa barang-barang keperluan rumah
tangga, barang-barang perhiasan emas, dan kadang-kadang sawah.
Selain pemberian moral pauseang, terdapat pula beberapa jenis pemberian orangtua lain kepada anak perempuan, yaitu sebagai berikut :
66
a Indahan arian adalah pemberian sebidang sawah oleh seorang ayah kepada
anak perempuan yang sudah melangsungkan perkawinan yang dilakukan apabila telah lahir anak dari perkawinan tersebut. Indahan arian dasarnya
adalah pemberian seorang kakek kepada cucunya yang telah lahir melalui ibunya.
b Batu ni assimun, yaitu berupa hewan piaraan dan emas yang diberikan oleh
seorang ayah kepada anak perempuannya yang sudah mempunyai anak. Jadi seolah-olah hadiah bagi cucunya.
c Dondon Tua adalah pemberian berupa sawah oleh seorang ayah kepada
perempuannya untuk kemudian dapat diberikan kepada cucunya apabila telah dia meninggal dunia.
64
Ibid, hal 82
65
Ibid
66
Ibid, hal 84
Universitas Sumatera Utara
37
d Punsutali adalah pemberian seorang ayah kepada cucunya yang paling besar
dari anak perempuannya. Pemberian ini merupakan pemberian terakhir dan baru dapat diterima oleh anak perempuan tersebut apabila ayahnya meninggal
dunia.
b. Harta yang diperoleh bersama selama perkawinan. Harta ini mereka dapat pada umumnya setelah mereka manjae. Harta
kekayaan ini terdiri dari:
67
1. Harta yang didapatkan atas hasil jerih payah suami istri berdua. Pengadaan harta ini dengan sendirinya tergantung dari keuletan dan kerajinan mereka
berdua selama perkawinan. Seandainya mereka bekerja dengan rajin dan ulet, maka harta ini akan terkumpul lebih banyak.
2. Harta yang diperoleh dari keluarga masing-masing, selama perkawinan berjalan. Ada kemungkinan ayah si laki-laki itu pada waktu manjae baru
memberikan sebagian. Kemudian setelah beberapa lama mereka manjae ayah si laki-laki itu memberikan sebagian lagi. Di samping itu ada kemungkinan
seorang laki-laki menerima bagian warisan yang menjadi haknya, baik dari keluarganya, maupun dari ayahnya sendiri.
Demikianlah harta yang diterima oleh kedua suami istri itu, sejak mereka manjae, dan sepanjang perjalanan perkawinan mereka. Semua harta ini akan
dipergunakan sebagai modal keluarga untuk kelangsungan hidup mereka beserta keturunannya.
2. Subyek dan Obyek Hukum dalam Hukum Waris Adat Batak Toba