15
2. Bagaimana perkembangan hak waris anak perempuan dan janda dalam hukum adat keluarga adat Batak Toba dewasa ini ?
3. Bagaimana sikap Mahkamah Agung di dalam menentukan hak mewaris anak perempuan dan janda terhadap harta peninggalan ?
Kemudian pada tahun 2008, Tiorista, NIM 067011100, mahasiswa Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara pernah melakukan
penelitian juga mengenai Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi di Kecamatan Panguruan-Kabupaten Samosir
yang membahas : 1. Bagaimanakah struktur kekerabatan masyarakat Batak Toba dalam kaitannya
dengan kedudukan anak perempuan di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir?
2. Bagaimanakah kedudukan anak perempuan dalam hukum waris pada masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir ?
3. Apakah ada pergeseran sistem pembagian harta warisan dalam masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir ?
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Teori merupakan suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dalam pengalaman empiris, sehingga teori tentang ilmu
merupakan penjelasan rasional yang sesuai dengan objek penelitian dijelaskannya dan
Universitas Sumatera Utara
16
untuk mendapat verifikasi, maka harus didukung oleh data empiris yang membantu dalam mengungkapkan kebenaran.
29
Penelitian ini adalah penelitian yang menyangkut masalah sosial dalam penerapannya dapat menjadi suatu penelitian hukum, sebab penelitian ini berdasarkan
penelitian lapangan yang dilihat secara empiris dalam kerangka acuan hukum yaitu Hukum Waris Adat yang hidup dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat itu sendiri.
30
Teori yang digunakan sebagai pisau analitis dalam penelitian ini adalah teori Sociological Jurisprudence. Teori Sociological Jurisprudence adalah teori yang
mempelajari pengaruh hukum terhadap masyarakat dan sebagainya dengan
pendekatan dari hukum ke masyarakat, hukum yang dipergunakan sebagai sarana pembaharuan dapat berupa undang-undang dan yurisprudensi atau kombinasi
keduanya dan yang menjadi inti pemikiran dalam sociological jurisprudence adalah hukum yang baik adalah hukum yang hidup di dalam masyarakat sebab jika ternyata
tidak maka akibatnya secara efektif akan mendapat tantangan.
31
Teori ini dikemukan oleh Roscoe Pound yang menyatakan bahwa “ terdapat perbedaan antara hukum positif disatu pihak dengan hukum yang hidup didalam
masyarakat dipihak lain yang mana perkembangan hukum itu tidak hanya terletak
29
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung:CV. Mandar Maju, 1994, hal 27
30
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada 1988, hal 16
31
R.Otje Salman, Ikhtisar Filsafat Hukum, Bandung: Armico Cetakan Ke 3, 1999, hal 52
Universitas Sumatera Utara
17
pada undang-undang, ilmu hukum ataupun putusan hakim tetapi pada masyarakat itu sendiri.”
32
Kesadaran hidup dalam masyarakat adalah nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat tentang hukum yang meliputi pemahaman, pemghayatan, dan kepatuhan
atau ketaatan pada hukum, agar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat keseimbangan antara keinginan untuk mengadakan pembaharuan hukum perundang-
undangan dengan kesadaran untuk memperhatikan kenyataan yang hidup dalam masyarakat dengan memperhatikan hukum yang hidup living law dalam masyarakat
tersebut.
33
Bahwa masyarakat Batak Toba khususnya yang sudah merantau ke perkotaan dan berpendidikan, selain dari pengaruh Hukum Perdata Nasional yang dianggap
lebih adil bagi semua anak dan adanya persamaan hak antara anak laki-laki dan perempuan maka pembagian warisan pada saat ini sudah mengikuti kemauan dari
orang yang ingin memberikan warisan. Adanya perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat adat inilah diantaranya
mengakibatkan pembagian warisan tidak lagi banyak dilakukan lagi secara hukum adat, walaupun masih ada pembagian warisan tersebut dilakukan berdasarkan hukum
adat yang berlaku, hal ini juga didukung dengan persamaan kedudukan dalam hukum antara wanita dengan pria yang dapat dilihat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu
dalam Pasal 27 ayat 1 menyatakan, segala warga negara bersamaan kedudukannya
32
W.Friedmann, Legal Theory, Terjemahan Muhammad Arifin: Teori dan Filsafat Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada Cetakan II,1994, hal 191
33
Ibid, hal 191
Universitas Sumatera Utara
18
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal ini berarti menjamin persamaan kedudukan
antara pria, wanita di muka hukum dan di dalam segala peraturan perundangan.
34
Di samping itu didukung dengan azas kesamaan dalam Hukum Waris Nasional. Menurut
Hilman Hadikusuma azas kesamaan hak sesuai dengan perkembangan masyarakat yang modern, terutama bagi keluarga-keluarga yang telah maju dan bertempat tinggal
di kota-kota dimana alam pikirannya cendrung pada sifat-sifat yang individualistis telah mempengaruhi dan ikatan kekerabatan sudah mulai renggang.
35
2. Konsepsi