2 kelihatan pasif. Berulang kali penjelasan diberikan namun hanya ada beberapa
siswa yang mau menanggapi dan mau mengajukan pertanyaan. 1. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan hal tersebut maka guru minta bantuan kepada kepala sekolah dan teman sejawat untuk berdiskusi mengidentifikasi
kekurangan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi selama pembelajaran yaitu :
1. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi ajar. 2. Rendahnya keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran.
3. Rendahnya hasil belajar siswa. 2. Analisis Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, peneliti mengadakan analisis merumuskan masalah yang terjadi dalam
pembelajaran tersebut melalui refleksi diri, kajian literatur dan diskusi dengan teman sejawat. Bahwa kemungkinan faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika adalah : 1. Proses pembelajaran kurang menyenangkan.
2. Penyampaian materi kurang jelas. 3. Penggunaan metode tidak tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1. Apakah dengan metode diskusi dapat merespon siswa terhadap pembelajaran Matematika kelas VI dengan Konsep Dasar Operasi
hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga? 2. Apakah dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran Matematika kelas VI dengan Konsep Dasar Operasi hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan guru melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk :
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar.
3 2. Meningkatkan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran berlangsung.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai kepentingan, antara lain :
1. Sebagai bahan untuk Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya dan sebagai referensi.
2. Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, serta menumbuhkan sikap kritis terhadap kinerja gurunya.
3. Membantu guru memperbaiki kinerjanya, mengembangkan diri secara profesional dan meningkatkan rasa percaya diri dalam pembelajaran.
4. Membantu sekolah untuk mempercepat mengatasi masalah dan mempercepat pengembangan sekolah terutama dalam hal mutu dan
kualitas pendidikan. 5. Membantu sekolah untuk mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pembelajaran Matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dasar yang telah
berkembang pesat baik materinya maupun kegunaanya. Oleh karena itu
4 maka setiap upaya penyusunan kembali atau penyempurnaan kurikulum
Matematika sekolah perlu mempertimbangkan perkembangan- perkembangan tersebut, pengalaman di masa lalu dan kemungkinan di
masa depan. Yang dimaksud Matematika sekolah adalah Matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan menengah. Matematika sekolah terdiri
atas bagian-bagian Matematika yang dipilih untuk menumbuh kembangkan kemajuan-kemajuan dan membentuk pribadi siswa serta
berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berarti Matematika sekolah tidak dapat dipisahkan dari ciri-ciri yang
dimiliki Matematika. Dua ciri penting dari Matematika adalah memiliki objek kejadian yang abstrak dan berpola pikir dedukatif dan konsisten.
Depdikbud RI, 1991 ; 61. Fungsi Matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur
masukan instrumental yang memiliki objek dasar abstrasi dan berlandaskan kebenaran konsistensi dalam setiap sistim proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebenaran konsistensi yang dimaksud adalah kebenaran suatu pernyataan tertentu yang didasarkan
pada kebenaran-kebenaran terdahulu yang diterima. Sejalan dengan fungsi Matematika sekolah di atas, maka tujuan
umum diberikannya Matematika pada jenjang pendidikan dasar adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan
dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui penilaian secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif serta mempersiapkan
siswa agar dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Sedangkan tujuan khusus pembelajaran Matematika di sekolah dasar adalah menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan
berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan siswa,
mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, dan membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif serta
disiplin.
5 Adapun ruang lingkup materi pelajaran Matematika di sekolah
dasar adalah aritmatika, pengantar aljabar, geometri, pengukuran dan kajian data atau pengantar statistika. Dalam proses pembelajaran,
penekanan Matematika dititik beratkan pada penguasaan bilangan termasuk berhitung. Untuk penelitian pembelajaran ini, guru mengajukan
Pokok Bahasan Operasi hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga, dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi. Selain sesuai
dengan karakteristik materi pelajaran, juga dapat membangkitkan motifasi siswa untuk belajar kritis, logis, cermat dan kreatif. Disamping itu, metode
pelajaran diskusi dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada studi pembelajaran pada proses studi pendahuluan.
2. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu penguasaan bahan ajar atau materi
pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh untuk memecahkan suatu masalah.
Melalui metode ini berbagai keterampilan seperti bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan dapat dikembangkan dalam diri peserta
didik. Tim penatar Propinsi Jawa Tengah, 1987 ; 82. Metode diskusi sering digunakan dalam pembelajaran kelompok. Metode diskusi
merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problem atau pertanyaan yang harus diselesaikan
berdasarkan pendapat atau keputusan bersama. Udin S Winata Putra, 2004 : 419 dalam Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Universitas Terbuka.
Menurut pendapat Udin S Winata Putra 2004 ; 420 ada beberapa karakteristik metode pembelajaran diskusi dalam hubungannya dengan
pengalaman belajar yaitu : 1. Karakteristik
a. Bahan pelajaran dengan tajuk permasalahan atau persoalan. b. Adanya pembentukkan kelompok
c. Ada yang mengatur pembicaraan. d. Aktivitas siswa berpendapat.
e. Mengarah pada suatu kesimpulan. f. Guru lebih berperan sebagai pembimbing atau moderator.
6 g. Siswa sebagai subyek dengan obyek.
h. Melatih sistematika logika atau berpikir. i. Melatih bahasa lisan.
2. Pengalaman Belajar a.
Pemahaman terhadap persoalan. b.
Belajar bersama Cooperating Learning c.
Pemahaman pendapat orang lain. d.
Pembentukkan rasa solidaritas. e.
Pemahaman terhadap pengambilan keputusan. f.
Menerapkan cara penyelesaian persoalan. g.
Menerapkan cara menyampaikan pendapat. Sedangkan keunggulan dan kelemahan metode diskusi.
1. Keunggulan a. Siswa dapat bertukar pikiran.
b. Siswa dapat menghayati persoalan. c. Merancang siswa untuk berpendapat.
d. Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab atau solidaritas. e. Membina kemampuan berbicara.
f. Siswa belajar memahami pikiran orang lain.
g. Memberikan kesempatan belajar.
2. Kelemahan a. Memerlukan waktu yang relatif lama.
b. Apabila siswa tidak memahami konsep belajar, diskusi tidak efektif.
c. Terdapat perbedaan kemampuan perbendaharaan bahasa. d. Apabila guru tidak dapat membimbing, maka diskusi tidak akan
bisa berjalan. Prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
sebagai berikut : 1.
Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran.
7 2.
Mengidentifikasi masalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan lebih dahulu.
3. Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah.
4. Penyusunan laporan oleh masing-masing kelompok.
5. Presentasi oleh masing-masing kelompok dengan
pembahasan oleh kelompok lainnya. Disamping penguasaan guru terhadap prosedur penggunaan metode
pembelajaran diskusi, masih ada beberapa kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan diskusi, yaitu :
1. Mampu memecahkan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dengan mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan.
3. Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.
4. Mampu mengelola pembelajaran melaui diskusi. 5. Menguasai permasalahan yang didiskusikan.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan guru untuk menunjang pelaksanaan diskusi :
1. Memiliki motivasi, perhatian dan amanat dalam berdiskusi. 2. Mampu melaksanakan diskusi.
3. Mampu belajar secara bersama. 4. Mampu mengeluarkan ispiran atau pendapat.
5. Mampu memahami pendapat orang lain. 3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Nana Sujana dalam Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar 1985 : 19, Bandung : Sinar Mas adalah suatu
keberhasilan yang dicapai oleh seseorang murid setelah mengikuti program dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan WJS Purwodarminto 1988 : 700 berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh suatu pelajaran yang lainnya ditunjukkan dengan nilai ulangan harian atau angka yang diberikan oleh guru.
8 Demikian pula menurut Dewa Ketut Sukardi 1983 : 101 prestasi
belajar adalah taraf prestasi yang dicapai dari bermacam-macam mata pelajaran yang diikuti. Hal ini dapat diteliti dari nilai-nilai dalam rapor
setiap semester atau nilai ujian tiap tingkat sekolah yang dilaluinya. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan nilai atau angka, nilai diberikan guru setelah siswa menempuh mata pelajaran dalam kurun waktu tertentu dan nilai prestasi belajar dapat
dilihat dalam rapor atau surat tanda kelulusan. Untuk mencapai prestasi belajar atau hasil pembelajaran yang
optimal ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut S Nasution 1982 : 38, faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran siswa adalah
bakat untuk mempelajari sesuatu, mutu pembelajaran, kesungguhan untuk memahami pelajaran, ketekunan dan waktu yang tersedia untuk belajar.
Dalam penelitian ini, prestasi belajar atau hasil pembelajaran yang dimaksud adalah nilai atau angka yang diperoleh siswa pada waktu
mengikuti ulangan harian, baik ulangan pendahuluan, siklus I, siklus II maupun siklus III, adalah proses pembelajaran yang terakhir dilaksanakan
oleh guru.
B. Kerangka Berpikir